Berita Viral
Sedihnya Ratusan Siswa Bekasi Gagal Study Tour, Uang Digondol EO, Ortu Minta Sekolah Tanggung Jawab
Kasus penipuan terhadap para siswa yang akan study tour kembali terjadi. Kali ini peristiwa itu terjadi di Bekasi.
TRIBUNJATIM.COM- Kasus penipuan terhadap para siswa yang akan study tour kembali terjadi.
Kali ini peristiwa itu terjadi di Bekasi.
Tepatnya di MAN 1 Kota Bekasi.
Mereka gagal study tour karen ditipu oleh EO.
Dilansir dari Kompas.com, ratusan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Bekasi menelan kekecewaan usai gagal berangkat study tour sekaligus perpisahan ke Yogyakarta.
Mereka gagal berangkat lantaran pihak event organizer (EO) Jogja Holiday Centre diduga melakukan penipuan. Padahal, EO bersangkutan sudah menerima uang.
Karena itu, pihak sekolah bersama wali murid melaporkan pemilik Jogja Holiday Centre ke Polsek Bekasi Utara atas dugaan penipuan dan penggelapan.
EO itu dituntut pihak sekolah secara perdata.
Baca juga: Gaya Hidup Mewah Rihana Rihani Si Kembar Penipuan iPhone Diungkap Satpam, Sikap ke Tetangga Beda
Kronologi
Mulanya 288 siswa MAN 1 Kota Bekasi berencana melakukan study tour sekaligus perpisahan ke Yogyakarta.
Ada lima EO yang mencoba memberikan penawaran. Kemudian terpilihlah EO Jogja Holiday Centre (JHC) yang menawarkan berbagai fasilitas.
EO JHC Hotel Bintang 4, wisata Lava Tour, Tubing Klaten, Malioboro, sampai kunjungan ke Universitas Gadjah Mada (UGM).
Setelah kesepakatan, siswa MAN 1 rencananya berangkat ke Yogyakarta pada 28 Mei 2023.
Namun, pihak EO melakukan pembatalan secara sepihak dan menunda keberangkatan menjadi 3 Juni 2023.
"Jadi H-1 pihak EO membatalkan secara sepihak. Waktu itu kami akhirnya panggil pihak EO, kami musyawarah dengan pihak EO alasannya (gagal berangkat pertama) sangat subyektif, menurut kami enggak masuk akal," kata kuasa hukum MAN 1 Bekasi, Samsudin saat ditemui di Bekasi Utara, Jumat (9/6/2023).
Pada akhirnya, pihak EO meminta waktu sampai 8 Juni 2023, tetapi mereka kembali ingkar janji.
"Mereka meyakinkan pasti berangkat, seluruh persiapan akan dipersiapkan dari 28 Mei sampai 8 Juni, tapi ternyata tanggal 8 juga ingkar janji," kata Samsudin.
Siswa telah bayar Rp 2 juta Padahal, kata Samsudin, 288 siswa telah lunas membayar Rp 2 juta sesuai dengan iuran yang ditetapkan bersama EO.
"Ada 288 siswa, untuk biayanya per siswa itu Rp 1,999 juta," ujarnya. Samsudin menuturkan, setiap anak membayar uang iuran itu kepada wali kelas mereka. Kemudian disetor ke EO.
"Masing-masing kelas mengumpulkan iuran gitu ya. Iuran itu memang dipegang oleh wali kelas, kemudian disetor oleh guru yang ditunjuk," katanya.
Menurut keterangan Samsudin, pihak EO telah menerima uang sebesar Rp 474 juta, tetapi tidak kunjung memberangkatkan para siswa.
Kondisi 288 siswa SM (43), orangtua salah satu siswa, mengatakan, para siswa langsung menangis ketika mereka mengetahui gagal berangkat.
Pasalnya, para siswa telah mempersiapkan segala kebutuhan liburan mereka dari jauh-jauh hari.
Terlebih lagi, selama hampir dua tahun pandemi Covid-19, mereka tidak diperbolehkan untuk jalan-jalan.
"(Kondisi anak) ketika gagal berangkat kemarin nangis semuanya, agak sedikit murung karena udah di-prepare (dipersiapkan)," kata SM.
SM menyampaikan harapan dari para orangtua yang ingin pihak sekolah juga turut bertanggung jawab.
"Pihak sekolah juga harus bertanggung jawab. Karena EO itu enggak mungkin bisa masuk kucluk-kucluk (tiba-tiba) ke sekolah kalau enggak ada (izin) pihak sekolah," kata dia.
Laporkan ke polisi Dalam laporan ke polisi, pihak sekolah melampirkan bukti untuk memperkuat laporan, termasuk bukti pihak EO telah menerima uang sebesar Rp 474 juta.
"Pertama, proposal penawaran dari pihak EO, terus yang kedua, juga kami punya kuitansi uang yang diterima yang sebesar Rp 474 juta sekian," ujar Samsudin.
"Ketiga, surat perjanjian bersama untuk penyelenggaraan study tour ini sama nanti saksi-saksi menyusul," tambahnya.
MAN 1 Kota Bekasi melaporkan pihak EO secara perdata dugaan penipuan serta penggelapan uang. "Saya semalam resmi sudah melaporkan ke Polsek Bekasi Utara terkait dengan dugaan tindak pidana penipuan serta penggelapan," ujar Samsudin.
Samsudin mengatakan, mereka akan terus mendampingi proses hukum sampai setiap siswa kembali mendapatkan hak mereka.
Sebelumnya kasus serupa juga pernah terjadi di kota lain.
Nasib ratusan siswa SMA di Bandung mau study tour berujung pilu.
Rencana gagal lantaran uang study tour ditilep alias dibawa kabur oknum marketing penyedia jasa wisata.
Jumlah uang dibawa kabur tergolong besar yakni Rp 400 juta.
Dilansir dari Kompas.com, SMA Negeri 21 Bandung, Jawa Barat dijadwalkan menggelar karya wisata atau study tour ke Yogyakarta Rabu (24/5/2023) hingga Jumat (26/5/2023) lalu.
Namun study tour 320 siswa tersebut batal berangkat karena uang Rp 400 juta milik siswa diduga dibawa kabur dan tidak disetorkan ke perusahaan penyedia jasa wisata dan transportasi.
Ketua OSIS SMA Negeri 21 Bandung Fazha Raditya Gibran menjelaskan, awalnya pada bulan Maret lalu sekolahnya mengumumkan akan mengadakan kegiatan study tour ke Yogyakarta untuk siswa kelas 11 IPA dan IPS.
Setiap siswa kemudian dibebankan biaya sebesar Rp 1.300.000.
"Karya wisatanya sudah diagendakan sejak dua bulan sebelumnya, tujuannya ke Yogyakarta," jelas Fazha, dikutip dari Kompas.com.
Sebanyak 320 siswa membayar biaya study tour ini dengan total jumlah uang yang terkumpul mencapai lebih dari Rp 400 juta.
Namun, hingga hari keberangkatan, ratusan siswa yang telah membayar tidak jadi berangkat.
"Kita dapat kabarnya kalau acara ini bakal di-reschedule," kata Fazha.
Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan SMA Negeri 21 Bandung, Lilis Komariah mengatakan, pihaknya diduga menjadi korban penipuan.
Seorang oknum pegawai PT Grand Travelling Indonesia, perusahaan penyedia jasa wisata diduga membawa kabur uang study tour tersebut.
"Yang jelas ada oknum tertentu dan yang jelas travel itu enggak ada masalah," kata Lilis.
Pihak SMA Negeri 21 Bandung juga telah melaporkan kasus dugaan penipuan dan penggelapan uang tersebut ke kepolisian.
"Insya Allah sudah beres, sudah tertangani pihak polisi, sudah masuk laporannya," tuturnya.
Lilis mengatakan, SMAN 21 Bandung juga tetap akan memberangkatkan para siswa ke Yogyakarta tanpa memungut biaya lagi.
Perjalanan tersebut diagendakan pada 14 Juni-16 Juni 2023 setelah penilaian akhir tahun.
Salah satu manager di PT Grand Travelling Indonesia, Jimmi Tanumiharja agen perjalanan yang bekerja sama dengan SMAN 21 Bandung buka suara.
Pihaknya menyatakan pihak agen perjalanan tidak pernah menerima uang pelunasan pembayaran biaya study tour dari SMA 21 Bandung.
Padahal sebelumnya keduanya sudah menandatangani MoU kerja sama perjalanan study tour ke Yogyakarta.
"Pada waktu MoU tour, telah dijelaskan bahwa untuk pembayaran harus ke rekening perusahaan dan sekolah memberikan tanda jadi ke travel Rp 10 juta melalui rekening yang ditunjuk," kata Jimmy.
Namun uang sisa pelunasan tidak kunjung masuk ke rekening perusahaan mendekati hari pelaksanaan kegiatan.
Belakangan diketahui, SMA Negeri 21 Bandung selama ini membayar lewat salah satu marketing PT Grand Travelling Indonesia berinisial ICL.
"Dari bendahara (SMA Negeri 21 Bandung) ternyata transfer langsung ke orang ini. Orang ini marketing freelance," lanjut Jummy.
Tidak merasa pernah ada pelunasan biaya, PT Grand Travelling Indonesia mengira perjalanan tersebut batal.
"Atas dasar hal tersebut, otomatis travel tidak bisa menjalankan tur karena memang Kamis tidak pernah menerima pembayarannya," ujar dia.
Pihaknya menyayangkan tindakan pihak SMA Negeri 21 yang mengirimkan uang ke ICL.
Padahal menurutnya, telah disepakati bahwa pembayaran dikirimkan melalui rekening perusahaan.
"Berarti pihak sekolah menyalahi MoU kesepakatan pembayaran dan jumlah uangnya yang juga waktu kami klarifikasi nilainya belum jelas," ujar dia.
Jimmy berharap kasus ini cepat selesai ditangani oleh pihak kepolisian.
Sementara itu, polisi menangkap pelaku yang membawa kabur uang study tour Rp 400 juta SMA di Bandung, Jawa Barat.
Saat dikonfirmasi, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, pelaku penipuan dan penggelapan tersebut telah berhasil diamankan.
Saat ini, pelaku sedang menjalani pemeriksaan di Mapolsek Buah Batu.
"Tersangka sudah diamankan oleh Polsek Buah Batu. Nanti lebih lengkap pas realease, masih dilakukan pemeriksaan," ujar Budi, kepada Kompas.com, Kamis (25/5/2023).
Pihaknya belum dapat menjelaskan saat ditanya lebih lanjut terkait identitas dan waktu penangkapannya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
penipuan terhadap para siswa
MAN 1 Kota Bekasi
Bekasi
Jogja Holiday Centre
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita viral terkini
Fakta-fakta Viral Menu MBG Isi Kacang Rebus dan Roti, Siswa Pernah Dapat Salak Busuk |
![]() |
---|
Kisah Ridho Terpaksa Berhenti Kuliah karena Tak Punya Biaya, Kerja Paruh Waktu Tak Bisa Mencukupi |
![]() |
---|
Sosok Ida Yulidina, Istri Menkeu Purbaya Pernah Jadi Model Majalah, Gaya Hidupnya Jadi Sorotan |
![]() |
---|
Apa Itu Nepo Baby? Disorot Mendagri Tito Karnavian saat Bahas Gaya Hidup Pejabat: Jangan Flexing |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Widiyanti Putri, Menteri Pariwisata Diduga Mandi Air Galon saat Kunjungan Kerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.