Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ponorogo

Nasib Pilu Balita di Ponorogo Derita Tumor Mata, Awalnya Menangis Terus Setelah Ayahnya Meninggal

Seorang balita berusia 2,5 tahun bernama Muhammad Dimas Alfahri terkena tumor mata.

Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Pramita Kusumaningrum
Balita berusia 2,5 tahun di Ponorogo menderita kelainan mata 

Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Seorang balita berusia 2,5 tahun bernama Muhammad Dimas Alfahri terkena tumor mata.

Bayi yang tinggal di Desa Kupuk, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo disebut terkena tumor mata karena ditinggal ayahnya yang bernama Saji.

Tribunjatim.com mencoba ke rumahnya di Desa Kupuk, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo.

Rumah Dimas sangat sederhana. Berukuran 4 kali 6. Tidak ada alat elektronik, hanya sebuah kipas angin kecil. Kondisinya tragis, mata sebelah kirinya membekak dan nyaris copot.

“Kondisi awal Dimas (Muhammad Dimas Alfahri) itu bagus. Berkembang layaknya anak lain,” ujar Muhammad Endro, paman dari Muhammad Dimas Alfahri, Senin (13/6/2023).

Dia menjelaskan kondisi Dimas memburuk ketika ayahnya meninggal dunia. Kurang lebih 50 hari lalu sampai saat ini sering menangis.

Baca juga: Nasib Bayi Laki-laki di NTT Mengandung Janin, Sempat Dikira Ada Tumor di Perut, Ibu Ambil Keputusan

 

Baca juga: Nasib Pilu Balita 3 Tahun di Situbondo Jadi Korban Kecelakaan Truk Gandeng

“Dimas nangis terus. Mungkin sedih bapaknya meninggal dunia. Lama-lama membengkak di mata lalu membesar sampai sekarang,” kata Endro. 

Dia menerangkan bahwa Dimas sudah diperiksakan ke rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Harjono Ponorogo. Untuk diagnosa, Endro tidak paham.

“Ada surat-suratnya tapi ndak bisa baca tulisan dokter medis. Katanya tumor mata,” jelas Endro kepada media ketika ditemui di rumah milik orang tua Dimas.

Menurutnya, kondisi Dimas tidak tenang karena sakit. Dia lebih rewel dibanding sebelumnya. Tetangga dan desa pun sudah turut tangan. 

“Ada yang menggalang dana ada yang memberi bantuan sembako. Untuk meringankan beban yang dialami adek,” urainya.

Sementara kakak dari Dimas, Vivi Novitasari mengatakan hal yang sama. Jika adiknya awalnya baik-baik saja, tidak mengalami sakit mata.

“Sakitnya habis bapak meninggal dunia. Dibuat menangis matanya merah lama-lama membengkak. Pengennya adik cepat sembuh,” pungkas Vivi

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved