Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Demo Ulama Sampang Tutup Al Zaytun

BREAKING NEWS: Puluhan Habaib-Ulama Geruduk Kemenag Sampang, Desak Pemerintah Tutup Ponpes Al Zaytun

Puluhan massa yang mengatasnamakan Forum Umat Islam Bersatu Madura kepung Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Sampang.

|
Penulis: Hanggara Syahputra | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/HANGGARA PRATAMA
Di bawa terik matahari, para demonstran mengepung Kantor Kemenag Sampang, Jalan Jamaluddin, Kelurahan Gunung Sekar, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura, Senin (26/6/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanggara Syahputra 

 

TRIBUNMADURA.CO, SAMPANG - Puluhan massa yang mengatasnamakan Forum Umat Islam Bersatu Madura kepung Kantor Kementrian Agama atau Kemenag Sampang, Madura, Senin (26/6/2023).

Mereka menggelar aksi turun jalan atas persoalan yang telah ramai belakangan hari ini, kontroversial dugaan penyimpangan ajaran agama di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.

Polemik tersebut cukup membuat geram para Habaib-Ulama di Kabupaten Sampang. Sehingga aksi demo Habaib-Ulama dilakukan guna mendesak pemerintah untuk menutup Ponpes Al Zaytun secara permanen.

Pantauan dilokasi, para demonstran berseragam peci dan sarung dilengkapi atribut demo tiba di depan Kantor Kemenag Sampang sekitar 10.30 WIB.

Baca juga: Mendekati Idul Adha 2023, Harga Sapi Kurban di Sampang Melonjak Drastis, Segini Kenaikkannya

 

Tanpa basa-basi, mereka langsung melakukan orasi meminta ketegasan pemerintah, terutama Kementrian Agama Sampang agar turut andil, melangkah cepat dan tegas menyikapi dugaan penyimpangan ajaran di Ponpes Al Zaytun.

Hal itu mereka nilai harus segera dilakukan karena dikhawatirkan akan banyak bermunculan aliran-aliran sama di Ponpes lainnya di Indonesia.

"Kami sebagai perwakilan umat islam datang untuk meminta agar ada penutupan Ponpes secara permanen dan penyitaan asetnya untuk negara," kata salah satu orator saat aksi, Agus Efendi.

Menurutjya, Panji Gumilang selaku pimpinan Ponpes Al-Zaytun telah banyak menyebarkan ajaran menyimoang selama ini seperti mencampur laki-laki dan perempuan dalam satu shof sholat berjama’ah.

Baca juga: Ambil Wudhu di Sumur, Warga Sampang Heran Kondisi Air Berbeda dari Biasa, Saat Dicek Kaget Ada Jasad

Kemudian, mengajarkan cara adzan yang tidak sesuai petunjuk Baginda Nabi SAW seperti gerakan tangan dan menghadap ke arah jama'ah bukan ke arah kiblat, serta Mengajarkan nyanyian salam Yahudi.

"Termasuk menyandarkan pendapat-pendapat menyimpangnya kepada "Madzhab Soekarno", padahal Soekarno bukan ahli Fiqih yang mempunyai otoritas untuk dijadikan rujukan keagamaan," tuturnya.

Dengan begitu, selain menutup Ponpes seracara permanen para demonstran juga meminta agar Panji Gumilang secepatnya diproses hukum.

Saat demo berjalan, sejumlah Habaib dan Ulama di Kabupaten Sampang, Madura bergegas temui pimpinan Kementerian Agama (Kemenag) setempat. 

Sedangkan puluhan orang tetap berdemo di tengah jalan, atas dugaan penyimpangan ajaran agama di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Senin (26/6/2023).

Gerakan yang dipimpin KH. Yahya Hamiduddin selaku Ketua Forum Umat Islam Bersatu Madura itu membawa tuntutan aksi, salah satunya meminta kepada pemerintah agar bertindak tegas untuk menutup Al Zaytun dan menyita semua asetnya untuk negara.

Dari pertemuan itu, para Habaib dan Ulama mendapatkan respon baik, bahkan Kepala Kemenag Sampang, Abdul Wafi berjanji segera mengirim tuntutan ke Kemenag Pusat.

"Hari ini juga akan kami proses sehingga langsung tersampaikan," kata Abdul Wafi.

Baca juga: Marak Pencurian Motor Dinas di Sampang, Inspektorat Panggil Para Pengguna Kendaraan

Atas kedatangan para Habaib-Ulama, dirinya menilai sikap tersebut merupakan kepedulian kepada Kemenag dalam menjaga akidah-akidah umat islam.

"Kami tetap minta doa dan dukungannya kepada para Kiai agar apa yang diamanahkan bisa melaksanakan dengan maksimal," tuturnya.

Di samping itu, terdapat sejumlah tuntutan yang disampaikan, diantaranya:

1. Menolak keras ajaran menyimpang serta ajaran sesat menyesatkan yang diajarkan oleh Panji Gumilang.

2. Meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk segera mengeluarkan fatwa kesesatan Panji Gumilang dan Al Zaytun.

Baca juga: Diprediksi Bakal Naik Jelang Idul Adha, Segini Harga Sapi Lokal dan Madrasin di Sampang

3. Menuntut Aparat Hukum untuk melakukan proses hukum kepada Panji Gumilang sesuai pasal penistaan agama agar keresahan di tengah masyarakat tidak memunculkan dampak yang negatif sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bersama.

4. Meminta kepada Pemerintah agar bertindak tegas untuk menutup Al Zaytun dan menyita semua asetnya untuk negara. 

5. Mendesak Pemerintah melalui kementerian Agama untuk segera merehabilitasi para santri yang sudah terpapar faham sesat Panji Gumilang.

6. Menyerukan kepada para wali santri untuk menarik anak-anaknya dari Al Zaytun tersebut.

7. Menyerukan kepada umat Islam Indonesia untuk terus melawan paham sesat menyesatkan yang merusak Akidah Umat Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.

Sementara itu, terkuak masa kecil Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang di Gresik.

Keluarga Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Abdul Wahib buka suara terkait tudingan sesat yang kini ramai diperbincangkan publik, Sabtu (24/6/2023).

Menurutnya, Panji Gumilang sejak kecil dikenal sebagai pendidik.

Mahad Al Zaytun atau Pondok Pesantren Al Zaytun berdiri di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu.

Lokasinya jauh dari Gresik. Karena tempat Panji Gumilang dilahirkan berada di Desa Sembunganyar, Dukun, Gresik.

"Tanahnya ada di sana (Indramayu), mungkin sunatullah, mungkin beliau mondok di Gontor di sana kan Gantar. Lo kalau Jawa kan Gontor, Sunda Gantar kan sudah anu (berkaitan)," kata adik Panji Gumilang, Abdul Wahib, Sabtu (24/6/2023).

Tanah itu didapat setelah Panji Gumilang menempuh pendidikan di Jakarta.

Awalnya dia memiliki lahan sedikit, kemudian dikembangkan sehingga bisa seperti sekarang ini.

Abdul Wahib beserta keluarga sudah sering ke Mahad Al Zaytun. Bahkan ada warga Desa Sembunganyar yang menempuh ilmu agama di sana.

"Syekh (Panji Gumilang) memiliki jiwa pendidik. Bahkan dengan teman sebayanya di Gresik sudah terlihat jiwa pendidik," katanya lagi.

Pihaknya membantah keras terkait ramainya pemberitaan Panji Gumilang yang disebut mengajarkan ilmu agama menyimpang dan kontroversial.

"Kena fitnah, makanya nanti suatu saat terbuka ketahuan kan dipotong-potong. Tidak benar sama sekali," tambahnya.

Sebelumnya, Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, menjadi sorotan akibat berbagai aktivitas kontroversial yang dilakukan di pesantren tersebut.

Di antara aktivitas tersebut yakni praktik salat Idul Fitri 1444 hijriah yang dipandang tak lazim.

Ponpes Al Zaytun menganut mazhab Ahmad Soekarno, yang menyatakan Al Quran merupakan karangan Nabi Muhammad.

Selanjutnya, ada pula mazhab soal taubat zina dengan membayar uang, mengubah salam dan menyanyikan lagu Yahudi.

Beberapa lain mazhab menyebut Indonesia adalah tanah suci, wanita boleh jadi imam dan khatib salat, serta masjid tempatnya orang frustasi, kikir, dan kecewa.

Alhasil, kehidupan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun Panji Gumilang ikut menjadi perbincangan.

 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved