Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Entertainment

Sosok Gadis yang Pernah Dipeluk Nike Ardila, Ternyata Keluarga Orang Paling Berkuasa saat Itu

Inilah sosok gadis yang pernah dipeluk Nike Ardila. Ternyata gadis itu merupakan keturunan keluarga orang paling penting di Indonesia saat itu.

|
Editor: Januar
Kolase TribunStyle
Gadis yang dipeluk Nike Ardilla ini adalah sosok cucu mantan presiden Soeharto yang sempat jadi model dan penyanyi namun memilih fokus menjadi konglomerat. 

• Penghargaan atas pameran tunggal Interiority of Hope (2008)

• SCMP Art Futures Prize Winner, Hongkong Art Fair (2009)

• Prudential Eye Awards (2015)


Kisah seniman wanita yang juga menginspirasi lainnya juga datang dari sosok Shamsia Hassani.

Dia tercatat sebagai seorang wanita seniman jalanan pertama Afganistan yang terkenal dengan polesan grafitinya.

Ia mencurahkan semua emosinya tentang negerinya dalam karya seni yang indah, meski di baliknya tersimpan pilu yang mendalam.

Ada rasa takut dan khawatir yang menyelimuti benaknya ketika Taliban memegang kendali atas negara tempat kelahirannya.

Shamsia Hassani mencoba untuk mengungkapkan perhatiannya pada kaum wanita yang selalu berada dalam dominasi laki-laki seiring dengan kembalinya kekuasaan Taliban.

Ia mengubahnya menjadi serangkaian seni lukis jalanan yang memilukan, lalu menerbitkannya ke akun media sosial miliknya.

Seniman jalanan wanita pertama di Afganistan ini pernah menjadi pengungsi di Iran pada tahun 1998 saat Taliban masih memegang kekuasaan di Afganistan.

Selama di pengungsian, ia bertekad bahwa suatu hari nanti ingin membuat pencapaian dengan menciptakan karya seni seperti grafiti, ataupun mural yang mewakili perasaannya.

Sekembalinya dari pengungsian, pada tahun 2005, ia pun memulai untuk mewujudkan tekadnya ini di Afganistan.


Selesai mengadakan acara gelar seni rupa di Universitas Kabul, ia mulai menapaki awal impiannya dengan jadi dosen seni rupa dan patung.

Dari situlah ia mulai mengenalkan karya-karya seniman jalanannya, yang di antaranya bercerita tentang nasib perempuan kepada publik.

Aktivitasnya ini menjadi pusat perhatian, bahkan menuai pujian secara internasional.

Ia dicatat sebagai contoh dari generasi baru wanita Afganistan.

"Di masa lalu, wanita dikeluarkan dari masyarakat dan mereka ingin wanita hanya tinggal di rumah dan ingin melupakan wanita."

"Sekarang, saya ingin menggunakan lukisan saya untuk mengingatkan orang tentang perempuan," ungkapnya dalam sebuah wawancara pada tahun 2013, melansir National Geographic.

"Saya telah mengubah citra saya untuk menunjukkan kekuatan wanita. Dalam karya seni saya, ada banyak gerakan."

"Saya ingin menunjukkan bahwa perempuan telah kembali ke masyarakat Afganistan dengan bentuk baru yang lebih kuat."

"Bukan wanita yang tinggal di rumah. Ini adalah wanita baru. Seorang wanita yang penuh energi, yang ingin memulai lagi."

"Anda dapat melihat bahwa dalam karya seni saya, saya ingin mengubah bentuk wanita. Saya melukis mereka lebih besar dari kehidupan nyata."

"Saya ingin mengatakan bahwa orang-orang melihat mereka secara berbeda sekarang," demikian tekadnya.

Namun melihat situasi Afganistan saat ini, keadaan perempuan kembali genting.

Shamsia Hassani menuangkannya dengan warna-warna lukisan yang baru.

Seperti contoh dalam lukisannya berjudul 'Death to Darkness' dan 'Nightmare' yang sangat jelas sekali menunjukkan ungkapan perasaannya yang terdalam.

Dia melihat apa yang akan terjadi pada nasib perempuan di bawah kekuasaan Taliban.

Dalam salah satu karyanya, ia menggambarkan Taliban sebagai warna kegelapan, hitam, yang menyelimuti dalam bentuk sosok seram dan mengancam.

Sedangkan sosok yang mewakili wanita dalam karyanya ia melukiskannya dengan busana berwarna biru, berjilbab, dan membawa bunga dalam pot hitam.

Tampak bunga dandelion yang melayang tertiup angin, yang mengisyaratkan sebuah keinginan yang tertiup jauh keluar jangkauan.


Shamsia Hassani akan terus menerbitkan karya-karya barunya.

Ia berharap, suara hati dalam gambarnya itu dapat didengar oleh banyak orang.

Dia juga bercita-cita untuk dapat mewujudkan impiannya tentang nasib masa depan kaum wanita Afganistan.

 

 


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

 

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved