Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Nganjuk

Teriakan Ayah Syok Lihat Anaknya Tewas Banjir Darah di Kamar, Kejadian di Hajatan Jadi Kunci

Kejadian sebelumnya di hajatan jadi kunci dari kasus tewasnya pria Nganjuk, Jawa Timur, di dalam kamar.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Tribun Jatim Network/Achmad Amru muiz
Warga Dusun Panasan, Desa Teken Glagahan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, ditemukan tewas di kamarnya, Minggu (9/7/2023). 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang ayah berteriak syok saat melihat anaknya sudah tewas di kamar banjir darah.

Rupanya kejadian sebelumnya di hajatan jadi kunci dari kasus tewasnya pria di Nganjuk, Jawa Timur, ini.

Pria berinisial MDB (28) tersebut diduga menjadi korban pembunuhan dengan luka di tubuhnya.

Ia ditemukan tewas di kamarnya pada Minggu (9/7/2023) malam.

Baca juga: 1 Tahun Jadi Budak Seks Sesama Jenis, Pria Berondong Tusuk Waluyo, Sakit Hati Dipaksa Melayani

Korban diketahui pria warga Dusun Panasan, Desa Teken Glagahan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Kasatreskrim Polres Nganjuk, AKP Fatah Meliana, membenarkan kejadian tersenut.

Pihaknya saat ini masih melakukan pendalaman atas kasus tersebut.

Sementara terduga pelaku dugaan pembunuhan tersebut telah diamankan.

"Korban sudah langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk dilakukan autopsi."

"Untuk sementara kami lakukan olah TKP dan dalami kasus tersebut."

"Nanti akan kami informasikan lebih lanjut," tutur Fatah Meliana, Minggu (9/7/2023) malam.

Sementara itu Kades Teken Glagahan, Dodi Wicaksono, menjelaskan informasi yang diterimanya.

Ia menyebutkan kalau sebelum kejadian, korban bersama terduga pelaku yang masih bertetangga tersebut bersama-sama membantu orang hajatan.

Setelah itu keduanya minum-minuman keras dan mabuk bersama.

"Saat itulah diduga pelaku menghabisi korban di kamarnya," ucap Dodi.

Sedangkan dari informasi yang dikumpulkan menyebutkan, korban ditemukan dalam kondisi meninggal di dalam kamarnya oleh ayahnya sendiri.

Hal itu setelah ayahnya curiga saat mendengar suara aneh dari dalam kamar anaknya.

"Ayah korban terkejut dan berteriak ketika masuk dalam kamar dan melihat anaknya meninggal dunia dengan darah di bawah tubuhnya."

Teriakan ayah korban itu pun membuat para tetangga langsung ke rumah MDB.

"Dan teriakan ayah korban itu pun didengar para tetangga yang langsung datang ke rumah korban," kata salah satu tetangganya yang tidak mau disebut namanya.

Baca juga: Niat Asli 2 Remaja Habisi Pensiunan TNI di Ponorogo, Sempat Ada Jerit Aneh, Pelaku: Kesal Cuma Janji

Rupanya pelaku S (27) sakit hati ditagih utang oleh temannya tersebut.

S meminjam MDB sebesar Rp50 ribu.

MDB pun dibunuh S dan meninggal dengan kondisi luka bacokan di tubuhnya.

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Nganjuk, AKP Supriyanto mengungkapkan, pembunuhan ini dilatarbelakangi persoalan peminjaman uang.

Mulanya S meminjam uang ke temannya yakni MDB sebesar Rp50.000.

Uang tersebut akan digunakan S agar bisa menarik uang di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sebesar Rp100.000.

Selanjutnya korban pun menagih uangnya ke pelaku.

"Pada saat korban dan pelaku berada di hajatan tetangga, korban menanyakan uangnya ke pelaku."

"Dan dijelaskan pelaku bahwa uang sudah dikembalikan ke aplikasi Dana," kata AKP Supriyanto, Minggu (9/7/2023), dilansir dari Kompas.com.

Rumah korban meninggal di kamar diduga dibunuh di pasang garis polisi.
Rumah korban meninggal di kamar diduga dibunuh, dipasang garis polisi (Tribun Jatim Network/Achmad Amru muiz)

MDB tak puas lantaran tak menerima uang dari pelaku seperti yang disebutkan S.

Mereka berdua kemudian terlibat cekcok soal uang tersebut.

"Kemudian korban (MDB) dan pelaku (S) pulang ke rumah masing-masing," kata dia.

Tapi ternyata S masih menyimpan sakit hati dan membacok temannya sampai meninggal dunia.

"Pelaku membunuh korban di dalam kamar dengan cara membacok leher korban tiga kali," kata Supriyanto.

Sementara itu Kapolres Nganjuk, AKBP Muhammad menegaskan, S telah ditangkap.

"Pelakunya sudah diamankan," kata dia.

Adapun jenazah korban dibawa ke rumah sakit.

"Korbannya meninggal dunia dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk autopsi," katanya.

Baca juga: Pembunuh Jasad Gadis dalam Karung di Kediri Ayah Sendiri, Ibu Curiga Pamit Suami: Bawakan Baju Ganti

Sementara itu kasus serupa juga terjadi di Pasuruan.

Sebuah karung berisi jasad manusia di sebuah kuburan di Dusun Awu, Desa Alastlogo, pada Minggu (25/6/2023), menghebohkan warga Pasuruan.

Terungkap jasad tersebut merupakan korban pembunuhan setelah diselidiki.

Pelakunya adalah pria yang tak terima ditagih utang oleh korban.

Korban bernama Sadi tewas gara-gara menagih utang.

Sadi merupakan warga Dusun Sumur Licin, Kecamatan Kedawang, Pasuruan, Jawa Timur.

Dilansir dari Kompas.com, pelaku berinisial AM (63), warga Desa Alastlogo, Kecamatan Lekok.

Ia mengaku emosi karena korban menagih utang saat di rumah sumur bor, Sabtu (24/6/2023), lalu. 

Seperti diketahui, jasad korban ditemukan terbungkus karung.

"Pada hari Sabtu (24/6/2023), sekitar pukul 05.00 WIB, di sebuah rumah penjaga sumur, korban menagih utang kepada tersangka sebesar Rp13 juta sesuai yang sudah dijanjikan pelaku."

"Di sana, mereka cekcok," ungkap Kapolres Pasuruan Kota AKBP Makung Ismoyo, dalam konferensi pers, Rabu (28/6/2023).

Kapolres Pasuruan Kota, Makung Ismoyo, saat konferensi pers kasus penemuan mayat terbungkus karung di area pemakaman, di Pasuruan (28/6/2023).
Kapolres Pasuruan Kota, Makung Ismoyo, saat konferensi pers kasus penemuan mayat terbungkus karung di area pemakaman, di Pasuruan (28/6/2023). (Dok Humas Polres Pasuruan Kota)

Menurut Ismoyo, awalnya terjadi cekcok dan berujung perkelahian.

Pelaku memukul tengkuk kepala bagian belakang sebanyak dua kali.

Lalu memukul wajah sebelah kanan sebanyak tiga kali menggunakan kunci ledeng warna oranye hingga korban tidak sadarkan diri.

Setelah itu, pelaku lalu menjual motor korban merek Honda Beat warna merah putih ke seseorang warga di Desa Branang, Kecamatan Lekok, seharga Rp2 juta.

"Sepeda motor itu dijual diduga untuk tujuan menghilangkan barang bukti, sekaligus mengambil keuntungan," jelasnya.

Lalu pada pukul 22.00 WIB, pelaku kembali ke rumah penjaga sumur bor dan memasukan jasad korban ke dalam sebuah karung goni warna putih.

"Kemudian tersangka menutup kepala korban menggunakan dua buah kantong kresek putih dan biru."

"Lalu menutup tubuh bagian atas korban dengan karung goni wama putih, serta diikat dengan tali rafia warna merah," jelas Makung.

Pada Minggu (25/6/2023), pukul 03.00 WIB dini hari, tersangka membawa keluar jasad korban yang sudah terbungkus karung, menuju area pemakaman.

Barang bukti lainnya yang diamankan polisi adalah helm korban yang dikubur di dalam tanah.

Akibat perbuatannya, pelaku terancam pasal berlapis, Pasal 340 KUHP, Pasal 339 KUHP, Pasal 338 KUHP dan terancam hukuman antara 20 tahun hingga hukuman mati.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved