Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib TNI AU Penerjun Payung yang Jatuh dari Ketinggian, Parasut Tak Mau Membuka, Warga Histeris

Terungkap nasib TNI AU penerjun payung yang jatuh dari ketinggian, parasut tak mau membuka, warga histeris.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/mksinfo.official - TRIBUN-TIMUR.COM/NURUL
Penerjun payung yang jatuh di Maros, Sulawesi Selatan, karena parasut tak mau membuka 

TRIBUNJATIM.COM - Baru-baru ini beredar video penerjun payung yang mengalami kecelakaan lantaran parasut tidak membuka hingga viral di media sosial (medsos).

Video tersebut menampilkan detik-detik anggota TNI terjatuh saat melakukan terjun payung karena diduga parasut tidak bisa mengembang, Senin (10/7/2023).

Dalam video tersebut tampak seorang penerjun payung berputar-putar di udara dengan parasut yang tidak terbuka dengan sempurna.

Video viral ini disebut diambil oleh warga yang sedang mengendarai mobil di daerah Maros, Sulawesi Selatan.

Baca juga: Niat Asli 2 Remaja Habisi Pensiunan TNI di Ponorogo, Sempat Ada Jerit Aneh, Pelaku: Kesal Cuma Janji

"Insiden tersebut diduga terjadi lantaran parasut tak mengembang sempurna di udara saat melakukan terjun payung.

Bahkan, saat terjatuh prajurit TNI tersebut terputar-putar hingga sampai ke tanah," tulis akun IG @mksinfo.official dalam unggahannya.

Melansir Tribun Timur, insiden ini terjadi di Kelurahan Adatongeng, Kecamatan Turikale, Maros, Sulawesi Selatan, Senin (10/7/2023).

Penerjun payung yang jatuh merupakan anggota TNI Angkatan Udara (AU).

Dari video amatir berdurasi 26 detik yang beredar di grup WhatsApp, nampak penerjun tersebut berputar-putar di udara.

Di video lainnya yang berdurasi 17 detik, tampak sejumlah warga berusaha menolong seseorang berbaju loreng TNI yang tergelatak di tanah berumput di halaman rumah.

Mereka nampak berusaha melepaskan parasut dari tubuh sang penerjun.

Salah satu saksi mata, Jufri mengatakan, saat kejadian, sejumlah warga tengah menonton aksi terjun payung.

Ia menyebutkan, ada seorang penerjun yang nampak kesulitan membuka parasutnya.

Bahkan hingga menyentuh tanah, parasut sang penerjun tak kunjung terbuka.

"Pas jatuh parasutnya tidak melebar, bahkan terlihat parasutnya berputar-putar di udara," terangnya.

Penerjun tersebut lalu sudah dalam kondisi telentang di atas rumput saat dikerumuni warga.

Beruntungnya, dia masih sadarkan diri.

"Kondisinya itu tidak terlalu parah, tapi ada lecet di leher, kondisinya sadarkan diri," ujar Jufri.

Ia menyebutkan, beberapa orang personel TNI juga nampak memberikan pertolongan pada sang penerjun payung yang jatuh.

Langsung penerjun payung tersebut kemudian dilarikan ke RSUD dr La Palaloi untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Penerjun payung yang jatuh diangkut menggunakan mobil pickup menuju RSUD dr La Palaloi Maros
Penerjun payung yang jatuh diangkut menggunakan mobil pickup menuju RSUD dr La Palaloi Maros (TRIBUN-TIMUR.COM/NURUL)

Sementara itu Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama (Marsma) TNI R Agung Sasongkojati membenarkan insiden tersebut.

Menurut Agung, insiden tersebut terjadi pada Senin (10/7/2023), sekitar pukul 10.30 WITA, di Maros, Sulawesi Selatan.

Ia menjelaskan, anggota TNI AU yang terjun tersebut sedang melaksanakan kegiatan Terjun Pentegaran (Jungar).

"Kejadian itu saat penerjunan kedua dari kegiatan Terjun Penyegaran (Jungar) dari prajurit Pasukan Gerak Cepat (Pasgat) Wingko 2 Makassar," kata Agung kepada Kompas.com, Senin (10/7/2023).

Akibat insiden tersebut dilaporkan anggota TNI AU yang jatuh ini mengalami patah lengan kiri, namun dalam kondisi baik.

Anggota TNI AU tersebut juga akan menjalani operasi pada Selasa (11/7/2023), di RSAU dr Dody Sardjoto Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar.

"Kondisinya baik, sudah ditangani dalam proses pemulihan cedera," jelas Agung.

Baca juga: Pemuda Pecatan TNI Tusuk Penjual Sate Ayah Kandungnya Sendiri usai Salat Idul Adha, Perkara Uang

Agung menuturkan, penyebab jatuhnya anggota TNI tersebut memang karena parasut yang tidak mengembang dengan sempurna.

Beruntung, anggota TNI AU tersebut bisa mengembangkan parasut cadangan.

Sehingga laju terjun bebas sedikit berkurang.

Kendati demikian, ia tidak mengetahui secara pasti penyebab parasut tak dapat mengembang.

"Saya tidak tahu, namun informasinya memang kondisi angin variable di daerah pendaratan tersebut pada saat itu," tuturnya.

Bupati Maros, Chaidir Syam, dan prajurit TNI yang sedang dirawat di rumah sakit akibat parasut tak mengembang saat gladi pertunjukan dalam perayaan HUT ke-64 Kabupaten Maros
Bupati Maros, Chaidir Syam, dan prajurit TNI yang sedang dirawat di rumah sakit akibat parasut tak mengembang saat gladi pertunjukan dalam perayaan HUT ke-64 Kabupaten Maros (Tribun-timur.com)

Sementara itu Kepala Penerangan Akademi Angkatan Udara, Mayor Sus Sendang Arum Mahardani menjelaskan, insiden gagal mendarat ini diakibatkan kondisi angin yang tidak stabil.

"Permasalahan pada payung yang tidak mengembang sempurna dan kondisi angin yang relatif tidak stabil," ujarnya.

Meski demikian, dirinya pun memastikan, penerjun tersebut selamat dan dalam kondisi stabil.

Hanya saja, penerjun mengalami dislokasi pada lengan bagian kiri.

"Alhamdulillah saat ini semua sudah tertangani, dan mohon doa kepada rekan media agar peterjun lekas pulih," ungkapnya.

Ia menjelaskan, kegiatan terjun payung ini memang rutin diselenggarakan.

"Kegiatan terjun tersebut merupakan kegiatan rutin, sebagai refreshing terjun pada drop zone yang telah ditentukan," tutupnya.

Baca juga: Sosok Prajurit TNI yang Punya Rumah Mewah di Tengah Kuburan, Semua Bermula dari Alat Khitan

Ternyata tak hanya satu, ada tiga orang prajurit TNI AU yang gagal mendarat sempurna saat melakukan gladi terjun payung di Maros pada Senin (10/7/2023).

Penerjun tersebut terpaksa mendarat di tepi jalan Poros Maros-Makassar, tepatnya di lingkungan Tumalia, Kelurahan Adatongeng, Kecamatan Turikale, Maros.

Penerjun lain mendarat di atap Tribun Lapangan Pallantikang, dan satu lagi menabrak papan ucapan HUT Maros di Lapangan Pallantikang.

Seharusnya penerjun mendarat tepat di tengah lapangan Pallantikang.

Bupati Maros, Chaidir Syam menjelaskan, latihan aksi terjun payung ini merupakan persembahan Lanud Sultan Hasanuddin dalam rangka memeriahkan HUT ke-64 Maros.

"Inisiatif dari Lanud Sultan Hasanuddin, untuk memberikan pertujukan terjun payung dan aksi sukoi."

"Namun karena insiden ini kita putuskan tidak ada terjun payung, hanya sukoi saja," ujarnya.

Ia menyebutkan, dalam latihan tersebut ada 10 prajurit yang melakukan aksi terjun payung.

"Latihan awal penerjun yang rencananya akan meramaikan HUT ke-64 Maros," imbuhnya.

"Namun kondisi angin yang tidak stabil, sehingga dari 10 penerjun, ada tiga orang yang tidak mendarat sempurna," tandas Chaidir Syam.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved