Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Daftarkan Anaknya Sekolah, Orang Tua Bawa Hasil Panen Kebun, Bayar Pakai Singkong & Labu: Gratis

Tampak sejumlah orang tua tertib mengantri mendaftarkan anak ke MTs Pakis Banyumas dengan membawa hasil bumi.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Tribun Jateng/Permata Putra Sejati
Orang tua siswa saat datang mendaftarkan anaknya ke MTs Pakis dengan hanya membawa hasil bumi sebagai syarat mendaftar, Rabu (12/7/2023). 

"Saya bawa hasil bumi labu dan singkong, lima anak saya pernah sekolah di sini."

"Kalau dijual labu itu paling Rp10 ribu per kilo. Anak saya yang lain sekarang udah bekerja," tutur Sakinah. 

Sekolah di MTs Pakis juga sama sekali tidak dipungut biaya alias gratis.

"Biaya tidak ada, cuma kalau Mas Isrodin (kepala sekolah) ada tamu atau kegiatan, kita suka nyumbang makanan buat sajian," jelas Sakinah.

Tidak hanya Sakinah, ada tujuh orang tua siswa lainnya yang ikut mendaftarkan anaknya ke MTs Pakis dengan membawa sejumlah hasil bumi yang beragam.

Sehingga hari itu ada delapan orang siswa baru yang mendaftar di MTs Pakis

Para orang tua siswa ada yang membawa singkong, kelapa muda, kentang, labu siam, sayuran, dan lain sebagainya. 

Orang tua siswa saat datang mendaftarkan anaknya ke MTs Pakis Banyumas dengan hanya membawa hasil bumi sebagai syarat mendaftar, Rabu (12/7/2023). (Tribun Jateng/Permata Putra Sejati)
Orang tua siswa saat datang mendaftarkan anaknya ke MTs Pakis Banyumas dengan hanya membawa hasil bumi sebagai syarat mendaftar, Rabu (12/7/2023). (Tribun Jateng/Permata Putra Sejati)

Kepala Sekolah MTs Pakis yang juga penanggung jawab sekolah, Isrodin mengatakan, MTs Pakis mempunyai kurikulum seperti sekolah lainnya.

MTs Pakis sudah ada sejak 2013 dan menginduk secara kurikulum ke MTs NU 2 Cilongok.

"Kurikulum sama. Kita ingin menjadi sekolah ramah lingkungan dan satwa liar."

"Karena anak-anak hidup di pinggir hutan persis. Kita belajar menanam aren, tanaman konservasi dan lainnya," terangnya.

Para pengajar biasanya berasal dari para relawan mahasiswa.

"Saat ini ada dari Amikom (ada) lima orang sampai enam bulan, dan ada juga dari Unsoed 10 orang mahasiswa," kata Isrodin.

Bahkan kadang ada alumni yang sudah lulus masih mengajar dan menjadi relawan.

"Anak belajar kehutanan, peternakan, pertanian, dan juga bagaimana ketrampilan hidup."

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved