Berita Viral
Sosok WNI Asal Malang Armitha Seha Safitri, Alami Nasib Tragis di Australia, Polisi Turun Tangan
Inilah sosok Armitha Seha Safitri. Armitha Seha Safitri merupakan sosok WNA asal Malang yang mengalami nasib tragis di Australia.
TRIBUNJATIM.COM- Inilah sosok Armitha Seha Safitri.
Armitha Seha Safitri merupakan sosok WNI asal Malang yang mengalami nasib tragis di Australia.
Polisi sampai turun tangan selidiki penyebab kematiannya.
Siapa sebenarnya sosok Armitha Seha Safitri, WNI asal Malang yang tewas kecelakaan di Australia?
Dilansir dari TribunStyle, Armitha Seha Safitri tewas setelah lima hari koma gegara kecelakaan mobil di negara bagian Australia Selatan.
Dia dikenal sebagai sosok yang rajin dan memiliki motivasi tinggi untuk mewujudkan mimpi besarnya di Negeri Kanguru.
Warga Indonesia asal Malang, Armitha Seha Safitri, dinyatakan meninggal dunia pada Selasa, 11 Juli 2023, setelah menjadi korban kecelakaan mobil di negara bagian Australia Selatan.
Kepastian waktu berpulangnya Mitha baru diperoleh ABC Indonesia hari ini.
Baca juga: TKI Hilang Sejak 2021 Ditemukan Tewas dalam Koper di Jepang, Pelakunya Sesama WNI? Keluarga Syok
"Untuk waktu yang ditentukan oleh pihak rumah sakit adalah 12.10 (siang)," ujar Gloria Ukyana, salah satu teman Mitha yang mendampinginya di rumah sakit.
"Tapi untuk pelepasan alat bantu pernapasan pada Armitha baru dilaksanakan pada pukul 17.50 karena ada satu dan lain hal yang harus kami urus."
Armitha, akrab disapa Mitha, merupakan pemegang Working Holiday Visa (WHV) tahun pertama yang tiba di Australia pada September 2022.
Menurut Gloria, setelah melalui proses coronial atau mengurus dokumen untuk mengetahui alasan kematian, jenazah Mitha akan disemayamkan pada Jumat, 14 Juli 2023.
Jenazah Mitha akan dipulangkan ke Indonesia sesuai dengan permintaan keluarga besarnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak keluarga Mitha masih menunggu pemberian visa untuk bisa datang ke Australia.
Polisi masih menyelidiki penyebab kecelakaan
Mitha menjadi korban kecelakaan mobil di Jalan Raya Karoonda di antara daerah Wynarka dan Chapman Bore yang terjadi pada Jumat, 7 Juli pukul 08.20 pagi.
Menurut keterangan polisi, Mitha yang mengendarai mobil sedan Hyundai kemudian langsung diterbangkan ke Rumah Sakit Flinders Medical Centre "dalam kondisi kritis."
Kecelakaan tersebut juga melibatkan pengemudi mobil 'Nissan ute' laki-laki berusia 63 tahun, yang dibawa ke rumah sakit dengan "cedera yang tidak mengancam nyawa."
ABC Indonesia sudah menghubungi pihak kepolisian Australia Selatan untuk mengetahui konsekuensi hukum bagi pengemudi tersebut atas meninggalnya Mitha.
"Kami tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai kondisi kecelakaan karena masalah tersebut masih dalam proses penyelidikan," bunyi pernyataan juru bicara South Australia Police (SAPol).
Polisi mengatakan, Mitha merupakan korban tewas ke-66 yang terjadi di jalan Australia Selatan sejauh ini. Jumlah kematian tersebut lebih banyak dari tahun lalu, yakni sebanyak 40 jiwa.
Mimpi "besar" untuk ke Australia
Berita tentang kondisi Mitha sampai ke Indonesia, hingga terdengar oleh Desak Kerti, yang dulu pernah mempekerjakannya di Bali.
Sebelum berangkat ke Australia, Mitha sempat bekerja di perusahaan pariwisata bernama Alas Harum bersama tim Marketing dan Komunikasi di sana.
Desak mengaku terkejut ketika mendengar bahwa Mitha sempat kritis akibat kecelakaan yang dialaminya.
Ia mengenang Mitha sebagai seorang yang "rajin dan memiliki motivasi tinggi" dan sempat memintanya untuk bertahan di perusahaan tersebut, hingga menawarkan kenaikan gaji.
"Waktu bisnis kami sudah mulai ramai lagi (setelah Covid), kami mau mempertahankan dia di Bali, tapi Mitha nya enggak mau, dia mau ke Australia," kata Desak kepada Natasya Salim, wartawan ABC Indonesia.
"(Mitha) masih muda. Dia semangat sekali. Saya tahu dia punya mimpi yang besar, dan tujuannya ke Australia kan untuk masa depan yang lebih bagus.
"Dia mau berjuang, dia fight untuk dirinya, cuman enggak tahu, Tuhan berkata lain."
Sejak mendengar tentang aksi penggalangan dana untuk Mitha, Desak aktif menyebarkannya ke teman-temannya baik yang di Indonesia maupun Australia.
"Minta bantu (partisipasi) dalam open donation supaya biayanya cukup buat dia (Mitha) pulang ke Indonesia, paling enggak berkumpul sama keluarganya," kata Desak.
"Doa yang terbaik buat Mitha. Perjuangannya sampai di sana, mimpinya untuk sampai ke Australia sudah tercapai, tetapi berakhir di sana."
Penggalangan dana tembus 54.000 dollar Australia
Sejak kecelakaannya diketahui, komunitas Indonesia di Adelaide, di antaranya adalah IndoPeduliAdelaide dan Masyarakat Islam Indonesia Australia Selatan (MIIAS) menggalang dana untuk Mitha.
Pendiri IndoPeduliAdelaide, Eni Mosel, mengatakan sejak penggalangan dana dimulai hari Sabtu (9/7/2023), dana yang terkumpul sudah mencapai lebih dari 54,000 dollar Australia (Rp 540 juta).
Dana tersebut sudah dipakai untuk membiayai aplikasi visa keluarga Mitha dan kini dialokasikan untuk proses pemulangan dan pemakamannya.
Mewakili pihak keluarga Mitha, Gloria yang sudah mengenalnya selama sekitar 11 tahun mengucapkan terima kasih atas dukungan dari masyarakat.
Namun, ia berpesan agar masyarakat dapat menjaga perasaan pihak keluarga Mitha yang sedang merasa kehilangan.
"Mohon untuk tidak berspekulasi yang tidak-tidak karena kami kan juga berusaha menjaga perasaan keluarga (Mitha) juga," katanya.
"Karena kan keluarga dan orangtua (Mitha) kan juga pasti sedang ... mengalami masa yang sulit karena kehilangan anak, jadi jangan ditambah dengan berita-berita yang tidak benar di luar sana."
Kisah serupa juga pernah terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu.
Video berisi pengakuan warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di perbatasan Myanmar-Thailand disiksa viral di TikTok.
Video yang diunggah oleh pemilik akun @andreasrichardo8 itu berisi pengakuan beberapa WNI asal berbagai daerah di Indonesia.
Empat orang dalam video mengaku dari Banyuwangi dan Jember.
Dalam video itu, mereka mengaku ditipu oleh agen. Selama bekerja di sana, mereka mengaku disiksa secara tak manusiawi.
Ia mengatakan, P4MI telah berkoordinasi dengan BP3MI Surabaya dan KBRI Myanmar terkait informasi tersebut.
Hingga saat ini, P4MI belum menerima laporan dari keluarga para WNI yang videonya viral itu.
Hanya saja, salah satunya telah teridentifikasi alamatnya berdasarkan penelusuran bersama aparat setempat.
"Satu orang sudah tahu alamatnya, di Kecamatan Srono," kata dia.
Pada awal Mei 2023, pemerintah berhasil membebaskan 20 WNI korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Perbatasan Myanmar-Thailand.
Fery memastikan, orang-orang yang berada dalam video viral bukan bagian dari mereka yang telah dibebaskan sebelumnya.
"Yang kejadian itu, tidak ada warga Banyuwangi dan Jember. Kebanyakan dari Sumatera," tambahnya.
Dari rekaman video yang beredar, ia menduga ada kemiripan antara kasus yang terjadi saat ini dengan kejadian sebelumnya.
Sebab, lokasi kejadian sama-sama berada di perbatasan Myanmar-Thailand.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
sosok Armitha Seha Safitri
Armitha Seha Safitri
WNI asal Malang
tewas kecelakaan di Australia
Australia
Malang
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita viral terkini
| Honor Cuma Rp 5.000 Tahun Pertama Ngajar, Guru Kamijo Tempuh 10 Jam Perjalanan, Dikuatkan Anak Didik |
|
|---|
| Sudah Bayar Rp 1,3 Miliar, Warga Gagal Jadi Pilot setelah Tunggu 3 Bulan, Tergiur Proses Instan |
|
|---|
| Cara Kabid Propam Kombes Julihan Diduga Peras Sesama Polisi, Minta Ratusan Juta Rupiah ke Korban |
|
|---|
| Jejak Terakhir Guru SD yang Tewas Jelang Hari Guru, Gaji Kurang Kerja Sampingan Malah Berujung Maut |
|
|---|
| Sosok Hendrik Kontraktor Bongkar Drainase, Kesal Utang Rp 800 Juta Tak Dibayar, Ini Reaksi Pemkot |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Sosok-Armitha-Seha-Safitri-WNI-asal-Malang-yang-tewas-kecelakaan-di-Australia.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.