Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Mbah Taryo Dapat Ganti Rugi Rp19,5 M Imbas Proyek Jalan Tol, Sosok Orang Tua Tak Sembarangan: Mandor

Sosok orang tua Mbah Taryo di masa lalu tak sembarangan di daerahnya dan menjabat posisi penting.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
YouTube/Tribun Jambi - TRIBUNJAMBI.COM/DEDDY RACHMAWAN
Sosok orang tua Mbah Taryo di zaman dulu ternyata tak sembarangan 

TRIBUNJATIM.COM - Sutaryo atau Mbah Taryo (64) belakangan jadi sorotan karena mendapat ganti rugi Rp19,5 M karena proyek jalan tol Jambi-Betung.

Rupanya sosok orang tua Mbah Taryo di masa lalu juga tak sembarangan di daerahnya dan menjabat posisi penting.

Mbah Taryo sendiri ternyata tidak asing lagi dengan tanaman karet dan dunia perkebunan.

Riwayat hidup ayahnya pun sangat dekat dengan tanaman karet.

Baca juga: Dapat Ganti Rugi Rp19,5 M, Mbah Taryo Kaya Mendadak Imbas Proyek Jalan Tol, Bangun Rumah Mewah

Ayahnya yang merupakan perantau dari Pulau Jawa, di zaman penjajahan merupakan pekerja di perusahaan Belanda.

Perusahaan Belanda ini merupakan perkebunan karet yang produknya diekspor langsung ke Singapura.

"Orang tua merantau ke Jambi tahun 1927," kata Mbah Taryo kepada Tribun Jambi, Selasa (11/7/2023).

"Lalu jadi mandor besar di perusahaan onderneming dari 1927-1964 di Pondok Meja ini."

Pondok Meja merupakan desa tetangga dari Desa Muara Sebapo, tempat Mbah Taryo tinggal.

Sedangkan Mbah Taryo tinggal di Desa Muara Sebapo, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, sejak tahun 1961.

Ayahnya berasal dari Kebumen, dan ibu dari Purworejo, Jawa Tengah.

Bapaknya bertemu dengan ibunya di tanah Jawa.

"Ibu saat itu sudah janda beranak satu," cerita Mbah Taryo.

Baca juga: Penampakan Rumah Baru Mbah Taryo Hasil Ganti Rugi Tol Rp 19,5 M, Ada Tujuan Bangun: Umur Cuma Bentar

Untuk diketahui, Jambi zaman kolonial memang pernah berjaya dengan tanaman karet.

Itulah mengapa pemerintah pernah mencoba membangkitkan tanaman karet rakyat Jambi.

Cerita punya cerita, ternyata bapak Mbah Taryo dulunya adalah orang politik.

Kata dia, ayahnya adalah kader Partai Nasional Indonesia atau PNI.

Partai politik ini diketahui didirikan oleh Bung Karno.

"Jadi termasuk kader untuk perjuangan Republik Indonesia, kalau ada intelijen dari pusat nginap di rumah bapak saya," ungkap Mbah Taryo.

Sementara Mbah Taryo merupakan pensiunan Dinas Perkebunan Kabupaten Batanghari.

Ia dulu bersekolah di sekolah pertanian atau SPMA.

"Itu Pak Bambang (mantan Kadis Perkebunan Batanghari) dan Pak Bahtiar (Wabup Batanghari) adik kelas saya," ujarnya.

Baca juga: Niat Asli Mbah Taryo Bangun Rumah Pakai Uang Ganti Rugi Rp 19 M Proyek Tol, Bahas Anak: Umur Manusia

Menurut ceritanya, orang tuanya adalah orang yang peduli dengan pendidikan.

Pengakuan Mbah Taryo, pada masa itu ia dan saudaranya yang bersekolah.

"Jadi di daerah sini tidak ada anak sekolah, yang sekolah itu cuma keluarga kami," kata dia.

Ia bercerita, kakaknya dulu tamat STM.

"Laku dia dulu mau buka kebun, dia enggak pulang tiga hari mau merintis hutan untuk kebun."

"Kata bapak saya, kamu harus punya setidaknya pengetahuan sedikit, walaupun sedikit manfaatkan untuk mengabdi," kata Mbah Taryo mengenang.

Mbah Taryo yang kaya mendadak usai dapat ganti rugi Rp19,5 M imbas proyek jalan tol
Mbah Taryo yang kaya mendadak usai dapat ganti rugi Rp19,5 M imbas proyek jalan tol (via Tribun Jambi)

Diketahui proyek Jalan Tol Jambi-Betung kini sedang dalam tahap pengerjaan.

Tanah Mbah Taryo pun masuk dalam proyek tol yang sangat luas tersebut.

Masyarakat yang kehilangan aset tanah akibat pembantunan jalan tol ini memang mendapat ganti rugi dari pemerintah.

Untuk menggantikan tanah tersebut, pemerintah memberikan imbalan sebesar Rp19 M kepada Mbah Taryo.

Melansir Tribun Jambi, uang tersebut sebagian digunakan Mbah Taryo untuk membangun rumah mewah.

Rumah dua lantai tersebut sedang dalam proses pembangunan dengan tampilannya yang sangat mencolok.

Meski masih dalam proses pengerjaan, bentuk rumah mewah milik Mbah Taryo tersebut sudah terlihat.

Maklum saja, rumah mewah tersebut berada di dekat hamparan kebun karet, semak, dan tanah bekas lapangan.

Sejumlah tukang tampak sedang mengerjakan tugasnya masing-masing untuk membangun rumah mewah Mbah Taryo.

Dia membangun rumah tersebut dari uang ganti untung pembangunan Jalan Tol Jambi-Betung, Sumatera Selatan.

Baca juga: Bu Kades Dirikan Tenda di Atas Puing, Rumah Dihancurkan Buat Jalan Tol, Cuma Dibayar Rp1 M: Hak Kami

Mbah Taryo sendiri adalah warga Desa Muara Sebapo, Kabupaten Muaro Jambi, yang tanahnya dilewati jalan tol.

Diketahui jalan tol tersebut sejak bulan lalu sudah mulai dikerjakan.

Tanahnya seluas dua hektare lebih terkena proyek pembangunan jalan tol.

Tanah tersebut juga memiliki dua sertifikat.

Tanahnya berada di tepi ruas jalan lintas Jambi-Palembang.

Panjangnya dari tepi jalan arteri hingga ke dalam mencapai 483 meter.

Dari ratusan jiwa yang tanahnya terkena proyek jalan tol, ia menjadi orang penerima ganti rugi terbesar di Desa Muara Sebapo.

"Kalau uang ganti ruginya itu capai Rp19,5 miliar," ujar Mbah Taryo saat ditemui Tribun Jambi di rumah sementaranya, Selasa (11/7/2023).

Rumah tersebut berupa rumah papan sangat sederhana, tak jauh dari rumah yang sedang ia bangun.

Mbah Taryo juga menuturkan uang ganti rugi tersebut ia bagi-bagikan ke tiga anaknya, juga untuk membeli tanah.

Mengenai rumah besar barunya tersebut, kakek dua cucu ini mengatakan bahwa ia ingin rumahnya dijadikan tempat berkumpul keluarga dan warga sekitar.

"Umur manusia cuma sebentar," kata kakek yang mengenakan cincin batu merah delima di jari kirinya.

"Pangeran Diponegoro itu umurnya panjang karena ia bermanfaat, selalu dibicarakan," imbuhnya.

Terkait pembangunan jalan tol, ia mengapresiasi proyek prioritas untuk menghubungkan daerah-daerah di Sumatera tersebut.

"Secara nurani ini untuk kepentingan negara, ya saya setuju saja."

"Apalagi saya ini pensiunan PNS, " kata Mbah Taryo yang kemarin ditemani anak bungsunya.

Proses pembebasan lahan untuk pembangunan Jalan Tol Jambi-Sumsel di Desa Muaro Sebapo, Kabupaten Muaro Jambi, hampir 100 persen
Proses pembebasan lahan untuk pembangunan Jalan Tol Jambi-Sumsel di Desa Muaro Sebapo, Kabupaten Muaro Jambi, hampir 100 persen (Tribun Jambi/M Yon Rinaldi)
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved