Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Aria Bocah 12 Tahun Jual Tahu Bulat karena Ibu Sakit Parah, Ayah Nikah Lagi, Rela Tak Sekolah

Inilah sosok bocah 12 tahun jual tahu bulat karena ibu sakit parah. Si bocah 12 tahun penjual tahu bulat itu bernama Aria Naizar Syaputra.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Tribunlampung/Ana - TribunPriangan.com/ Aldi M Perdana
Nasib Aria Bocah 12 Tahun Jual Tahu Bulat karena Ibu Sakit Parah, Ayah Nikah Lagi 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah sosok bocah 12 tahun jual tahu bulat karena ibu sakit parah.

Si bocah 12 tahun penjual tahu bulat itu bernama Aria Naizar Syaputra.

Aria Naizar Syaputra rela tak sekolah demi membantu ibunya.

Apalagi ayahnya sudah pergi dan menikah lagi.

Simak kisahnya.

Tampak sebuah rumah kecil yang ditinggali oleh seorang Ibu beserta dua anaknya, menjadi satu-satunya tempat mereka berlindung dari terik dan hujan.

Rumah tersebut berada di ujung sebuah gang yang terletak di RT 04/RW 10 Kampung Mekarsari, Desa Manggungjaya, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Dari sana lah seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun membawa barang dagangannya untuk menghidupi ibu dan adiknya.

Namanya Aria Naizar Syaputra, yang saban hari berkeliling belasan kilometer membawa makanan ringan tahu bulat untuk dijual.

Baca juga: Nasib Bocah 14 Tahun Dianggap Titisan Dewa karena Punya Ekor Berambut, Sakit Parah Tiap Dipotong

Lantaran ibunya mengidap gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah selama dua minggu sekali, Aria memutuskan untuk berhenti sekolah dan mencari pemasukan.

“Suami saya sudah 1 tahun tidak ada tanggungjawab (red: menafkahi). Beberapa bulan ke belakang pergi (meninggalkan keluarga), bahkan sudah nikah lagi,” ungkap Susan (31), ibu kandung Aria saat ditemui di kediamannya pada Rabu (19/7/2023).

Tambahnya, meski Aria memutuskan untuk berhenti sekolah, namun adik perempuannya yang baru kelas 3 di tingkat Sekolah Dasar (SD) masih tetap mengenyam pendidikan.

“Ini juga sama saya disuruh sekolah aja dulu, fokus. Tapi dia (red: Aria) nolak, katanya, ‘enggak, Bu, ah, lebih baik adik aja yang nerusin sekolah, saya mah lalaki, mau ngurus Ibu, biayain ini-itu’, katanya gitu,” kata Susan meniru perkataan anaknya, Aria, dikutip TribunJatim.com dari TribunPriangan.

Baca juga: VIRAL Bocah Nangis Buka Celengan, Ngira Rp1 Juta Ternyata Sisa Recehan, Susah Payah Nabung Setahun

Hal senada juga diutarakan guru-gurunya di tempat Aria besekolah dulu, Susan mengakui bahwa guru-gurunya itu kerap menghubungi dirinya supaya Aria kembali bersekolah.

“Katanya paling tidak tamat SD. Tapi Aria keukeuh, pengennya jualan,” lengkap Susan.

“Semenjak saya harus cuci darah, Aria mulai jualan tahu bulat. Tahu bulatnya mah ngambil dari orang, dia yang keliling. Ke Puskesmas Cihaurbeuti (Kabupaten Ciamis), Puskesmas Jamanis, Puskesmas Panembong, terus ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soekardjo (Kota Tasikmalaya),” lanjutnya.

Ia juga mengungkap, bahwa biasanya Aria menggunakan ojek terlebih dahulu dari rumahnya ke salah satu puskesmas tersebut, kemudian mulai berjualan dengan berjalan kaki.

Aria Naizar (12) dan ibunya, Susan (31), saat ditemui TribunPriangan.com di kediamannya pada Rabu (19/7/2023).
Aria Naizar (12) dan ibunya, Susan (31), saat ditemui TribunPriangan.com di kediamannya pada Rabu (19/7/2023). (TribunPriangan.com/ Aldi M Perdana)

Melalui pantauan TribunPriangan.com di lapangan, jarak tempuh tersebut sekira belasan kilometer.

“(Dari jualan tersebut) sehari dapat enggak tentu. Paling banyak, kotornya itu, paling Rp 100 ribu,” jelas Susan.

Meski cuci darahnya itu dibantu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), namun Aria bersikukuh untuk tetap berjualan demi memenuhi kebutuhan lainnya, seperti obat-obatan yang tidak ditanggung BPJS, kebutuhan rumah, dan kebutuhan sekolah adiknya.

“Karena kan ada obat-obatan yang harus dibeli, yang di luar BPJS,” pungkasnya.

Derita Anak Ditinggal Ibu Minggat dan Ayah Sakit, Rela Ditunggangi Demi Rp 10 Ribu

Mengutip dari eva.vn, Minggu (16/7/2023) via TribunTrends, sosok gadis bernasib pilu tersebut adalah Ha Dong Dong.

Ha Dong Dong berasal dari Henan China.

Saat ini usianya sudah 15 tahun.

Ia berasal dari keluarga petani miskin.

Meski kekurangan, namun keluarga Ha Dong Dong harmonis.

Hingga sebuah tragedi mengubah kebahagiaan keluarga ini menjadi tangis penderitaan.

Baca juga: Derita Anak Ditinggal Ibu Minggat dan Ayah Sakit, Rela Ditunggangi Demi Rp 10 Ribu, Nasib Terungkap

Ayah Ha Dong Dong secara tiba-tiba merasakan sakit pada bagian punggungnya.

Ia divonis dokter mengidap spondilitas.

Namun karena terkendala biaya, ayah Ha Dong Dong memutuskan berhenti berobat.

Sejak itu, keluarga Ha Dong pindah ke Provinsi Anhui dan memulai usaha kecil-kecilan.

Ha Dong yang mulai remaja sudah ikut membantu orangtuanya mencari uang.

Hingga suatu hari kejadian mengerikan terjadi.

Baca juga: Nasib Bocah di Nunukan, Jadi Korban Kekerasan Ibu Kandung, Tubuh Sering Digores Pecahan Beling

Sang ayah terlibat betrok dengan seorang penjual.

Ia didorong hingga terjatuh di lantai.

Sesampainya di rumah, ayah Ha Dong merasakan sakit luar biasa di bagian lehernya.

Hari berikutnya seluruh tubuh ayah Ha Dong tak bisa digerakkan.

Setelah dibawa ke rumah sakit, kondisi ayah Ha Dong sudah terlanjur parah.

Ia divonis tak bisa bekerja lagi dan hanya bisa tidur di kasur.

Sontak kabar ini bak petir di siang bolong bagi keluarga Ha Dong.

Mereka mulai bingung pasalnya siapa yang akan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan.

Sadar dengan kondisi keluarganya, Ha Dong memutuskan berhenti sekolah dan bekerja.

Di tengah perjuangan hidup, ibu Ha Dong memutuskan menyerah.

Ibu Ha Dong merasa tak sanggup harus merawat suami yang sakit, mengasuh anak-anak dan mencari nafkah.

Melihat keputusan ibunya, Ha Dong hanya bisa pasrah.

Ia tidak menyalahkan sang ibu.

Baca juga: Nasib Bocah 8 Tahun Berakhir Tragis, Jadi Korban Bully: Pulang-pulang Dia Sudah Nangis

Malah Ha Dong berharap suatu saat ibunya akan kembali dan mereka berkumpul menjadi satu lagi.

Sebagai anak tertua, Ha Dong akhirnya yang harus mengambil alih tugas ayahnya.

Awalnya Ha Dong membawa ayahnya di jalanan untuk minta-minta.

Namun lambat laun, Ha Dong merasa itu bukan cara yang tepat.

Sang ayah bisa semakin parah jika harus ikut mengemis.

Akhirnya Ha Dong memiliki ide mengemis dengan menjadi seekor sapi.

Baca juga: Sosok Bocah Penjual Gorengan, Nasib Berubah Drastis saat Tekuni Dunia Komedi, Namanya Kini Melejit

Tanpa rasa malu, Ha Dong Dong memakai topi sapi.

Ia mengizinkan siapa saja menunggangi tubuhnya layaknya seekor sapi dengan upah Rp 10 ribu.

Sontak tindakan Ha Dong ini membuat setiap orang yang lewat bersimpati.

Hingga akhirnya ia menjadi viral dan mendapat perhatian dari media.

Kisah hidup Ha Dong lantas dibagikan dan membuatnya mendapat banyak bantuan dari para dermawan.

Berkat sumbangan itu, Ha Dong bisa kembali bersekolah, sementara ayahnya menjalani pengobatan meski kemungkinan untuk sembuh sangat kecil.

Ha Dong berharap suatu saat ibunya akan kembali dan kembali merasakan hangatnya keluarga yang lengkap.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved