Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Video Diduga Aliran Sesat Lagi Ritual Viral, Ternyata Kolaborasi Kelompok Syiah & Komunitas Budaya

Video diduga aliran sesat lagi ritual ternyata kolaborasi kelompok Syiah dan komunitas pengusung budaya dan adat.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Twitter/txtdaribandung - Pixabay
Dugaan aliran sesat yang menghebohkan warga ternyata kolaborasi kelompok Syiah dan komunitas budaya 

TRIBUNJATIM.COM - Belakangan ini viral aksi yang disebut-sebut ritual aliran sesat di daerah Gegerkalong, Kota Bandung, Jawa Barat, hingga menyita perhatian publik.

Kini terungkap jika aksi dalam video adalah kolaborasi antara kelompok Syiah dan komunitas pengusung adat dan budaya.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, pun angkat suara soal adanya kegaduhan video yang diduga aliran sesat tersebut.

Oleh pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan masih mencari tahu terkait hal itu.

Baca juga: Lokasi Dugaan Aliran Sesat di Bandung Menari dalam Cahaya Merah Disoroti, Terkenal? Pernah Ditutup

Ia tak ingin tergesa-gesa menyimpulkan aktivitas tersebut sebagai aliran sesat sebelum ada kajian dari Majelis Ulama Indonesia atau MUI.

"Ya selalu akan ditindaklanjuti lagi, kalau soal akidah harus menunggu dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) atau ulama-ulama."

"Pemerintah seperti saya tidak bisa menentukan sesat tidak sesat sebelum ada fatwa," kata Ridwan Kamil di Hotel Pullman, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Senin (31/7/2023).

Ditemui terpisah, Sekretaris MUI Jabar, Rafani Achyar mengatakan, belum bisa menyimpulkan terkait aktivitas ibadah tersebut.

Berdasarkan informasi yang ia terima, kegiatan tersebut dilakukan oleh komunitas Syiah yang mengundang komunitas lain.

"Iya jadi saya sendiri masih belum jelas tentang peristiwa di Gegerkalong itu," ujarnya, melansir Kompas.com.

"Memang Gegerkalong ada komunitas Syiah tapi sedikit hanya satu keluarga kalau tidak salah."

"Tapi mereka sering mengundang komunitasnya dari luar kemudian melakukan kegiatan di situ," tutur Rafani Achyar.

"Nah, jadi mungkin itu yang membuat masyarakat tidak berkenan," sambung dia ditemui di kantornya, Jalan LRE Martadinata, Kota Bandung.

Baca juga: Warga Ketakutan Lihat Aksi Diduga Sekte Aliran Sesat di Keremangan Malam, Polisi: Kita Menjaga

Rafani Achyar menuturkan, aktivitas tersebut merupakan kolaborasi kelompok Syiah dengan komunitas pengusung budaya dan adat.

"Yang menjadi viral kemarin ini kolaborasi dengan kelompok pengusung budaya dan adat, tapi sejauh mana chemistry yang dilakukan mereka kami belum tahu ya."

"Karena kemarin kami cari informasi bahwa di Kota Bandung sedang ada kegiatan apa, hari pangsi atau apa gitu ya."

"Tapi dikaitkan dengan Asyuro dan ada kelompok budaya yang ikut," tutur Rafani Achyar.

Rafani Achyar pun menyayangkan munculnya kegaduhan dari aktivitas tersebut.

Ia berharap, semua elemen masyarakat bisa menahan diri demi menjaga kondusivitas lingkungan.

"Kolaborasi siapapun boleh saja tapi harus memperhatikan sensitivitas masyarakat."

"Sensitivitas ini bisa menimbulkan kehebohan, itu yang harus dijaga jangan dengan dalih kegiatan agama tapi dikolaborasi dengan adat budaya yang notabene belum tentu nyambung."

"Itu mungkin yang jadi hal sensitif," tandasnya.

Baca juga: Akhir Kasus Kematian Sekeluarga di Kalideres: Klentingan Jadi Barbuk Baru, Ada Dugaan Jalani Ritual

Sebelumnya netizen digegerkan dengan beredarnya video diduga sekte aliran sesat di Gegerkalong, Kota Bandung, Jawa Barat.

Video diduga sekte aliran sesat tersebut beredar di kalangan warga melalui aplikasi pesan WhatsApp.

Tak hanya beredar di WhatsApp, video tersebut juga viral di media sosial Twitter.

Lantas benarkah aksi dalam video tersebut adalah kegiatan aliran sesat?

Tampak dalam video yang beredar, ada sekelompok orang yang diduga melakukan ajaran aliran sesat di sebuah gedung tua hingga membuat warga bergidik.

Salah satu informasi tentang dugaan aliran sesat ini dibagikan oleh akun menfess Twitter @txtdaribandung.

"Beredar di grup whatsapp adanya aliran sesat di daerah Gegerkalong, Kota Bandung," tulis pengunggah Twitter @txtdaribandung.

Dalam cuitannya, pengunggah membagikan tangkapan layar pesan di WhatsApp.

Chat WA tersebut berisi informasi bahwa sedang ada keramaian yang disebut merupakan aliran sesat.

Dalam pesan WA tersebut pula, tertulis bahwa aliran ini telah ada sebelum pandemi covid-19.

"Maka dari itu sekarang banyak polisi beserta jajarannya sedang berjaga di wilayah tersebut," begitu kutipan pesan yang diterima.

Pengirim pesan juga membagikan pengalamannya saat keluar rumah.

Ia ditanya oleh warga dan diimbau untuk tidak terlalu lama di luar.

"Karena emang lagi ramai pisan polisi-polisi," tutup pesan WhatsApp tersebut.

Video diduga sekte aliran sesat di Bandung bikin geger
Video diduga sekte aliran sesat di Bandung bikin geger (Twitter/txtdaribandung)

Selain membagikan percakapan WhatsApp, akun Twitter @txtdaribandung juga membagikan video amatir.

Dalam video tersebut, terlihat sekelompok orang tengah bergerak seolah menari.

Aktivitas tersebut dilakukan dalam ruangan yang temaram.

Kelompok tersebut melakukannya dengan pencahayaan berwarna merah.

"Itu mereka ibadah atau nari woi," kata suara dalam video.

Hingga Senin (31/7/2023) malam, unggahan video tersebut telah menuai 2 juta tayangan, empat ribu retweet, 1,6 ribu kutipan, dan 12 ribu suka.

Beberapa netizen yang melihat video tersebut mengaku takut saat melihat rekaman video.

"Lebih takut liat ini daripada setan asli merinding," komentar seorang netizen.

"Depan kosan aku banget, semalem pada gak bisa tidur saking paniknya, cuma pada nangis benar-benar saking takut paniknya," kata netizen lainnya di Twitter.

Lantas benarkah informasi yang beredar tersebut?

Pihak kepolisian pun langsung turun tangan setelah viral beredarnya video sekelompok orang yang melakukan ajaran aliran sesat tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, saat dikonfirmasi, Kapolsek Sukasari, Kompol Mohammad Darmawan, mengaku tidak dapat menyatakan kegiatan seperti dalam unggahan video merupakan aliran sesat.

Menurut dia, aliran sesat atau tidaknya adalah kewenangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) atau Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol).

"Aliran sesat nanti masalahnya MUI atau Kesbangpol. Kalau dari kepolisian, kita fokus pada keamanan saja," ujarnya melalui sambungan telepon pada Minggu (30/7/2023).

Meski begitu Darmawan menjelaskan, kepolisian telah mengamankan kawasan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, pada Jumat (28/7/2023) malam, agar tidak terjadi bentrok.

Sebab pada malam itu memang terdapat beberapa pihak yang kurang setuju dengan kegiatan yang tengah berlangsung.

"Supaya tidak ada terjadi kesalahpahaman, supaya tidak terjadi chaos (kekacauan), kita menjaga."

"Supaya di daerah itu kondusif," ungkap Darmawan.

Meski sempat ramai oleh warga, dia menegaskan, situasi di lokasi kejadian saat ini sudah aman dan kondusif.

"Yang penting kita menjaga dan semuanya sudah berjalan baik, pihak-pihak yang menolak sudah pulang dengan sendirinya," papar Darmawan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved