Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Penjelasan BMKG Hujan Cuma Guyur 1 Rumah di Tasik, Pemilik Ketakutan, Warga Langsung Tadah Airnya

Inilah penjelasan BMKG soal hujan yang cuma mengguyur satu rumah di Tasikmalaya, Jawa Barat, kesaksian tetangga mengungkapkan momen sebelum hujan.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Kompas.com, Tribunnews.com, TribunJabar.ID
Inilah penjelasan BMKG atas kejadian fenomena hujan yang cuma guyur satu rumah di Tasikmalaya, Jawa Barat. 

TRIBUNJATIM.COM - Terungkap penjelasan ilmiah terkait fenomena hujan yang cuma guyur sebuah rumah di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Pemilik dibuat ketakutan dengan apa yang terjadi di rumahnya.

Fenomena hujan cuma guyur satu rumah di Tasikmalaya itu ramai dibicarakan di media sosial.

Sebenarnya, fenomena hujan berskala sangat lokal lazim terjadi di musim kemarau.

Penjelasan BMKG terkait fenomena hujan cuma guyur 1 rumah yang terjadi inipun akhirnya terungkap.

Peristiwa itu sempat gegerkan dunia maya.

Ada banyak komentar yang tersebar di media sosial berkaitan dengan mukzijat hingga kepercayaan akan keajaiban air yang turun.

Tetapi apa sebenarnya penyebab utama rumah di Tasikmalaya itu mengalami hujan sementara yang lainnya tidak.

Secara ilmiah, BMKG memberikan penjelasan lengkap.

Kejadian yang terjadi di RT 04/RW 06, Kampung Margalaksana, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menjadi perbincangan warga setempat.

Baca juga: Fenomena El Nino Ancam Wilayah Kota Batu, Kekeringan hingga Penyakit Diprediksi Terjadi

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan soal fenomena aneh hujan hanya mengguyur satu rumah di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Rumah milik Iceng diketahui diguyur hujan lebat sekira 45 menit pada Sabtu (5/8/2023) pukul 04.30 WIB, seperti dikutip jatim.tribunnews.com dari TribunJabar.ID

Namun, hujan hanya mengguyur rumah Iceng, sementara rumah lainnya yang jaraknya hanya beberapa meter tidak kehujanan.

Bahkan jalan di dekat rumah Iceng pun kering.

Rumah Iceng warga Tasikmalaya yang satu-satunya diguyur hujan
Rumah Iceng warga Tasikmalaya yang satu-satunya diguyur hujan (Kompas.com)

Fenomena tersebut pun viral di media sosial dan mengundang banyak pertanyaan netizen.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu memaparkan, fenomena hujan dengan skala sangat lokal lumrah terjadi pada musim kemarau.

Dia menjelaskan, kondisi itu disebabkan awan sel tunggal yang terbentuk di suatu area atau wilayah, sehingga cahaya matahari yang dapat berpengaruh terhadap fenomena tersebut menguapkan kelembapan dari satu sisi.

Selain itu, bangunan atau struktur lainnya juga dapat memblokir hujan dari awan yang bergerak di atas suatu wilayah, sehingga hujan hanya jatuh di satu sisi.

“Ini berarti tidak ada hujan terjadi di sisi itu, dan di sisi lain yang tidak terpengaruh cahaya matahari terjadi curah hujan," jelasnya.

Baca juga: Gegara Hujan, Kedok Pengemis Ngesot & Pura-pura Lumpuh Akhirnya Terkuak, Kini Ditangkap Polisi

Kecepatan dan arah angin juga dapat menyebabkan hujan turun pada sudut yang berbeda sehingga meningkatkan kemungkinan hujan yang lebih besar di satu sisi.

“Ada beberapa faktor yang menentukan di mana hujan akan turun. Namun, sisi mana yang akan hujan dapat bervariasi, bergantung lokasi,” terang Teguh.

Teguh mengimbau, masyarakat tak perlu panik dengan fenomena yang wajar terjadi saat musim kemarau.

“Kondisi ini tidak berkaitan dengan prekursor bencana lainnya. Mohon disikapi dengan tenang dan tidak panik,” papar Teguh.

“Hanya percayai berita yang berasal dari akun atau kanal resmi lembaga pemerintahan yang berwenang, seperti BMKG, BPBD, dan Basarnas. Jangan mudah menyebarkan berita yang belum jelas asal-usulnya,” pungkasnya.

Hujan yang cuma mengguyur rumah Iceng
Hujan yang cuma mengguyur rumah Iceng (Tribun Jabar)

Namun, fenomena tersebut diketahui memang kental dengan berbagai kepercayaan di antara masyarakat.

Tak pelak, warga setempat banyak yang mempercayai bahwa air yang mengguyur rumah Iceng adalah air yang tak biasa.

Tetangga Iceng yang turut menyaksikan fenomena tersebut, Aldi (25) mengatakan bahwa hujan yang hanya turun di rumah Iceng itu berdurasi sekitar lima menit.

“Saya kan bangun tidur, mau shalat subuh ke masjid. Pas saya keluar lewat pintu samping, 'aduh kok hujan?' Tapi setelah dilihat ke sana (sisi yang lain), sebelah sana kok kering. Hujannya hanya sekotak itu saja,” ujar Aldi.

"Setelah beberapa menit hujan itu turun, listrik rumah saya mati. Pas listrik nyala kembali, barulah hujannya tiba-tiba reda,” sambungnya.

Aldi menambahkan, awalnya dia mengira ada sesuatu yang bocor sehingga air turun di rumah Iceng.

"Ternyata tidak ada yang bocor. Tidak lama dari situ, banyak warga berdatangan. Pak RT juga datang,” ucap Aldi.

Detik-detik rekaman tetangga Iceng soal rumah yang diguyur hujan
Detik-detik rekaman tetangga Iceng soal rumah yang diguyur hujan (TikTok via TribunJabar.ID)

Sementara itu, pemilik rumah yakni Iceng, malah mengaku ketakutan karena fenomena yang hanya terjadi pada rumahnya saja.

Iceng juga menceritakan gegara hujan yang cuma mengguyur rumahnya itu, banyak warga yang mendadak buru-buru menadah air yang turun.

Hujan hanya mengguyur salah satu rumah di Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Sabtu (5/8/2023) pagi tak lama setelah azan subuh.

Pemilik rumah, Iceng mengaku ketakutan saat hujan hanya mengguyur rumahnya pagi itu, sedangkan tetangga Iceng langsung mengambil air hujan dengan ember dan wadah lainnya.

"Ada juga yang tangannya menadahkan air hujan itu terus diusap ke bagian badannya yang sakit,” kata Iceng, Senin (7/8/2023), dikutip TribunJatim.com dari TribunJabar.id via Kompas.com

“Saya boro-boro ingat (mengambil air hujan tersebut), karena ya takut lihat hujan cuma di rumah saya saja,” imbuhnya.

Baca juga: Puncak Udara Dingin di Malang Raya, Bakal Terjadi pada Agustus Nanti, Ada Fenomena El Nino?

Penjelasan ilmiah tentang hujan yang terkadang bisa hanya mengguyur sebuah area juga pernah diungkap sebelumnya.

Fenomena tersebut pun viral di media sosial dan mengundang banyak pertanyaan netizen.

BMKG pun menjelaskan fakta ilmiah terkait fenomena hujan hanya guyur satu rumah di Tasikmalaya.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu mengatakan bila fenomena tersebut merupakan hal lazim di musim kemarau.

Ia menjelaskan awan hujan biasanya bergerak di atas wilayah dan melepaskan kelembaban saat pergi dalam bentuk hujan.

Bangunan dan struktur lainnya, kata Rahayu, bisa memblokir kejadian hujan sehingga menyebabkan hujan turun hanya di satu sisi jalan.

Lalu, sudut matahari dapat mempengaruhi fenomena itu pula yang menyebabkan kelembaban menguap dari satu sisi sebelum memiliki kesempatan untuk jatuh sebagai curah hujan, yang akibatnya satu sisi bisa dilihat kering sementara yang lain basah.

"Ini adalah fenomena lazim di musim kemarau, karena cahaya matahari dapat memainkan peran dalam skenario ini dengan menguap kelembaban dari satu sisi jalan. Ini berarti tidak ada hujan terjadi di sisi itu, dan di sisi lain yang tidak terpengaruh oleh cahaya matahari, terjadi curah hujan," kata Teguh, Selasa (8/8/2023).

Adapun kecepatan dan arah angin bisa menyebabkan hujan turun di sudut yang berbeda, kemudian meningkatkan hujan yang lebih besar di satu sisi.

Baca juga: Fenomena Serbuan Ubur-ubur di Pelabuhan Perikanan Mayangan Probolinggo Jadi Tontonan Warga

"Ada beberapa penyabab yang menentukan di mana hujan akan turun, tapi sisi mana yang akan hujan bisa bervariasi tergantung pada lokasi," ungkapnya.

"Urbanisasi mempunyai dampak pada distribusi hujan di perkotaan. Kota cenderung ditutupi dengan banyak permukaan yang tak mudah menyerap air, seperti jalan, bangunan, dan trotoar, mencegah air menembus tanah," katanya.

Hal inilah, lanjut Rahayu, yang menyebabkan meningkatnya runoff hingga akhirnya banjir di daerah yang lebih rendah sementata meninggalkan daerah lain kering.

Wilayah perkotaan, kata Rahayu bisa lebih memungkinkan mengandung dalam menyerap panas, semisal dari beton dan aspal yang menciptakan pulau panas.

Tempat-tempat yang lebih hangat ini mengakibatkan udara naik, sehingga terjadi peningkatan curah hujan di daerah itu dibanding dengan lingkungan pedesaan.

"Kami imbau kepada masyarakat tak perlu panik soal fenomena hujan berskala sangat lokal ini. Karena fenomena ini lazim terjadi pada musim kemarau. Kondisi ini juga tak ada kaitannya dengan prekursor bencana lainnya. Mohon disikapi dengan tenang dan tak panik," katanya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved