Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kisah SDN yang Hanya Punya 2 Murid Baru, Jika Tak Masuk Semua, Guru Bingung Ngajar Siapa

Inilah kisah SDN di Kayuagung OKI. Sekolah itu hanya punya 2 murid baru. Jika semua tak masuk, guru sampai bingung harus mengajar siapa?

Editor: Januar
Istimewa
Suasana kelas di Sekolah Dasar (SD) Negeri 11 Kayuagung, jumlah muridnya sedikit 


"Tetapi puncaknya tahun ini yang hanya menerima 2 baru saja," ujarnya, padahal segala cara sudah dilakukan.

Menurutnya semakin menurunnya jumlah siswa disebabkan semakin sedikitnya jumlah anak-anak kecil di sekitar lokasi sekolah dan banyak warga juga yang pindah.

"Kalau sekarang disini yang tinggal hanya orang-orang yang sudah tua saja."

"Sedangkan anak-anak mereka banyak yang merantau dan pindah ke tempat lain,"

"Kemungkinan itulah yang menyebabkan jumlah murid disini makin menurun."

"Apalagi sekarang banyak sekolah swasta, maka pilihan orang tua semakin banyak lagi," tuturnya.

Meskipun demikian, tenaga pengajar di SD yang berjumlah 12 ini juga berharap kedepannya sekolahan semakin maju dan siswa juga menjadi ramai kembali.

"Kami terus berharap sekolah semakin ramai dan kami sebagai guru menjadi semangat mengajar," pungkasnya.

Kisah serupa juga terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu.

Sebanyak sepuluh SMP swasta di Surabaya sepi peminat pada masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP tahun ini.

Atas temuan tersebut, Wali Kota mengusulkan agar masing-masing sekolah dapat digabungkan atau merger.

Ditemui seusai bertemu Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta di ruang kerjanya, Selasa (25/7/2023), Wali Kota mengungkapkan bahwa sepinya peminat untuk masing-masing sekolah tersebut bukan hanya tahun ini. Namun, sejak 4 tahun belakangan.

Menurutnya, salah satu tantangan yang harus dihadapi masing-masing sekolah tersebut adalah persaingan kualitas dengan sekolah lain. Karenanya, Pemkot juga akan memberikan pendampingan agar sekolah tersebut bisa meningkatkan kualitas hingga menarik minat siswa.

"Kami coba berikan kesempatan. Kami sepakat dengan MKKS, dua tahun ke depan kita lihat jumlah muridnya seperti apa. Sambil dia (sekolah) menaikkan kemampuannya. Kalau misalnya (dua tahun ke depan) sudah tidak bisa lagi, ya sudah," kata Cak Eri.

Apabila masih sepi pendaftar, maka salah satu solusi yang ia tawarkan adalah penggabungan sekolah atau merger. "Karena kasihan, kalau sekolah ini tidak dimerger, muridnya dua atau tiga (anak), terus bagaimana operasional sekolah ini?," katanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved