Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dulunya Konglomerat, Hidup Wanita Banting Setir Jadi Tukang Cuci Piring, Kini Trotoar Bak Kasurnya

Dulunya hidup sebagai konglomerat, hidup wanita langsung berubah banting setir kerja jadi tukang cuci piring, kini trotoar jadi kasurnya

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Eva.vn via TribunTrends.com
Padahal dulunya jadi konglomerat kini nasib wanita ini berubah drastis hingga jadi tukang cuci piring. 

TRIBUNJATIM.COM - Dulunya konglomerat, hidup seorang wanita beda drastis kini banting setir pekerjaan jadi tukang cuci piring.

Roda kehidupan bak selalu berputar.

Seperti apa yang dialami wanita satu ini.

Dulunya konglomerat, siapa sangka hanya karena pandemi semuanya kini berubah total.

Pernah merasakan tidur di kasur empuk, kini wanita tersebut harus rela tidur di trotoar agar bisa bertahan hidup.

Hidup konglomerat ini berubah drastis, dulu bergelimang harta lalu mendadak bangkrut saat pandemi.

Hingga akhirnya dia kini banting tulang kerja jadi tukang cuci piring.

Dilansir Tribun Jatim dari Eva.vn via TribunTrends dari Eva.vn Kamis (14/9/2023), wanita bernama Hanh ini dulunya adalah seorang konglomerat kelahiran Vietnam yang berkarier di Kamboja.

Namun kini hidupnya berubah drastis,  baru-baru ini dia ditemukan tidur di trotoar.

Dia juga berjualan pakaian untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Baca juga: Nasib Terkini Fahmi setelah Ditinggal Anggi, Jadi Bujang Lagi dan Terima Rp 20 Juta, Sibuk Jual Buah

Suatu hari, seorang YouTuber terkenal membeli semua pakaiannya dari kantongnya sendiri.

Mereka juga membantunya memesan tiket bus untuk pulang ke tanah air dengan harapan kehidupan lebih stabil.

Sesampainya di tanah air, ternyata dia masih belum bisa memulai hidup baru.

Dia tetap hidup dalam kemiskinan dan harus merawat ibu lanjut usia serta saudara perempuannya yang sakit jiwa.

Nasib seorang konglomerat berakhir tidur di trotoar
Nasib seorang konglomerat berakhir tidur di trotoar (TribunTrends.com)

Hanh menceritakan: " Keluarga saya sudah lama meninggalkan tanah air ke Kamboja.

Saya dan orang tua saya membuka bar karaoke yang menggabungkan minuman untuk masyarakat lokal dan orang Vietnam yang tinggal di sana.

Tuhan berbelaskasihan sehingga pekerjaan berjalan sangat lancar, naik bagaikan “layang-layang yang tertiup angin”.

Keluarga berubah dari miskin menjadi memiliki cukup makanan dan uang untuk dibelanjakan.

Baca juga: Nasib Terbaru Giarti TKW Tulungagung Pasca Difitnah Tetangga 10 Tahun, Disnakertrans: Ini Kriminal

Saya bahkan dianggap sebagai wanita kaya keturunan Vietnam di Kamboja . " 

Hanh kemudian membuka cabang bar karaoke lagi, jadi dia menginvestasikan uangnya.

Dia percaya bahwa berbisnis itu pasti berisiko, tidak bisa membiarkan uang “berdiam di satu tempat” dan akan kehilangan nilainya.

Oleh karena itu, dia terus berinvestasi bekerja di negara tetangga.

"Saya terus bekerja keras tanpa memikirkan bahwa suatu hari nanti akan terjadi pandemi.

Saya juga yakin untuk mengatakan bahwa saya akan membantu negeri ini mengembangkan industri jasa dan pariwisata... Tapi manusia tidak sebaik Tuhan, tiba-tiba pandemi COVID-19 pecah," tuturnya.

Pada awalnya, para taipan perempuan masih diperbolehkan membuka pub dengan syarat menjual makanan dibawa pulang atau memastikan kriteria pencegahan virus.

Baca juga: Nasib Kepsek Pecat Guru Reza Favorit Siswa SD, Ngaku Iba Rupanya Gratifikasi? Bima Arya Tegas: Copot

"Pandemi merebak dengan kuat, pemerintah di sini juga meminta toko-toko tutup dalam waktu lama.

Dan tentunya bar karaoke keluarga saya harus tutup selama 2 tahun berturut-turut.

Tapi saya tetap harus membayar sewa sampai habis.

Saat itu, ayah saya meninggal karena sakit, membuat saya dan ibu semakin tertekan.

Jadi semua kekayaan yang kami peroleh selama bertahun-tahun hilang, dan ibu serta saudara perempuan harus pergi bersama untuk menyewa kamar dan tidur di trotoar ,” kenang Hanh.

Nasib wanita dulunya konglomerat lalu keluarga bangkrut saat pandemi
Nasib wanita dulunya konglomerat lalu keluarga bangkrut saat pandemi (Eva.vn)

Perjuangan selama berbulan-bulan di jalanan menginspirasi Hanh untuk membawa ibu, saudara perempuan dan putranya kembali ke Vietnam.

"Untungnya, saya bertemu orang-orang baik yang membantu saya.

Dia membeli tiket bus untuk 4 anggota keluarga saya untuk pulang ke rumah.

Datang ke sini, keluarga saya tinggal di rumah kerabat. Hidup belum membaik, tapi saya merasa
sangat damai di dalam , "kata Hanh jujur.

Ketika ditanya apakah dia punya modal untuk berbisnis, apakah dia akan kembali ke Kamboja, dia pun menjawabnya dengan pasrah.

"Bagaimana saya bisa mempunyai modal untuk berbisnis sedangkan saya masih harus berlari mencari makan setiap hari?

Tidak ada yang berani meminjamkan saya uang dalam jumlah besar untuk berbisnis karena sekarang semua orang kesulitan berbisnis.

Baca juga: 2 Tahun Vakum Karena Pandemi Covid-19, Festival Kupatan Tanjung Kodok Kembali Digelar Besok

Lebih dari segalanya, saya merasa Vietnam damai dan bahagia, jadi saya tidak punya niat pergi ke mana pun ,” ungkap perempuan itu.

Saat ini, Hanh bekerja mencuci piring untuk restoran dengan gaji kecil.

Dia mengatakan dia hanya ingin mendapatkan cukup uang untuk menyekolahkan putranya dan merawat ibu serta adik perempuannya yang sakit. 

Nasib serupa juga pernah dialami oleh seorang artis.

Kini ia hanya bisa mengenang dulu menggunakan barang-barang mewah namun kini keluarganya bangkrut.

Kehidupannya semasa kecil hingga remaja super mewah tak kalah dari Rafathar yang biasa dijuluki anak sultan.

"Aku bener-bener dulu itu anak yang sebutannya sultan kali ya," kata Ressa Herlambang.

"SMP udah pakai Beetle, (Mercedes) SLK, Bentley, (Rolls-Royce) Phantom Classic."

Bahkan Ressa Herlambang juga dibiayai orangtua terkait video klip pertamanya.

Kala itu, Ressa Herlambang menggandeng Rizal Mantovani sebagai sutradara MV.

"Waktu itu pertama kali video klip sama Rizal Mantovani, syutingnya pakai kamera film, pakai helikopter, itu 2007," kata penyanyi jebolan "Asia Bagus" 1999 itu.

Ressa Herlambang juga membongkar profesi orangtuanya. Sebelum bangkrut hingga kehilangan Rp12 miliar, ayah ibu Ressa ternyata mengelola bisnis pameran.

"Papa mamaku bisnis kerjasama, jadi papa mamaku dulu adalah salah satu big owner dari, kalau tahu dulu pameran-pameran rumah, expo, sampai acara Gong 2000, pokoknya pameran BUMN," kata Ressa Herlambang.

"Tahu JCC? Dulu setiap ada pameran di situ, ya itu udah pasti mama papa, dari mulai Balai Sidang, JCC, PRJ, itu pasti karya-karya kerjasama mama."

Ressa Herlambang juga tak paham soal apa penyebab bisnis ayah ibunya bermasalah.

Yang pasti, uang orangtua Ressa Herlambang lenyap dalam semalam.

"(Dalam) semalam pernah mengalami kerugian sampai Rp 12 miliar, waktu itu ada salah satu pameran, di salah satu kota di Jakarta juga," kata Ressa Herlambang.

Sementara itu, Ressa Herlambang mengucap syukur karena ia masih dapat bantuan dari kawan artis.

Dulunya, Ressa Herlambang dibantu oleh Raffi Ahmad dan Yadi Sembako. Keduanyamenyumbang masing-masing Rp5 juta.

"Banyak orang yang sudah membantu aku, salah satunya di momen waktu itu orangtua aku dikejar-kejar sama orang sampai mau dilaporin polisi dan harus bayar uang Rp12 juta. Aku cuma punya uang Rp2 juta, aku cuma HP kecil dan di situ ada kontak Raffi sama kontak Yadi Sembako, akhirnya aku telepon," terang Ressa Herlambang.

"Kalau pak Yadi nggak terlalu dekat sama keluarga aku, kalau Raffi cukup mengenal papa mama ku. Waktu aku ulang tahun launching album, Raffi sama alm Olga Syahputra jadi host, jadi memang mengenal sekali keluargaku sampai dulu bilang 'Bro, doain, ya, Bro, mudah-mudahan bisa jadi orang kaya punya mobil, ini itu kayak lo', itu benar papa mamaku sangat mengenal Raffi."

Ressa Herlambang juga mengungkap soal ibunda yang sempat kena santet.

Ressa Herlambang lantas membawa sang ibu ke kyai untuk diruqyah.

Untungnya, kondisi ibunda berangsur-angsur membaik.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved