Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Siasat Bejat Kakek di Jember, Nodai 5 Pelajar SD, Ending Rumah Pelaku Digeruduk Warga

Inilah aksi bejat seorang kakek di Jember. Pelaku tega menodai 5 pelajar SD. Ending warga geruduk rumah pelaku.

Editor: Januar
Tribunnews.com
Ilustrasi pencabulan pelajar SD di Jember oleh kakek 

TRIBUNJATIM.COM- Inilah aksi bejat seorang kakek di Jember.

Pelaku tega menodai 5 pelajar SD.

Ending warga geruduk rumah pelaku.


Dilansir dari TribunTrends, seorang kakek di Jember ditangkap polisi setelah diduga berbuat mesum terhadap lima pelajar SD.

Kakek berinisial MS itu digrebek oleh warga pada Senin (18/9/2023).

Warga belum sempat menghakimi lantaran polisi telah mengamankan pelaku.

Kakek berinisial MS (60) di Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur, digerebek warga pada Senin (18/9/2023).

Sebab, pria tersebut diduga telah mencabuli lima anak yang masih berstatus pelajar SD.

Baca juga: Jawaban Santai Kuasa Hukum Bu Nyai soal Kasus Pencabulan Santriwati di Jember: Cuma Isu Kan

Kepala Urusan Pembinaan Operasi (KBO) Satuan Reserse Kriminal Polres Jember Ipda Dwi Sugianto menjelaskan, kronologi penggerebekan itu bermula saat salah satu terduga korban yang masih anak-anak bercerita pada orangtuanya telah dilecehkan oleh MS.


“Dari informasi itu, dilakukan mediasi. Ternyata di situ timbul juga korban lainnya,” kata dia kepada Kompas.com di Mapolres Jember, Rabu (20/9/2023).

Kemudian, informasi itu terdengar oleh banyak warga sehingga warga menggeruduk rumah terduga pelaku.

Tak ada aksi kekerasan dalam penggerebakan itu.

Sebab, polisi mengamankan MS dan membawanya ke Mapolres Jember.

“Tidak sempat dianiaya oleh warga, warga hanya berkerumun, ingin menghakimi tapi petugas Polsek sudah ada di situ,” terang dia.

Menurut pengakuan pelaku, kata dia, dugaan pencabulan terhadap anak di bawah umur itu sudah dilakukan pada lima orang.

Mereka semua merupakan masih anak di bawah umur.

Pihak kepolisian masih belum mengetahui modus yang dilakukan oleh terduga pelaku.

“Modusnya masih belum tahu, namun pengakuan korban dilecehkan saja,” ungkap dia.

Polisi sudah menetapkan terduga pelaku sebagai tersangka sesuai dengan UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Kisah serupa juga terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu.

Seorang siswa SMP membunuh adik kelasnya sendiri.

Lalu siswa SMP itu menodai jasad adik kelasnya yang ia bunuh.

Korban adalah siswi berinisial LBS (12), sedangkan pelaku adalah APS (14).

Tubuh LBS ditemukan dalam keadaan mengenaskan di semak-semak di jalan lintas Duri dekat pintu tol Balai Raja, Kelurahan Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau, Sabtu (2/9/2023) malam.

Kapolres Bengkalis AKBP Setyo Bimo Anggoro mengungkap motif pembunuhan ini.

Menurut Kapolres, motif pelaku membunuh hingga diduga merudapaksa korban karena menyukai korban, tetapi korban menolaknya.

"Motif pembunuhan diduga karena rasa suka dari pelaku namun ditolak korban. Korban juga diduga dicabuli oleh pelaku," kata AKBP Setyo Bimo Anggoro, dikutip TribunJatim.com dari Tribunnews.

Saat ditemukan, jasad LBS masih memakai seragam olahraga SMP, dan dari lokasi mayat Lestari ditemukan tas ransel sekolah warna hitam biru.

Di dekat korban ditemukan kayu bulat yang tertancap berlumuran darah, di atas tubuh perut Lestari juga ditemukan mirip bambu panjang.

Kapolres Bengkalis menyebutkan, korban diduga sudah diintai pelaku sepulang sekolah, karena korban sehari-harinya jalan kaki saat pulang ke rumahnya.

"Pelaku merupakan kakak kelas korban yang duduk di bangku kelas 2 SMP Negeri 2, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis. Pelaku saat ini telah diamankan di Mapolsek Pinggir," ungkap Setyo melalui keterangan tertulis, Senin (4/9/2023).

AKBP Setyo mengatakan, pelaku APS ditangkap tim gabungan Satreskrim Polres Bengkalis dan Polsek Pinggir pada Minggu (3/9/2023), sekitar pukul 16.00 WIB, di rumahnya.

Saat ditangkap, APS mengakui membunuh adik kelasnya itu.

"Dari keterangan tersangka, dia melakukan perbuatan tersebut karena nafsu terhadap korban saat melihat korban pulang sekolah. Jadi, mengaku spontan melakukan tindakan tersebut," kata Setyo.

Pelaku mencekik leher korban dan menyeretnya ke dalam semak-semak di Jalan Lintas Duri-Pekanbaru, Kecamatan Pinggir.

Lalu, pelaku menghantam kepala dan badan korban dengan menggunakan kayu runcing panjang berulang kali.

"Setelah melakukan perbuatan itu, pelaku menyetubuhi korban dalam keadaan bersimbah darah. Setelah itu, pelaku langsung pulang mencuci baju dan celana pelaku yang terkena darah dari korban," kata Setyo.

Pelaku meninggalkan korban di lokasi hingga tewas.

APS dijerat dengan Pasal 76 c Jo pasal 80 ayat 3 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002, Tentang Perlindungan Anak jo UU Nomor 11 tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

AKBP Setyo Bimo Anggoro mengatakan, pelaku sebelumnya tidak pernah berinteraksi dengan korban, meski rumah mereka berdekatan.

"Pelaku tidak pernah interaksi dengan korban. Hanya mengetahui korban adik kelas dan rumahnya tidak jauh dari rumah korban. Jadi, pelaku mengaku spontan melakukan pembunuhan," kata Setyo saat diwawancarai wartawan, Senin (4/9/2023).

Setyo mengungkapkan, pelaku juga pernah berbuat masalah, yaitu tertangkap saat mencuri pakaian dalam wanita dan pakaian wanita.

Selain itu, pelaku juga pernah memukul teman sekolahnya.

"Pelaku pernah melakukan pemukulan terhadap teman sekolahnya, dan juga pernah tertangkap mencuri pakaian dalam dan pakaian wanita di wilayah tempat tinggalnya," sebut Setyo, dilansir TribunJatim.com dari Kompas.com.

Karena itu, polisi akan meminta bantuan psikolog untuk memeriksa kejiwaan pelaku.

"Karena pelaku anak di bawah umur, kami meminta pendampingan dari Bapas. Kemudian, kami juga meminta pemeriksaan psikologi pelaku," kata Setyo.

Penemuan mayat korban berawal dari sang ibu, Nurmaya br Situmeang, yang menanyakan ke pihak sekolah karena korban sudah seharian tidak pulang.

Bahkan, sudah sampai malam korban tak kunjung balik ke rumah.

Nurmaya juga menanyakan melalui telpon kepada Gultom orangtua temannya apakah anaknya melihat LBS saat di sekolah.

"Pengakuan anak Gultom bahwa LBS saat sekolah masih terlihat," terang Kapolres Bengkalis.

Selanjutnya, sejumlah warga melakukan pencarian di sepanjang jalan menuju rumah korban.

"Warga mencari korban dengan memeriksa semak-semak di jalan yang biasa dilewati korban. Kemudian, sekitar lima meter menuju dalam semak, pada pukul 21.20 WIB, korban ditemukan dalam keadaan terbaring dan kepalanya bersimbah darah," sebut Setyo.

Kejadian itu kemudian dilaporkan ke Polsek Pinggir.

Petugas mendatangi lokasi dan mengevakuasi korban ke RSUD Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis.

"Anggota melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) untuk mengumpulkan keterangan saksi-saksi dan bukti untuk menyelidiki penyebab kematian korban," tutup Setyo.

Dari live yang di abadikan akun Sofie Sihite dari lokasi rumah duka, tampak warga memadati lokasi rumah keluarga LBS.

Sejumlah pelajar yang berdinas SMP juga terlihat banyak di area rumah duka.

Pemakaman terhadap jenazah LBS pun sudah dilakukan.

Sejumlah organisasi masyarakat tampak juga melayat ke rumah duka.

 


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved