Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ponorogo

Tergerak Lihat Pencemaran Sungai, Siswa SMK 1 Pemda Ponorogo Olah Kotoran Sapi Jadi Pupuk Organik

Tergerak lihat pencemaran sungai akibat kotoran hewan, siswa SMK 1 Pemda Ponorogo olah kotoran sapi menjadi pupuk organik. Begini prosesnya.

Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Pramita Kusumaningrum
Siswa SMK 1 Pemda Ponorogo mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik, Minggu (24/9/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumnaingrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Berawal dari keprihatinan karena banyaknya peternak yang membuang kotoran sapi ke sungai hingga menimbulkan pencemaran sungai, siswa SMK 1 Pemda Ponorogo berinisiatif membuat terobosan sedekah kotoran hewan (kohe).

Di SMK 1 Pemda Ponorogo di Desa Tambang, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, ada tempat 
pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik.

Pendirian tempat pengolahan kotoran sapi ini, karena beberapa tahun terakhir, Kecamatan Pudak menjadi daerah penghasil susu sapi perah. Bahkan hampir setiap rumah memiliki 4 hingga 10 ekor sapi perah.

Akan tetapi, banyaknya populasi sapi tidak seiring dengan pembuangan kotoran sapi. Sehingga menimbulkan permasalahan baru. Kotoran hewan selalu dibuang ke sungai.

Mirisnya, dalam sehari lebih dari 100 ton kotoran hewan sapi dibuang ke sungai.

Peternak beralasan sengaja membuang kotoran hewan ke sungai karena sudah tidak memiliki tempat penampungan kotoran hewan.

Akibatnya, seluruh sungai di Kecamatan Pudak berwarna keruh, air sungai juga mengeluarkan bau tak sedap. Termasuk membunuh habitat ikan penghuni sungai.

“Ada 44 siswa yang bertugas mengambil kotoran hewan dari kandang sapi milik warga di sekitar sekolah,” ujar salah satu siswa, Wahyu Setiono, Minggu (24/9/2023).

Baca juga: Petrokimia Gresik Dampingi Kelompok Peternak Sapi, Manfaatkan Kotoran Sapi Jadi Barang Bermanfaat

Dia mengatakan, seluruh kotoran hewan ditampung. Kemudian kotoran hewan diolah menggunakan mesin untuk memisahkan kadar air dari kotoran sapi.

Sementara untuk menambah unsur hara serta mempercepat proses fermentasi dan menjadi pupuk organik, kotoran hewan yang sudah keluar dari mesin dicampur dengan dolomit, sekam, mikroba dan bioactiva.

“Warga memang biasa membuang limbah ke sungai. Katanya tidak ada tempat untuk membuang limbah. Kami tampung dan dibuat pupuk,” kata Wahyu kepada Tribunjatim.com.

Di mengatakan, peternak tidak memanfaatkan untuk pupuk, karena sudah fokus ke sapi perahnya. Kotoran sapi berlimpah karena dari data yang didapat, ada 10 ribu ekor sapi di wilayah tersebut.

Baca juga: Koperasi Peternakan Sapi Perah di Pasuruan Produksi Susu dan Keju Organik, Diresmikan Mentan

“Di Pudak itu, per orang memelihara 10 sampai 12 sapi. Jika dikalikan sehari-hari ada 130 ton kotoran sapi. 70 persennya dibuang ke sungai,” terangnya.

Karena itu, dia bersama teman-temannya tergerak hatinya. Agar tidak mencemari lingkungan, kotoran sapi itu ditampung lalu diolah menjadi pupuk.

“Saat ini dalam sehari bisa mengolah sekitar 1 hingga 3 ton kotoran sapi menjadi pupuk organik. Ya memang tidak banyak tetapi berusaha mengurangi,” tegasnya.

Ketua Yayasan SMK 1 Pemda Ponorogo, Imam Subaweh menjelaskan, limbah kotoran sapi yang dibuang ke sungai, bermuara di bendungan, akibatnya menimbulkan naiknya humus kolam dan mengakibatkan naiknya biogas yang akan menyebabkan habitat di air bisa mati.

Baca juga: Hospital Bantarangin Ponorogo Akan Diresmikan, Kang Giri Tunjuk Enggar Tri Adji sebagai Plt Direktur

“Di sini ada 10 ribu sapi. Per hari minimal 130 ton kotoran sapi dihasilkan. Ada anak berinisiatif membuat pupuk kami dukung. Memang tidak bisa menghilangkan,” tegasnya.

Namun, dia mengklaim bisa sedikit mengurangi angka pencemaran dan rusaknya ekosistem di sungai.

“Untuk satu zak pupuk organik berbahan kotoran sapi berisi 25 kg dijual dengan harga Rp 35 ribu. Tetapi juga kami sumbangkan ke peternak sapi. Hitung-hitung sedekah,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved