Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tak Bisa Bayar Biaya Perawatan Nyalon, Emak-emak Nangis Cuma Bawa Uang Rp15 Ribu, Ternyata ODGJ?

Emak-emak nangis tak bisa bayar biaya perawatan nyalon, cuma bawa uang Rp15 ribu.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/viralsekali
Emak-emak nangis tak bisa bayar perawatan nyalon, bawa-bawa Tuhan 

TRIBUNJATIM.COM - Video emak-emak nangis tak bisa bayar biaya perawatan di salon viral di media sosial.

Kejadian ini bermula saat dirinya tak bisa membayar biaya salon usai melakukan perawatan.

Ia mengaku cuma bawa uang Rp15 ribu dan tak bisa bayar perawatan senilai Rp350 ribu.

Tak pelak aksi emak-emak di Jakarta ini pun seketika viral di media sosial.

Baca juga: Bajunya Rapi, Ibu-ibu ini Ngamuk Maksa Minta Sedekah, Tak Takut Dilaporkan: Nggak Punya Belas Kasih

Ulahnya tersebut viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @viralsekali, Jumat (22/9/2023).

Dalam video yang beredar, tampak seorang wanita berkaus merah sedang duduk di kursi salon.

Sementara pemilik salon terdengar kesal lantaran wanita tersebut enggan melunasi seluruh perawatan yang ia lakukan sejak tengah hari.

Diketahui jumlah uang yang harus dibayar emak-emak tersebut untuk seluruh perawatannya adalah sebesar Rp350 ribu.

"Sebenarnya bukan uang Rp 350 ribunya, tapi dari awal ibu ke sini niatnya udah enggak baik," kata pemilik salon.

"Giliran udah selesai, ibu bilang ibu yang bayar, bukan gitu konsepnya," tambah pemilik salon, melansir Banjarmasin Post.

Sembari menangis, emak-emak tersebut menunjukan uang Rp15 ribu yang dibawanya.

"Kan kalau kakak cuma punya uang Rp15 ribu kenapa masuk?" timpal pemilik salon.

"Sekarang kalau saya bilang kakaknya enggak sengaja, tapi kakak udah niat."

"KTP kakak enggak mau bawa, handphone bilang kakak enggak bawa," tutur pemilik salon.

Akibat ulah emak-emak tersebut, karyawan pemilik salon mengaku sudah kerepotan melayani pelanggan dari pukul 12 siang.

Ia pun semakin geram saat mendengar emak-emak tersebut memberi jawaban tak jelas.

"Ini uangnya Rp15 ribu dikasih Allah, bukan manusia," jawab emak-emak tersebut.

Ia pun sempat merengek dan memberikan sejumlah alasan agar bisa dibebaskan.

Namun belakangan diketahui emak-emak tersebut adalah sosok ODGJ.

Ia kerap berkeliaran di daerah Petukangan, Jakarta Selatan.

Baca juga: Terhalang Biaya Lahiran, Bu Titin Tak Bisa Pulang dari RS sampai Sentil Jokowi, Kini Dibantu Kapolda

yani***: Itu mah odgj emng suka keliling itu orangnya suka ambil2 aja minuman/makanan di warung truss pergi gtu aja gak bayarrr

su***: Orang itu stress mba

ai***: Itu mah orang stres mba

jua***: ODGJ, jelas sejumlah netizen dalam kolom komentar unggahan tersebut.

Sementara itu ibu rumah tangga berinisial PL (44) tertangkap mencuri telur di sebuah minimarket kawasan Jurang Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren, pada Senin (18/9/2023).

Akibat aksi pencurian tersebut, ibu tiga anak ini harus berurusan dengan polisi di Polsek Pondok Aren.

Merasa iba dengan yang dialami Bu Puji, polisi akhirnya mencoba menyelesaikan masalah tersebut dengan cara restorative justice (kekeluargaan atau damai).

Bu Puji diketahui bekerja sebagai tukang cuci dan setrika baju demi menghidupi ketiga anaknya.

Lantaran sang suami yang bekerja sebagai pengemudi ojek online tak bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka seutuhnya.

Sehingga hal itu membuat ibu Puji yang merupakan warga Pondok Jati, Kelurahan Jurang Mangu Barat, ini harus banting tulang.

Apalagi ia harus membayar biaya ujian anaknya sebesar Rp700 ribu.

Hal ini diakui Bu Puji kepada Bhabinkamtibmas Kelurahan Jurang Mangu Barat, Aiptu Samsul Hairudin.

Puji, ibu curi telur demi ketiga anaknya yang kelaparan.
Bu Puji curi telur demi ketiga anaknya yang kelaparan (Instagram/warungjurnalis)

Bu Puji diketahui memiliki tiga orang anak yang masih bersekolah dan tinggal di kontrakan sederhana.

Ia juga harus membayar uang kontrak rumah yang ia tinggali bersama suami dan ketiga anaknya.

"Saya ngontrak Pak," jawabnya, dikutip dari Tribun Sumsel.

"Maafin saya Mas, maafin saya Pak," sambungnya.

Sementara itu usai mendengar pengakuan tersebut, Aiptu Samsul Hairudin semakin iba.

Bahkan Aiptu Samsul Hairudin justru menawarkan ingin memberikan sembako ke Bu Puji.

"Kalau Ibu mau nanti saya belikan, cuma saya butuh datanya Ibu ya sebagai apa?"

"Karena kondisinya mini market ini kalau ada salah seperti ini juga harus ada data ibu," tanya Aiptu Samsul Hairudin.

"Nanti saya bantu, saya tolong Ibu," pungkasnya.

Aiptu Samsul Hairudin dan Ipda Ferry Prabawa kemudian membantu membayarkan telur yang diambil oleh Bu Puji.

Baca juga: Tak Bayar ke Soimah, Denny Caknan Malah Bagi-Bagi Duit Utang Rp 10 Juta ke Fans: Komentaro Sing Lucu

Sementara itu Kapolsek Pondok Aren, Kompol Bambang Askar Sodiq, yang mendapat laporan kejadian tersebut, mendukung penuh penyelesaian masalah dengan kekeluargaan.

Pihaknya juga meminta dengan hormat pihak minimarket untuk tidak memperpanjang masalah.

Kompol Bambang AS mengaku terenyuh dengan kejadian tersebut, ada warga yang nekat mencuri karena terdesak kebutuhan sehari-hari.

Dia pun meminta Aipda Samsul Hairudin untuk membantu meringankan beban keluarga ibu tersebut.

"Ibu ini mencuri untuk kebutuhan hidup sehari-hari, saya perintahkan Bhabinkamtibmas untuk membelikan sembako dan telur kepada ibu tersebut," katanya.

Bambang lalu mengutip hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan jika kemiskinan dekat dengan kekufuran.

Menurut Bambang, terkadang kejahatan terjadi bukan hanya karena memang ada niat jahat dari pelakunya.

Namun karena kebutuhan yang mendesak dan masalah ekonomi.

"Dari kefakiran atau kemiskinan mendorong orang untuk berbuat kekufuran atau kejahatan," katanya.

Atas keputusan dan kebaikan polisi, sang Bu Puji mengaku terharu dan mengucapkan terima kasih, serta tidak akan lagi mengulangi perbuatannya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved