Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Kades Muda Masih Usia 25, Lepas Beasiswa S2 di China Demi Pimpin Desa, Sejak Kecil Santri

Seorang pria di Klaten masih berusia 25 tahun namun sudah menjadi Kepala Desa atau kades viral di media sosial. Ia mengalahkan 15 orang calon.

Instagram/@sabiqalhilal
Sabiq Muhammad, kades di Klaten yang viral karena masih berusia 25 tahun. Ia harus melepas beasiswa S2 di China demi pimpin desa. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang pria di Klaten masih berusia 25 tahun namun sudah menjadi Kepala Desa atau kades viral di media sosial.

Ia berhasil terpilih usai mengalahkan 15 calon kepala desa.

Menariknya, harusnya ia melanjutkan pendidikan S2 di China namun ia harus melepasnya demi pimpin desa.

Ia adalah Sabiq Muhammad.

Sabiq Muhammad merupakan Kepala Desa di Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Klaten.

Usianya masih begitu muda yakni 25 tahun.

Baca juga: Pantas Kades di Blora Hilang Istri Ditelantarkan, Korupsi Uang Rp396 Juta, Warga Sampai Bergejolak

Sabiq Muhammad pun harus merelakan beasiswa pascasarjana di China Agricultural University.

Ia dilantik bersama kepala desa lainnya di Pendopo Pemerintah Kabupaten Klaten pada Rabu (27/9/2023).

Bahkan Sabiq berhasil mengalahkan petahan dengan selisih suara yang cukup jauh.

“Sebenarnya, itu di luar prediksi karena Prawatan terkenal dengan 15 calon.

Saya tidak ada persiapan sejak awal,” kata Sabiq ditemui usai pelantikan, dikutip dari Kompas.com.

Sabiq baru mendaftar menjadi calon kepala desa di menit-menit terakhir atau sekitar 30 menit sebelum penutupan atas desakan masyarakat dan keluarga.

Baca juga: Kepala Pak Kades Bocor Kena Baliho Bacaleg DPR RI, Nasib Memilukan usai Dilarikan ke RS: Meringis

Sabiq, kades muda masih berusia 25 tahun.
Sabiq, kades muda masih berusia 25 tahun. (Instagram/sabiqalhilal)

Padahal ia tak pernah bercita-cita jadi orang nomor satu di Desa Prawatan.

Rencananya, ia akan akan menjadi master di bidang pertanian karena mendapat beasiswa pascasarjana di China Agricultural University.

“Di tanggal 4 September ini, sebenarnya saya harus berangkat ke China. Saya dapat beasiswa ke China Agricultural University.

Namun, karena desakan masyarakat, saya harus melepas beasiswa itu,” terang dia Rabu (27/9/2023).

Sabiq pun harus berhadapan dengan Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia, yang dia sebut sebagai pemberi beasiswa.

“Ya, saya dapat teguran, tapi memang ini pilihan. Dari tesis saya, itu bisa jadi program pertanian di desa.

Meskipun saya sarjana hukum, tapi sudah punya niat untuk lanjut ke pertanian,” ungkap pemuda kelahiran Maret 1998 ini.

Keputusannya memilih untuk ikut pemilihan kepala desa (pilkades) juga dipertanyakan oleh kedua orang tuanya.

Baca juga: Siti Histeris Suami Bulenya Bunuh Ayah di Kebun, Rumah Diobrak-abrik, Kades: WNA ini Merasa Kecewa

Orangtua Sabiq paham perjuangan sang putra pertama untuk mendapatkan beasiswa.

“Saya sudah persiapan pascasarjana ini sejak Januari 2023.

Akhirnya ditanya mau kuliah apa jadi lurah? Saya mikir, kalau jadi mahasiswa lagi, saya jadi punya tugas untuk mendekati masyarakat," kata dia.

“Kalau saya jadi lurah, tesis saya bisa jadi program pertanian sekalian. Berhasil atau tidak kan bisa dicoba,” jelas Sabiq lagi.

Sejak kecil hingga dewasa, Sabiq belajar dari pesantren ke pesantren.

“Saya santri, sejak kecil selalu di pesantren dan baru dua tahun ini di rumah.

Ibu saya sudah pesan, santri harus berkontribusi untuk masyarakat.

Jadi, ini kesempatan yang baik untuk dekat ke warga,” kata dia.

Baca juga: Akhir Kasus Keracunan Massal di Jombang, Berawal dari Acara Hajatan, Kades: Warga Saling Memaafkan

Kepala Desa Prawatan, Sabiq Muhammad yang baru berusia 25 tahun saat dilantik di Pendopo Pemerintah Kabupaten Klaten, Rabu (27/9/2023).
Kepala Desa Prawatan, Sabiq Muhammad yang baru berusia 25 tahun saat dilantik di Pendopo Pemerintah Kabupaten Klaten, Rabu (27/9/2023). (TribunJogja.com/Ardhike Indah)

Sejak dulu, Sabiq berupaya cari celah untuk menjadi bagian dari rakyat.

Saat di rumah, dia menjadi pemimpin tahlilan, selain mendampingi para petani.

Maka, di 100 hari masa kerjanya, Sabiq berupaya untuk merealisasikan sejumlah program termasuk membumikan pupuk organik.

Dia paham, potensi Prawatan adalah pertanian dan memiliki sejumlah problem, termasuk krisis air.

Sumur yang sudah digali pun harus digali lebih dalam untuk mendapatkan air yang bersih.

“Selain membumikan pupuk organik, kami juga membuat peta sungai. Ini ada titik-titik rawan krisis (kekeringan).

Jadi, bagaimana kemudian, kami menjamin hak atas air untuk warga dan petani,” urainya.

Kemenangan Sabiq sebagai Kades Prawatan disebut tanpa politik uang.

“Awalnya ada 15 calon, terus lanjut 5 calon dan yang naik panggung ada 3 calon. Saya dapat suara cukup banyak, ada 1.655 dan tanpa money politic," kata dia.

“Kami tidak mau beli suara per kepala karena itu tidak mendidik dan memupuskan mimpi mereka tentang kesejahteraan,” jelas Sabiq.

Baca juga: Akhir Masalah Pria Ponorogo Bangun Tembok di Akses Jalan Saudara, Kades Bahas Cekcok: Awalnya Sepele

Sabiq Muhammad, Kepala Desa Prawatan.
Sabiq Muhammad, Kepala Desa Prawatan. (Instagram @sabiqalhilal)

Ayah Sabiq, Purwadi Hidayat (58), merasa bangga dengan pencapaian sang putra.

Tapi di sisi lain, dia pun juga merasa bimbang.

Satu minggu setelah pendaftaran pilkades, Purwadi masih bimbang, apakah Sabiq mampu menjadi pemimpin yang baik jika terpilih.

“Satu minggu itu saya bimbang. Karena Sabiq sudah dapat beasiswa kuliah di luar negeri.

Kompetisinya kan luar biasa. Eman-eman kalau dilepas, tapi itu dorongan masyarakat, ya sudah,” bebernya.

Purwadi sudah menyiapkan jadwal untuk anak-anaknya agar bisa sekolah tinggi.

Dia berkomitmen untuk membekali ilmu pendidikan, bahkan hingga jenjang doktoral.

“Ya karena saya sudah siapkan jadwal itu. Jadi saya bimbang, saya sempat belum restui.

Mantap kasih restu itu setelah benar-benar ada desakan masyarakat dan keluarga. Sabiq punya potensi jadi pemimpin,” tutupnya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved