Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ponorogo

Kekeringan di Ponorogo Meluas, Warga Desa Krebet Minta Dropping Air, BPBD Sebut di Luar Prediksi

Kekeringan di Ponorogo semakin meluas, warga Desa Krebet meminta dropping air bersih, BPBD sebut hal tersebut di luar prediksi.

Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com/BPBD Ponorogo
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo melakukan dropping air bersih pada warga, Selasa (3/10/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Kekeringan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, meluas.

Hingga Oktober 2023, ada 6 desa yang meminta dropping air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo.

“Satu nambah itu warga Desa Krebet di Dukuh Platang yang meminta dropping air bersih,” ujar Kepala BPBD Ponorogo, Masun kepada TribunJatim.com, Selasa (3/10/2023).

Masun menjelaskan, permintaan dropping air di Desa Krebet, Kecamatan Jambon, merupakan perdana. Desa Krebet awalnya berada di luar prediksi bahwa akan mengalami kekeringan.

“Data 2019 lalu, Desa Krebet tidak masuk. Di 41 dukuh yag diperkirakan akan mengalami kemarau panjang Dukuh Platang, Krebet tidak masuk,” ujar Masun.

Dia mengatakan, Dukuh Platang merupakan titik baru. Di mana yang terdampak kekeringan di daerah tersebut ada 48 kepala keluarga (kk) atau sekitar 192 jiwa.

“Karena tahun 2019 lalu, warga memang memanfaatkan air gunung. Tahun 2023 ini terjadi titik kebakaran di gunung yang menyuplai air. Akhirnya muncul kekeringan,” bebernya.

Secara total, kata dia, di Bumi Reog ada 6 titik kekeringan. Yang pertama adalah di Dukuh Jenggring, Desa Duri, Kecamatan Slahung yang telah meminta dropping pada awal Agustus 2023.

Baca juga: Kekeringan di Lamongan Makin Meluas, Kini 8 Kecamatan Alami Krisis Air Bersih, BPBD: Suplai Air

Kemudian, muncul titik baru di Dukuh Sukun, Desa Sidoharjo, Kecamatan Pulung. Lalu di Dukuh Dungus Desa Karangpatihan, Kecamatan Pulung. Kemudian di Dukuh Krajan Tengah, Desa Wates, Kecamatan Slahung. Di Dukuh Watuagung, Desa Dayakan, Kecamatan Badegan.

“Terakhir yang meminta itu di Dukuh Platang, Desa Krebet, Kecamatan Jambon. Total dalam sepekan kami melakukan 96 ribu dropping air ke 6 titik itu,” jelas Masun.

Secara total, kata dia, yang terdampak kekeringan ada 579 kk dengan 2092 jiwa. Yang paling banyak di Dukuh Dungus, Desa Karangpatihan, Kecamatan Pulung. Ada 276 kk dengan 1059 jiwa.

Baca juga: Tradisi Tiban, Ritual Warga Banyuwangi Meminta Hujan saat Kemarau, Petarung Saling Cambuk

“Beberapa hari lalu juga masuk permintaan pengiriman air bersih untuk warga Desa Ngadirojo, Kecamataan Sooko. Kami lakukan assesment. Di Ngadirojo belum mendesak,” bebernya.

Rilis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa di Ponorogo kemungkinan daerah di ujung timur Ponorogo, seperti Kecamatan Pudak, Sooko dan Pulung, kekeringan akan melanda sampai pekan kedua November.

“Masih akan hujan nanti pekan kedua. Mungkin pekan ketika belum lebat dan kontinu. Ajeg atau sering pada pekan ketiga,” terang mantan Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan).

Sementara daerah lain, daerah lain muncul hujan pada awal Desember 2023.

“Sekali lagi itu prediksi. Bisa maju atau mundur,” pungkasnya.

Baca juga: Bantu Warga dari Kekeringan, Relawan Kiai Muda Ganjar Salurkan 10.000 Liter Air Bersih di Bojonegoro

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved