Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Amelia Yani Sembuhkan Trauma G30S/PKI di Desa, Rela 20 Tahun Menepi, Beri Pesan Generasi Muda

Inilah sosok Amelia Yani yang sembuhkan trauma G30S/PKI di desa kecil, ia rela 20 tahun lamanya menepi demi mengobati rasa luka atas keganasan itu.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Intisari
Sosok Amelia Yani yang trauma mendalam akibat peristiwa G30S/PKI 

Sebagai seorang anak Achmad Yani, dia merasakan betul secara hati nurani, apalagi ketika ibunya selalu mengatakan, “Kenapa bapakmu dibunuh, salah apa dia?”

Amelia seperti tidak mendapatkan jawaban, maka dia mencari jawaban itu dengan menulis, dia pun mewawancarai AH Nasution, Sarwo Edhi Wibowo, Soemitro, dan lainnya, menanyakan seperti apa ayahnya sebetulnya, dan kenapa harus dibunuh.

Amelia pun mulai membuka buku agenda ayahnya, yang di situ tertulis, Kenapa saya jadi prajurit? Karena saya patriot, karena saya cinta Tanah Air.

Amelia merasa pesan itu penting sekali, pesan dari orangtuanya penting sekali untuk generasi muda.

Amelia menuturkan, saat menulis itu dia sambil bercucuran air mata, seperti ayahnya datang padanya dan membimbingnya untuk menulis, karena dia menulisnya pada malam hari, sekitar jam tiga pagi, jam saatu pagi, ketika sepi, dan tidak ada siapa-siapa.

Amelia Achmad Yani
Amelia Achmad Yani (Tribunnews.com)

Amelia menuturkan pula meskipun ketika itu dia belum sembuh dari trauma, dia juga bekerja.

Namun, kemudian, Amelia memutuskan pindah ke desa, di sebuah dusun, Dusun Bawuk, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), 1988, tanpa listrik.

Tinggal di desa itulah dia menyembuhkan luka batinnya dari semua rasa dendam, rasa amarah, rasa benci, kecewa, iri hati, dan dengki.

“Itu hilang. Di desa, itu hilang”

Lebih dari 20 tahun dia tinggal di desa itu, hampir seperempat abad Amelia tinggal di desa, dan dia menyekolahkan Dimas, anak tunggalnya, mulai SMA ke Australia.

Amelia tinggal sendirian di desa, bangun pagi, jam enam sudah di sawahnya, dia juga punya kolam ikan gurame, punya pohon  buah-buahan, mangga, pepaya, pisang.

Amelia juga punya ayam, yang lalu telurnya dijual, sayangnya selalu rugi, tidak pernah untung, tapi dia tidak pernah tahu kenapa.

“Itulah belajar,” katanya.

Amelia juga banyak bergaul dengan petani, dia pergi ke Bukit Menoreh, sampai di ujungnya, di Puncak Suryoloyo.

Baca juga: Deretan Ucapan Peringatan G30S PKI, Cocok untuk Caption di Medsos, Ada Pantun Peringatan G30S PKI

Hingga kemudian anaknya memanggilnya, katanya, Amelia tidak cocok di situ.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved