Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilpres 2024

Sebelum Dampingi Ganjar di Pilpres 2024, Mahfud MD Pernah Tolak Ajakan Anies dan Prabowo

Ganjar Pranowo dan Mahfud MD resmi diusung oleh koalisi PDIP untuk maju di Pilpres 2024. Setelah dipilih, Mahfud MD kini bercerita pernah ditawari

Editor: Torik Aqua
Tangkapan layar
Mahfud MD kisahkan dirinya pernah diajak Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk menjadi cawapres, sebelum akhirnya berlabuh ke Ganjar Pranowo 

TRIBUNJATIM.COM - Kisah Mahfud MD yang pernah tolak ajakan oleh Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk menjadi Cawapres di Pilpres 2024.

Hingga akhirnya kini menjadi cawapres dari Ganjar Pranowo.

Diketahui, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD resmi diusung oleh koalisi PDIP untuk maju di Pilpres 2024.

Setelah dipilih, Mahfud MD kini bercerita pernah ditawari oleh dua Capres lainnya.

Dua capres itu adalah Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.

Namun, ajakan tersebut ditolak oleh Mahfud MD.

Baca juga: Sebut Pasangan Ideal, DPC PDIP Optimistis Ganjar-Mahfud MD Menang Pilpres 2024 di Kabupaten Blitar

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Mahfud mengatakan, tawaran untuk menjadi cawapres Anies ia terima dari Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu, salah satu partai politik pengusung Anies.

"Saya sudah dihubungi oleh mereka, waktu itu, bahkan ketua parpol yang menghubungi saya. Dia bilang 'Pak Mahfud, kami menjajaki kalau cari orang nih. Kami kan nanti punya hak untuk mengusulkan nama, mau enggak Pak Mahfud dipasangkan dengan Pak Anies?" kata Mahfud, Kamis (19/10/2023), dikutip dari YouTube Najwa Shihab dan Kompas.com.

Mahfud mengatakan, ketika itu ia langsung menolak tawaran tersebut karena khawatir dituding menjadi biang kerok bubarnya koalisi pengusung Anies.

Padahal, ia harus menjaga situasi politk.

"Bukan saya ada masalah dengan Anies, (koalisi) partai Anda nanti pecah saya bilang. Karena kalau Anda bawa saya ke sana nanti setelah satu partai, Partai Demokrat bisa lari dari tempat Anda lalu yang dituduh saya memecah belah," kata dia.

Sementara itu, Mahfud mengatakan bahwa Prabowo dua kali memberi sinyal untuk mengajaknya menjadi calon wakil presiden.

Ia menyebutkan, suatu ketika Prabowo pernah mengajaknya menjadi cawapres ketika bertemu di Istana Kepresidenan.

"Sebelumnya juga pernah bilang di Istana, salaman, 'Pak Mahfud ini mau pilpres, kita dulu pernah sama-sama ya, kita nanti bisa menjemput takdir kiranya' negitu, salaman bentar," kata Mahfud menirukan ucapan Prabowo.

Mahfud adalah ketua tim sukses ketika Prabowo pada Pilpres 2014.

Mahfud menyebutkan, Prabowo juga menyinggung rencana berduet dengannya ketika bersilaturahmi dalam rangka Hari Raya Idul Fitri.

Ia menuturkan, saat itu Prabowo mengaku ingin membawa tokoh berlatar belakang Nahdlatul Ulama untuk menjadi cawapresnya.

"'Saya mau dengan NU, tapi bukan dengan PKB gitu. Saya mau koalisi dengan PKB, wapres NU tapi bukan dengan Cak Imin'. Siapa, 'ya nomor satu Khofifah, nomor dua Pak Mahfud' begitu," kata Mahfud menirukan Prabowo.

Mahfud menyarankan agar Prabowo melakukan simulasi antara dirinya atau Khofifah yang menjadi cawapresnya.

"'Ya simulasikan saja Pak' saya bilang gitu waktu itu. Jadi pernah juga (diajak Prabowo), tetapi saya tidak pernah bilang iya juga," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan itu.

Arti MD di nama Mahfud MD

Bukan singkatan atau gelar, terungkap arti MD di nama Mahfud MD, cawapres pendamping Ganjar Pranowo.

Tak banyak yang tahu, ternyata MD pada nama belakang Mahfud MD bukanlah singkatan atau gelar.

Ternyata ada cerita lucu guru di Madura saat Mahfud MD masih bersekolah.

Lalu seperti apa cerita selengkapnya?

Baca juga: Cerita Mahfud MD Saoal Baju Putih, Cawapres Ganjar: 5 Tahun Lalu Saya Siapkan untuk Daftar ke KPU

Nama Mahfud MD memang sudah harum dengan berbagai jabatan eksekutif, legislatif maupun yudikatif.

Dengan pengetahuannya di bidang hukum tata negara, Mahfud MD selalu menunjukkan idealisme dan ketegasan di setiap jabatan yang diemban.

Pria yang menjabat Menkopolhukam tersebut kini akan bertarung di gelanggang politik Pilpres 2024 untuk menjadi orang nomor dua di negeri ini.

Namun tak banyak yang tahu, ternyata MD pada nama belakang Mahfud MD bukanlah sebuah singkatan atau gelar.

Mahfud MD merupakan nama asli yang berubah sejak ia lulus SD.

Dalam buku 'Sahabat Bicara Mahfud MD' (2013) yang disunting Saldi Isra dan Edy Suandi Hamid, sejarah nama belakang MD tersebut dijelaskan.

Saat itu pada 13 Mei 1957, lahirlah seorang anak laki-laki dari pasangan Mahmodin dan Siti Chadidjah.

Bayi tersebut diberi nama lengkap Mohammad Mahfud.

Anak yang lahir di Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur, Pulau Madura, ini tumbuh besar.

Sampai akhirnya pada usia tujuh tahun, Mahfud MD kecil mulai bersekolah.

Ia bersekolah di SD negeri pada pagi hari.

Sorenya, Mahfud MD bersekolah di Madrasah Ibtida'iyyah.

Di malam hari, ia belajar agama di surau.

Nama Mohammad Mahfud belum berubah sampai lulus SD.

Memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, Mahfud MD masuk ke Sekolah Pendidikan Agama (PGA).

Mahfud MD diproyeksikan agar menjadi ustaz atau kiai, sehingga dimasukkan ke sekolah kejuruan di tingkat pertamanya.

Baca juga: Mahfud MD Ungkap Alasan Terima Dipinang Megawati Jadi Cawapres Ganjar, Sang Tokoh Madura: Berani

Di PGA ini, ada cerita lucu yang akhirnya mengubah nama Mohammad Mahfud menjadi Mohammad Mahfud MD.

Pada kelas I PGA, ada lebih dari satu murid yang bernama Mohammad Mahfud.

Untuk membedakan, wali kelas pun meminta agar di belakang nama Mahfud diberi abjad berbeda seperti Mahfud A atau Mahfud B.

Mahfud yang kini cawapres tersebut dulu sempat bernama Mahfud B.

Namun sepekan kemudian, wali kelas berubah pikiran. 

Kini Mahfud diminta menambahkan nama ayah di belakangnya.

Jadilah Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2008-2013 ini bernama Mahfud Mahmodin.

Sedangkan Mahfud yang satunya lagi menjadi Mahfud Musyaffa.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Universitas Wahid Hasyim, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/11/2022).
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Universitas Wahid Hasyim, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/11/2022). (Instagram/mohmafudmd)

Karena nama Mohammad Mahfud Mahmodin kurang enak didengar, agar sedikit lebih keren, Mahmodin disingkat menjadi MD, sehingga menjadi Moh Mahfud MD.

Saat lulus dari PGA pada tahun 1974, pihak sekolah lupa jika MD hanya dibuat untuk membedakan nama Mahfud di kelas.

Alhasil pada ijazah sekolah tersebut, nama MD tidak terlepas.

Dari PGA, Mahfud MD masuk Pendidikan Hakim Islam Negeri pada jenjang menengah atas.

Setelah tamat, Mahfud MD kuliah di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) dan merangkap di Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Sastra Arab.

Mahfud MD lalu melanjutkan pendidikan tingginya di UGM (S2) dalam bidang studi Ilmu Politik.

Lalu di program Pasca Sarjana S3 (doktor) dalam bidang studi Ilmu Hukum Tata Negara, juga di UGM. 

Seluruh jenjang pendidikan itu pun sebagai Ketua MK, sebagai menteri, hingga anggota DPR dan berbagai jabatan lainnya, yang tertulis adalah Moh Mahfud MD.

Baca juga: Harta Kekayaan Mahfud MD, Rekam Jejak Kerier Guru Besar Hukum & Rektor Jadi Ketua MK, Kini Cawapres

Di sisi lain, ternyata Mahfud MD pernah dikira sebagai orang tua tak mampu.

Hal itu lantaran sang anak yang berkelakuan dan berpenampilan sederhana.

Cerita anaknya yang sederhana saat masih kuliah ini akhirnya menjadi perbincangan.

Seolah seperti pepatah 'buah jatuh tak jauh dari pohonnya', anak Mahfud MD menunjukkan kehidupan keluarganya.

Dari pernikahannya dengan Zaizatun Nihajati pada tahun 1982, Mahfud MD memiliki tiga orang anak, yakni Vina Amalia, Mohammad Ikhwan Zein, Royhan Akbar.

Mahfud MD sangat berbeda dengan keluarga pejabat pada umumnya yang gemar pamer harta.

Mantan Ketua MK periode 2008-2013 ini justru minta anak-anaknya untuk menutupi identitas mereka.

Bahkan, saking sederhananya, Vina Amalia, putri sulungnya sempat dikira kurang mampu.

Hal itu pun sempat viral di medsos beberapa waktu lalu.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mohammad Mahfud Mahmodin
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mohammad Mahfud Mahmodin (TRIBUNJATIM.COM/SULVI SOFIANA)

Saat masih berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Vina Amalia pernah dikira orang tak mampu.

Menurut Mahfud MD, hal itu lantaran Vina Amalia menyembunyikan identitasnya sebagai anak Ketua MK kala itu tahun 2019.

Dalam unggahan video di program 'Alvin & Friends' tahun 2019, Mahfud MD mengatakan, saat itu para dosen sama sekali tidak mengetahui jika Vina Amalia adalah anaknya.

"Bahkan saat anak saya yang nomor dua kuliah di Fakultas Kedokteran Unair itu, sampai anak saya itu wisuda, hampir semua dosennya ndak tahu kalau anak saya," kata Mahfud MD, dikutip dari tayangan di kanal YouTube Trijaya FM, Rabu (18/10/2023).

Mahfud MD mengaku, dirinya melarang anak-anaknya mengungkap identitas sesungguhnya.

Apalagi waktu itu Mahfud MD adalah Ketua MK Republik Indonesia, kini ia menjabat sebagai Menkopolhukam.

"Karena saya bilang jangan beri tahu," imbuhnya.

Vita Amalia anak Mahfud MD
Vita Amalia anak Mahfud MD (Instagram)

Dalam kesempatan itu, Mahfud MD juga menceritakan, saat itu, ada seorang dosen yang sering memberikan susu pada anaknya yang berpenampilan sederhana.

Menurut Mahfud MD, dosen itu menganggap Vina Amalia seperti kekurangan susu.

"Bahkan ada dosennya, kalau ada anak saya lewat diberi susu. Ini kamu kekurangan susu, dikasih," kata Mahfud MD menirukan dosen tersebut.

Setelah mengetahui anaknya diberi susu oleh seorang dosen, Mahfud MD lantas mengundang dosen tersebut untuk makan bersama.

Mahfud MD mengaku tak marah, ia justru ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen tersebut.

"Habis itu saya panggil, undang makan. Pak terima kasih anak saya, lho siapa putranya? Itu Vina," kata Mahfud MD menirukan dosen tersebut.

Lantas ketika Mahfud MD mengungkapkan bahwa Vina Amalia adalah anaknya, sang dosen cukup terkejut.

"Lho saya kira dia (Vina Amalia) anaknya orang ndak punya, dikasih susu," kata Mahfud MD menirukan ucapan dosen tersebut sambil tersenyum.

Mahfud MD mengungkapkan, dosen tersebut langsung minta maaf.

"Minta maaf, minta maaf gitu," kata Mahfud MD.

Dari cerita tersebut, Mahfud MD pun berpesan pada anaknya untuk tidak mengumbar identitas dirinya kepada siapa pun.

"Kamu jangan beri tahu kalau kamu anak saya, enggak baik, saya Ketua MK," ucap Mahfud MD.

Tribunnewswiki

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved