Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Menu Diet

Selain Makan Sehat, Serangga Juga Bisa Jadi Menu Diet untuk Menurunkan Berat Badan, Boleh Dicoba!

Selain makan sehat, serangga berupa kumbang, ulat, semut, belalang, dan jangkrik bisa menjadi menu diet untuk menurunkan berat badan.

|
Editor: Elma Gloria Stevani
Dok. Shutterstock/Faiz Dila
Ilustrasi belalang goreng. 

TRIBUNJATIM.COM - Banyak cara unik untuk menurunkan berat badan, salah satunya dengan mengkonsumsi serangga.

Jenis menu diet serangga ternyata memberikan khasiat bagi tubuh.

Meski sebenarnya rasa jijik akan muncul saat kita membayangkan sosok serangga seperti kumbang, ulat, semut, belalang, dan jangkrik yang kita konsumsi.

Bagi Tribunners yang ingin mencobanya, beberapa alasan ini mungkin membantu Anda dalam mengubah persepsi mengenai serangga sebagai bahan konsumsi manusia.

Mengutip dari Healthline, banyak bagian negara yang menerapkan diet serangga.

Misalnya, banyak orang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin bergantung pada serangga sebagai bagian dari makanan mereka. Dalam beberapa kasus, serangga bahkan dianggap sebagai makanan lezat daripada sekadar sumber nutrisi penting lainnya.

Makanan serangga mengacu pada makanan yang biasanya dimakan oleh serangga untuk pertumbuhan, pemeliharaan jaringan, dan reproduksi, serta energi yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi-fungsi ini. Sehingga serangga dijadikan sebagai salah satu pilihan dalam program diet.

Serangga yang paling umum dikonsumsi di seluruh dunia adalah kumbang, ulat, lebah, tawon, belalang, jangkrik, dan semut.

Semut secara khusus menawarkan sumber protein berkualitas ramah lingkungan yang dapat mendukung kesehatan jantung dan memerangi stres oksidatif .

Kumbang adalah serangga yang paling sering dikonsumsi. Secara keseluruhan, lebih dari 1.900 spesies serangga dianggap dapat dimakan.

 

  • Serangga disantap 2,5 miliar orang

Mungkin, kita merasa jijik membayangkan wujud serangga masuk ke dalam mulut kita.

Namun ternyata, hampir 2,5 miliar orang di seluruh dunia menambahkan serangga ke dalam menu diet mereka.

Serangga banyak dipilih oleh mereka yang ingin menerapkan diet berkelanjutan, namun tetap mencari rasa daging.

Karena alasan budaya, diet serangga masih menemui kendala untuk diadopsi oleh masyarakat di belahan dunia Barat.

  • Lebih ramah lingkungan

Di Eropa, serangga yang termasuk dalam hewan invertebrata (hewan yang tidak memiliki ruas-ruas tulang belakang) sering disajikan sebagai camilan agar konsumen mau mencoba sensasi makan serangga.

Produksi serangga diklaim menghasilkan gas rumah kaca antara 10-100 kali lipat lebih sedikit dibandingkan produksi daging babi.

Serangga seperti jangkrik dideskripsikan memiliki rasa seperti kacang. Umumnya, jangkrik dibumbui dengan bawang putih, rempah-rempah, dan kunyit.

  • Rasa serangga

Diberitakan The Guardian, ada satu riset yang dikerjakan para peneliti dari Wonkwang University di Korea Selatan.

Penelitian tersebut menemukan, mealworm atau ulat Hongkong dapat terasa seperti daging panggang ketika dipanaskan dengan gula.

Jadi, cara memasak turut memengaruhi cita rasa dari ulat Hongkong, menurut riset tersebut.

Ketika serangga ini digoreng, kita akan mendapatkan rasa seperti udang. Hasilnya sama jika kita mengolah ulat dengan cara dipanggang.

Namun, jika kita mengukus ulat tersebut, rasa yang didapatkan adalah aroma seperti jagung.

Hasil eksperimen ilmiah pada profil rasa serangga memungkinkan serangga untuk digunakan sebagai produk alternatif daging di masa depan.

  • Kandungan nutrisi yang tinggi

Serangga mengandung vitamin dan mikronutrien, seperti B12, zat besi, mangan, dan kalsium. Kandungan B12 yang berguna untuk kesehatan tulang dan meningkatkan stamina ini tidak diproduksi oleh tubuh manusia. Zat besi berguna untuk memproduksi sel darah merah, mangan penting untuk menjaga sistem saraf dan otak, dan kalsium juga bermanfaat sebagai penguat tulang.

"Tidak diragukan lagi bahwa serangga merupakan gudang dari berbagai nutrisi. Serat prebiotik yang terkandung pada serangga juga memiliki manfaat yang baik bagi tubuh manusia,” ungkap Jarrod Golding, pemimpin Entomo Farms.

Selain kandungan nutrisinya yang tinggi, serangga juga memiliki tingkat kalori yang rendah dan dipercaya dapat memerangi obesitas atau penyakit terkait. Selain jumlahnya yang banyak, serangga juga dijual dengan harga yang terjangkau, menurut Kajsa Ernestam, seorang ahli diet dari Lifesum.

  • Mudah diternakkan

Perubahan iklim telah memengaruhi beberapa produksi pangan di beberapa negara. Peningkatan suhu di wilayah kering menyebabkan kesulitan memanen tanaman pangan dan mengembangbiakkan hewan ternak. Jika dibandingkan, berternak serangga menghasilkan jauh lebih sedikit gas rumah kaca daripada sapi atau babi.

Ternak serangga juga memiliki efisiensi konversi makanan yang lebih tinggi, tegas Ernestam. Hewan verbrata membutuhkan suhu tertentu agar bisa tetap hangat, sedangkan serangga tidak. Serangga juga mengalami proses reproduksi yang cukup cepat. Serangga betina dapat menghasilkan setidaknya 1.500 butir telur dalam kurun waktu 3-4 minggu. Lebih cepat jika dibandingkan dengan hewan ternak pada umumnya.

Baca Juga : Menyedihkan, Hampir 150 Paus Berjajar dan Mati di Pantai Selandia Baru

Tidak perlu memakannya secara utuh

Jika kita tidak ingin memakannya secara utuh, kita dapat mengonsumsinya dalam bentuk bubuk. Sama seperti bubuk protein, kita tidak akan kehilangan kandungan nutrisi karena tetap memiliki kadar yang sama seperti jika kita memakannya dalam bentuk utuh.

Anda bisa mengonsumsi bubuk serangga dengan menambahkannya ke dalam bahan makanan, misalnya membuat kue coklat serangga kata Ernestam. Namun jika tidak terbiasa, cara termudah agar dapat menjalankan diet serangga yaitu dengan memakan pizza dengan taburan serangga, atau membuatnya menjadi jus atau camilan.

Bagi kamu pelaku diet, apakah tertarik mencoba diet serangga ini?

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dan Grid.ID

Baca artikel terkait menu diet lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved