Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Hadiah Egi Menang Lomba Renang Rp350 Ribu, Akhirnya Dinobatkan Juara 2 Kembar, Menpora Turun Tangan

Egi alias Ghiyats akhirnya dinobarkan menjadi juara 2 kembar lomba renang di ajang Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten Sleman.

TRIBUNJOGJA.COM/Almurfi Syofyan
Egi alias Ghiyats atlet renang akhirnya dinobatkan jadi juara 2 lomba renang. 

TRIBUNJATIM.COM - Egi, bocah menang lomba renang tapi tak dapat medali viral di media sosial.

Ibu Egi, Duria menduga pantia telah mencurangi anaknya.

Hadiah Egi menang lomba renang tersebut akhirnya terungkap.

Diketahui, Egi alias Ghiyats akhirnya dinobarkan menjadi juara 2 kembar lomba renang di ajang Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sleman.

Orangtua Egi menceritakan, jika sang anak mengikuti Popkab Sleman cabang olahraga renang 100 meter gaya bebas.

Saat lomba, Egi finish di posisi kedua.

Baca juga: Egi Juara Lomba Renang Nangis Nama Dicoret Ketika Ambil Medali, Ibu Curhat Dicurangi Panitia: Hancur

Namun saat pengumuman hasil lomba, Egi tidak mendapatkan medali apapun.

Kendati begitu, orangtua Egi akhirnya mengajukan protes ke panitia dengan memperlihatkan bukti video.

Usai viral, kini akhirnya Egi resmi dinobatkan jadi juara 2 kembar.

Egi pun diberi hadiah berupa uang.

Terpantau dalam akun TikTok @duria.md, hadiah yang diraih para peserta yang menang lomba renang ini mencapai ratusan ribu.

Adapun juara pertama, mendapatkan uang Rp500 ribu.

Baca juga: Bocah SD Nangis Juara 2 Lomba Renang Tapi Tak Dapat Medali, Keluarga Protes Panitia Curang: Dzolim

Egi, bocah SD juara 2 lomba renang tapi tak dapat medali. Diduga korban kecurangan panitia.
Egi, bocah SD juara 2 lomba renang tapi tak dapat medali. Diduga korban kecurangan panitia. (TikTok/duria.md)

Sementara juara kedua, mendapatkan uang Rp350 ribu.

Dan juara ketiga mendapatkan uang Rp250 ribu.

Menanggapi kehebohan ini, Dito Ariotedjo selaku Menteri Pemuda dan Olahraga RI buka suara.

Dito Ariotedjo berharap agar kejadian yang menimpa Egi ini tidak terulang kembali.

Dito menyebut hal inilah yang menjadi acuan ke depannya agar pihak Kemenpora lebih lebih fokus membenahi SDM dari aspek keolahragaan.

"Inilah alasan @kemenpora saat ini fokus program pendidikan 'upgrading' SDM, pengelolaan, pelatihan, perwasitan, tenaga medis keolahragaan agar hal-hal ini bisa dihilangkan," ungkap Dito Ariotedjo melalui Instagram Stories, pada Kamis, (30/11/2023).

Baca juga: Tawa Ibu Tenggelamkan Bayi ke Ember Sembari Ucap Kita Renang Dulu, Polisi Ungkap Nasib Terbarunya

Egi dinobatkan juara 2 kembar lomba renang di Sleman.
Egi dinobatkan juara 2 kembar lomba renang di Sleman. (TikTok/duria.md)

Dinobatkan Juara 2 Kembar

Sementara Kadispora Sleman, Agung Armawanta, mengatakan atlet renang Egi yang viral di media sosial tersebut mendaftar secara mandiri.

"Nah, adik kita ini.

termasuk yang mandiri sehingga tim kecamatan karena ini mandiri,

official memerlukan biaya tersendiri yang tak ada anggarannya dan sehingga dianggap mandiri keseluruhan," ulasnya.

"Dalam tata tertib dalam TM (technical meeting),

semua yang melakukan pendampingan atau ada keberatan yang berhak melakukan (protes adalah) official atau ketua kontingen.

Baca juga: Pembunuh Pasutri Juragan Kolam Renang sempat Sebat Usai Pukul Korban, Tersinggung Gegara Jimat

Karena ini mandiri jadi kesepahamannya belum.

Di sini ada miss, namanya ada perbaikan di situ kita evaluasi," tegasnya.

"Protes lewat rekaman kamera akhirnya kita akomodir sebagai referensi.

Hasil terakhir dari pengulangan ini, maka punya kebijakan dan didukung catatan waktu, sehingga kita lahirkan juara duanya kembar.

Itu keputusan terakhir," ungkap Agung.

Adapun menurut Agung alasan baru menobatkan Egi juara 2 kembar, lantaran adanya human error dalam perlombaan sesuatu yang wajar karena dari 20 nomor yang diperlombakan, hanya ada satu nomor yang ada human error.

Baca juga: Nekat Gowes 36 KM Malam-malam, Bocah SD di Sukoharjo Cari Ibu yang Nikah Lagi, Polisi: Mau Nyusul

Hal itu, kata dia akan jadi bahan evaluasi pihaknya ke depannya.

"Nah jadi memang,

kalau dilihat dari 20 nomor yang dilombakan.

Yang punya potensi salah kan hanya satu nomor ini.

Artinya kesalahan 5 persen itu ya wajar, human error," tambahnya.

"Ke depannya kita akan jadikan ini evaluasi. Kalau penambahan kamera itu harus patuhi aturan dari PB PRSI. Kalau saya senang teknologi digunakan untuk ke depan." tandasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved