Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Perang Hamas Lawan Israel

Arti Kata Gencatan Senjata di Gaza, Resolusi PBB yang Digagalkan Amerika, AS Pilih Jalur Diplomasi

Berikut ini pernjelasan mengenai arti kata gencatan senjata di Gaza, resolusi PBB yang ditolak Amerika Serikat. AS lebih memilih jalur diplomasi.

Editor: Elma Gloria Stevani
AFP/MAHMUD HAMS via Kompas.ID
Para pengungsi meninggalkan kota Gaza menuju bagian selatan Jalur Gaza, Kamis (9/11/2023). Perang sejak 7 Oktober 2023 membuat ratusan ribu warga Gaza terpaksa mengungsi. 

TRIBUNJATIM.COM - Israel dilaporkan terus menggencarkan aksi terhadap warga Gaza, seiring dengan hak veto Amerika Serikat yang telah menggagalkan resolusi Dewan Keamanan PBB terkait seruan gencatan senjata dalam perang Israel-Palestina.

Ya, Amerika Serikat diketahui telah memveto resolusi PBB yang didukung oleh sebagian besar anggota Dewan Keamanan PBB dan banyak negara lain yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan di Gaza dilakukan segera.

Pemungutan suara di dewan yang beranggotakan 15 orang itu, menghasilkan skor 13-1 dan Inggris abstain.

Sebanyak 13 anggota Dewan Keamanan memberikan dukungan terhadap rancangan resolusi singkat, yang diajukan oleh Uni Emirat Arab pada Jumat (8/12/2023).

Sementara, seperti diketahui Amerika Serikat dan Israel menentang gencatan senjata karena mereka yakin hal itu hanya akan menguntungkan Hamas.

Lalu, apa arti kata gencatan senjata sebenarnya?

Gencatan Senjata

Mengutip KBBI, gencatan senjata adalah penghentian tembak-menembak dalam hal ini tentang perang.

Sementara itu, dikutip dari laman resmi STIKI Malang, gencatan senjata yaitu penghentian perang atau konflik bersenjata apapun untuk sementara di mana kedua belah pihak yang terlibat setuju untuk menghentikan tindakan bernafsu menyerang masing-masing.

Gencatan senjata bisa dinyatakan sebagai bagian dari akad resmi dan bisa juga tidak resmi.

Contoh pada 25 Desember 1914 saat Perang Dunia I, terjadi gencatan senjata tidak resmi karena Jerman dan Inggris ingin merayakan Natal.

Tidak ada perjanjian yang ditandatangani, selang beberapa hari perang berlanjut.

Selanjutnya, dikutip dari beyondintractability.org, gencatan senjata adalah penghentian kekerasan sementara yang tidak menyelesaikan konflik besar tetapi dimaksudkan sebagai langkah ke arah itu.

Gencatan senjata termasuk langkah pertama dan penting dalam menyelesaikan konflik kekerasan sehingga terjadi perdamaian.

Deklarasi tersebut mengubah lanskap politik dengan memberikan periode pendinginan sebagai pembuka jalan untuk negosiasi masalah yang tidak dapat ditangani selama masa permusuhan.

Kekerasan melahirkan kecemasan, ketakutan, dan permusuhan yang biasanya menghalangi negosiasi.

Terhalangnya negosiasi membuat kedamaian atas perselisihan yang mendasari akan semakin menjauh.

Sebaliknya, kekerasan berkelanjutan, dengan pertumpahan darah hanya akan mendorong masing-masing pihak untuk mengejar strategi sepihak demi mampu menghancurkan lawan secara langsung.

Untuk mengatasi efek polarisasi kekerasan, mungkin deklarasi gencatan senjata bersama atau sepihak menjadi hal yang penting.

Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa deklarasi gencatan senjata akan rapuh rusak dalam beberapa bulan pertama.

Hal itu tak lepas dari komitmen politik masing-masing pihak.

Gencatan senjata apa pun bisa renggang karena ketegangan dan skeptisisme yang tinggi.

Jika satu pihak tidak memiliki niat tulus untuk mencapai penyelesaian yang dinegosiasikan, seluruh proses akan terancam.

Selain itu, gencatan senjata sering dimanipulasi sebagai alat untuk keuntungan politik atau strategis.

Misalnya, satu pihak dapat menggunakan gencatan senjata untuk menyusun kembali kapasitas perangnya dan/atau menggerakkan pasukannya ke posisi taktis yang lebih kuat.

Gencatan senjata yang berhasil sering kali membutuhkan dasar kepercayaan di antara musuh.

Seperti kesadaran bahwa kekerasan terus-menerus merusak diri sendiri, pengakuan atas peran seseorang dalam menciptakan konflik atau empati terhadap musuh.

Namun, aspek tersulit dalam mengelola gencatan senjata adalah kemampuan untuk mendapatkan dukungan dari semua pemangku kepentingan dalam suatu konflik.

Gencatan senjata pada dasarnya tidak stabil.

Begitu konflik melebar hingga melibatkan banyak pihak, tak pelak para pihak memiliki kepentingan yang berbeda.

Dikutip dari Britannica.com, secara umum, istilah, ruang lingkup, dan durasi gencatan senjata ditentukan oleh pihak yang mengadakan kesepakatan.

Bisa saja gencatan senjata untuk sementara waktu agar mereka dapat melaksanakan tujuan khusus seperti mengumpulkan korban meninggal akibat perang.

Bisa juga gencatan senjata total, seperti perjanjian gencatan senjata Prancis tahun 1940.

Aturan umum tentang gencatan senjata dirumuskan di Konferensi Perdamaian Den Haag tahun 1907 dan tertuang dalam peraturan perang darat Den Haag.

Menurut ketentuan peraturan ini, permusuhan dapat dilanjutkan dalam gencatan senjata yang tidak terbatas setelah pemberitahuan yang tepat atau pelanggaran serius terhadap gencatan senjata.

Tindakan yang merupakan pelanggaran serius termasuk penyerangan yang disengaja, perebutan poin di luar garis partai, dan penarikan pasukan dari posisi yang tidak menguntungkan atau lemah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dan Tribunnews.com

---

Berita Jatim dan Berita Viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved