Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Magetan

Lama Tak Turun Hujan, Petani Magetan Terpaksa Beli Air untuk Mengairi Padi: Bukan Untung Malah Rugi

Petani Padi di Desa Tamanarum, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, mengeluh lantaran tanaman miliknya tidak dapat dipanen, Rabu (20/12/2023).

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/FEBRIANTO RAMADANI
Kondisi sawah tanaman padi Desa Tamanarum, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, kering akibat lama tidak turun hujan 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani

TRIBUNJATIM.COM, MAGETAN - Petani Padi di Desa Tamanarum, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, mengeluh lantaran tanaman miliknya tidak dapat dipanen, Rabu (20/12/2023).

Salah Satu Petani Padi Desa Setempat Suwandi mengungkapkan, sudah 3 pekan hujan tidak turun sama sekali. Sehingga ia terpaksa mengakalinya dengan mencari sisa sisa air di sungai, sebagai pengairan tanaman padi miliknya.

“Meski begitu tetap tidak cukup untuk lahan. Paling dapat satu petak pematang habis dipompa. Sedangkan sumber air lain tidak ada disini,” ujar Suwandi. 

Dirinya menambahkan, jika tidak segera turun hujan, tanaman padi miliknya yang berusia satu bulan, dapat layu dan terancam mati.

Senada dengan Suwandi, petani padi yang memiliki sumur pompa, Purwadi hanya bisa pasrah. Pasalnya, meski ada sumur pompa dirinya mengaku keteteran.

“Butuh biaya banyak untuk membeli air mengairi padi. Sekali mengairi sawah bisa 10 jam kali, per jam butuh Rp 50 ribu. Total sekali mengairi membutuhkan biaya Rp 500 ribu,” bebernya.

Baca juga: Senyum Petani di Banyuwangi Petik Cabai Rawit yang Harganya Melonjak Tinggi

Baca juga: Musim Hujan Jadi Dambaan Petani Tambak di Lamongan, Harga Benih Ikan pun Mulai Naik

Dirinya berharap, segera turun hujan agar tanaman padinya tidak mati. Serta biaya tanam yang dikeluarkan tidak terus membengkak. 

“Kalau seperti ini terus bisa gagal panen. Bukannya untung malah merugi,” keluhnya.

Hal serupa diutarakan Petani Padi lain bernama Wiji. Dirinya menilai, kondisi seperti ini bisa berdampak terhadap hasil produksi gabah.

“Dipastikan akan menurun, banyak tanaman padi mengalami kekurangan air. Biaya garap, pupuk mahal ditambah lagi harus membeli air,” ucapnya. 

Dia mengaku, untuk satu bidang saja harus mengeluarkan biaya puluhan juta sampai saat ini. 

“Semoga pemerintah mendengarkan keluh kesah petani kecil di bawah, tengah susah akibat kesulitan air," pungkasnya.

Baca juga: Harga Cabai di Kediri Tinggi, Banyak Petani Gagal Panen: Cuma Dapat 1 Kilogram

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved