Chikungunya Sempat Mewabah di Sukosewu, Dinkes Sebut Tak Ada Peningkatan Kasus di Bojonegoro

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Yusab Alfa Ziqin

TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO - Virus chikungunya mewabah di Desa/Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro, Jawa Timur, beberapa waktu terakhir.

Virus ini disebut tak mewabah di daerah lain.

Hal itu diutarakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro, Ani Pujiningrum.

Ani Pujiningrum mengatakan, virus yang dibawa dengan gigitan nyamuk tersebut, penyebarannya berhasil dikendalikan.

"Kasus (penderita, red) virus chikungunya sudah tidak ada peningkatan," terang Kepala Dinkes Bojonegoro yang akrab disapa Ani tersebut, Jumat (22/12/2023).

Dia meneruskan, masyarakat tak perlu terlalu khawatir menghadapi wabah chikungunya.

Virus itu disebut tidak berbahaya atau dapat mengancam nyawa.

"Virus chikungunya sama dengan virus flu. Cuma, sakit chikungunya lebih kuat rasa nyerinya di bagian tulang. Terutama persendian," tuturnya.

Lebih lanjut, Ani menjelaskan, pengobatan bagi penderita virus chikungunya juga tak terlalu rumit. Tak ada obat khusus.

Dasarnya, mirip dengan mengobati flu.

"Tidak ada obat khusus. Cukup dengan mengonsumsi obat nyeri, vitamin, dan makanan yang meningkatkan imunitas tubuh," pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sejumlah warga Desa/Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro terjangkit virus chikungunya.

Belasan warga RT 16-19 desa tersebut terjangkit chikungunya.

Mereka mengalami demam, nyeri sendi, hingga lumpuh.

Namun, beberapa waktu kemudian, mereka sudah sembuh.