Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kisah Penjual Pempek Gratiskan Dagangan untuk Orang Susah, Pernah Masuk Dunia Kelam hingga Mati Suri

Inilah sosok penjual pempek gratiskan dagangan untuk orang susah, di antaranya anak yatim dan kaum dhuafa.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
YouTube Tribun Sumsel
Kisah Penjual Pempek Gratiskan Dagangan untuk Orang Susah, Pernah Masuk Dunia Kelam hingga Mati Suri 

Namun, ijazah SD sampai SMA hilang akibat banjir hingga akhirnya turun ke jalan.

"Dengan seperti itu, kan saya berpikir bagaimana saya mau lamar kerja, otomatis saya cari kerja sendiri dengan kemampuan dan kebisaan yang saya punya," tuturnya.

"Akhirnya saya turun ke jalanan untuk mengekspresikan apa yang saya bisa, saya mampu.

Daripada saya bengong, nganggur, nebeng sama orang tua malu, saya cari uang sendiri," sambung dia.

Baca juga: Sosok Pemilik Warung Jual Pempek Rp119 Ribu Cuma Dapat 5 Biji, Kedai Dikenal Legendaris, Sejak 1985

Bang Jabo dulu berpindah-pindah sekolah sejak SD sampai SMA karena pekerjaan orang tua.

Mulai dari Jakarta, Surabaya, Yogyakarta hingga kembali ke Ibu Kota.

Almarhum ayahnya adalah wiraswasta, sedangkan sang ibu pernah bekerja di apotek.

"Waktu sekolah di Jogja dulu, saya sempat kecelakaan, mati suri. Sudah dikubur 40 hari, alhamdulillah Allah masih sayang, masih cinta sama saya.

Saya dikasih kehidupan kembali biar bisa hidup dan berbakti kepada orang tua sampai sekarang," ucapnya.

Selama di jalanan, apapun Bang Jabo lakukan untuk bisa bertahan hidup.

"Sampai akhirnya saya terjerumus ke dunia hitam, kelam, hidup enggak jelas. Sampai saya jadi biang kerok, seram, momok masyarakat," tutur dia.

"Waktu masih ada keributan dulu di Kebayoran Lama, waktu Madura sama Betawi pada bunuh-bunuhan, itu saya sampai masuk TV, saya sampai malu. Kalau nengok ke belakang sedih saya," lanjutnya.

Sampai akhirnya, pada 2018 Bang Jabo bertemu dengan seseorang yang disebutnya Pak Panji.

Pak Panji awalnya menanyakan ke dirinya apakah tidak bosan hidup yang tidak jelas di jalanan.

"Waktu itu saya lagi nongkrong di bawah kolong jembatan, bingung mau ke mana, mana lapar, haus, hujan pula.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved