Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Bacaan Doa

Kapan Bisa Lakukan Shalat Istikharah? Bacaan Doa Shalat Istikharah, Lengkap Arab Latin dan Artinya

Shalat istikharah dapat dilakukan kapan saja, baik siang maupun malam hari. Simak bacaan doa shalat istikharah selengkapnya.

freepik via Grid.ID
Ilustrasi sholat - Pelaksanaan shalat istikharah tidak terikat dengan waktu tertentu. Baca doa shalat istikharah. 

“Ya Allah, aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan memohon kemampuan dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon karunia-Mu yang Agung. Karena Engkau Maha Mampu sedang aku tidak mampu, Engkau Maha Mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui, Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini -atau Beliau bersabda; di waktu dekat atau di masa nanti- maka takdirkanlah buatku dan mudahkanlah, kemudian berikanlah berkah padanya. Namun sebaliknya ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini -atau Beliau bersabda; di waktu dekat atau di masa nanti- maka jauhkanlah urusan dariku dan jauhkanlah aku darinya. Dan tetapkanlah buatku urusan yang baik saja di mana pun adanya, kemudian jadikanlah aku ridha dengan ketetapan-Mu itu’. Beliau bersabda: ‘Dan hendaklah seseorang sebutkan urusan yang sedang diminta pilihannya itu’. [HR. al-Bukhari, No. 1162].

Keterangan:

Cara menyebutkan urusan misalnya: Allahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amra (Ya Allah, jika engkau mengetahui bahwa urusan ini) misalnya saja perjalananku ke Surabaya atau pernikahanku dengan si Fulanah atau usahaku membuka warung atau yang lainnya.

Doa shalat istikharah yang lebih tepat dibaca setelah shalat, dan bukan di dalam shalat, sebagaimana disebutkan di dalam hadits di atas.

Syaikh Musthafa al- ‘Adawi hafizhahullah mengatakan: “aku tidak mengetahui dalil yang sahih yang menyatakan bahwa doa istikharah dibaca ketika sujud atau setelah tasyahud (sebelum salam), kecuali landasannya adalah dalil yang sifatnya umum yang menyatakan bahwa ketika sujud dan tasyahud akhir adalah tempat terbaik untuk berdoa.

Akan tetapi, hadits ini sudah cukup sebagai dalil tegas bahwa doa istikharah adalah setelah shalat.

Seseorang setelah melakukan shalat istikharah, hendaknya dia memilih untuk mengerjakan apa yang hendak dilakukan dari urusan yang ingin dikerjakan.

Jika urusan itu merupakan kebaikan, maka insya Allah dia akan dimudahkan oleh Allah SWT, dan jika itu merupakan kejelekan maka Allah akan memalingkannya dari urusan tersebut.

Muhammad bin Ali az-Zamlakani rahimahullah berkata: “jika seseorang sudah shalat istikharah dua rakaat untuk suatu urusan, maka setelah itu hendaknya dia mengerjakan urusan yang dia ingin kerjakan, baik hatinya lapang/tenang dalam mengerjakan urusan itu ataukah tidak. Karena, pada urusan tersebut terdapat kebaikan walaupun mungkin hatinya tidak tenang dalam mengerjakannya”.

Dan beliau juga berkata: “karena dalam hadits (Jabir) tersebut tidak disebutkan adanya kelapangan/ketenangan jiwa” [Thabaqat asy-Syafi’iah al-Kubra: 9/206]. Maksudnya: Dalam hadits Jabir di atas tidak disebutkan bahwa hendaknya dia mengerjakan apa yang hatinya tenang dalam mengerjakannya (wallahu a’lam).

Sebagian orang beranggapan bahwa jawaban istikharah akan Allah sampaikan dalam mimpi.

Ini adalah anggapan yang sama sekali tidak berdalil, sebab tidak ada keterkaitan antara istikharah dengan mimpi.

Syaikh Masyhur Hasan Salman hafizhahullah mengatakan: mimpi tidak bisa dijadikan acuan hukum fikih.

Sebab di dalam mimpi, setan memiliki peluang besar untuk memainkan perannya, sehingga bisa jadi setan menggunakan mimpi untuk mempermainkan manusia. Nabi Muhammad SAW bersabda:

الرُّؤْيَا ثَلاَثَةٌ : فَبُشْرَى مِنَ اللهِ ، وَحَدِيثُ النَّفْسِ ، وَتَخْوِيفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ – أحمد

“Mimpi ada 3 macam, (yaitu) berita gembira dari Allah, dari bisikan hati, dan ketakutan dari setan” [HR. Ahmad].

Baca juga: 5 Petani Mendadak Punya Utang Rp 25 Juta, Kasus Pemalsuan Identitas di Probolinggo Naik Penyidikan

Beliau juga menjelaskan bahwa mimpi tidak bisa untuk menetapkan hukum, namun hanya sebatas diketahui.

Tidak ada hubungan antara shalat istikharah dengan mimpi. Karena itu, tidak disyaratkan, bahwa setiap istikharah pasti diikuti dengan mimpi.

Hanya saja, jika ada orang yang istikharah kemudian dia tidur dan bermimpi yang baik, bisa jadi ini merupakan tanda baik baginya dan melapangkan jiwanya. Tetapi, sekali lagi, tidak ada keterkaitan antara istikharah dengan mimpi.

Sebagian ulama berpandangan bahwa melakukan istikharah tidak harus dengan shalat khusus, tapi bisa dengan semua shalat sunah.

Artinya, seseorang bisa melakukan shalat rawatib, dhuha, tahiyatul masjid, atau shalat sunah lainnya, kemudian setelah mengerjakan shalat dia membaca doa istikharah.

Pandangan tersebut didasarkan pada hadits tentang shalat istikharah di atas yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:

فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ

“Kerjakanlah shalat dua rakaat selain shalat fardhu…”

Dalam hal ini, Imam an-Nawawi mengatakan:

والظاهر أنها تحصل بركعتين من السنن الرواتب ، وبتحية المسجد، وغيرها من النوافل

“Dan yang jelas, doa istikharah bisa dilakukan setelah melaksanakan shalat rawatib, tahiyatul masjid, atau shalat sunnah lainnya” [Bughyatul Mutathawi’, hlm. 45].

Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved