Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Jawaban Gibran Nilai IPK Disebut Setara 2,3, Penasaran Sumbernya Siapa, Tetap Santai: Ya Ndak Apa

Inilah jawaban Gibran Rakabuming Raka yang tengah ramai disoroti karena nilai IPK yang disebut-sebut hanya setara 2,3.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun Solo, YouTube
Jawaban Gibran Rakabuming soal isu IPK hanya setara 2 saat dulu kuliah 

TRIBUNJATIM.COM - Disebut-sebut foto ijazah palsu hingga nilai IPK rendah, Gibran akhirnya buka suara.

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming menanggapi soal kembali viralnya foto ijazah miliknya di media sosial.

Gibran heran dengan viralnya foto ijazah miliknya. Jawaban Gibran nilai IPK disebut setara 2,3 itu terungkap.

Dulu viral soal ijazah palsu dan sekarang soal nilai IPK ijazah yang disebut hanya 2,3.

Gibran mempertanyakan narasi yang menyetarakan nilainya dalam ijazah dengan IPK 2,3 tersebut.

"2,3 itu menurut siapa ya, enggak tahu saya. Apa dia tahu nilai-nilainya?" ujar Gibran saat kunjungan di Purworejo, Jawa Tengah, pada Rabu (24/1/2024), seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com

"Dia punya ijazah saya?" tambah Gibran.

"Masa sih. Ya ndak apa-apalah ya. Terima kasih untuk masukannya teman-teman," kata Gibran.

Isu soal ijazah cawapres dari Prabowo Subianto ini viral setelah diunggah oleh akun @BangBudiKur di media sosial X.

Dalam unggahan tersebut, disisipkan foto yang diduga sebuah ijazah S1 milik Gibran Rakabuming.

Baca juga: Arti Kata Songong, Savage, Tobat Ekologis, Istilah Viral Usai Debat Cak Imin, Gibran, dan Mahfud MD

"Gibran itu lulus S1 dapat nilai lower second class honours (setara 48). Untuk nilai segitu, daftar kuliah master aja susah diterima. Itu setara IPK 2.3 kalau sistem Indonesia," bunyi cuitan tersebut.

Unggahan itu hingga Rabu (24/1/2024) pukul 23.00 WIB, sudah dilihat oleh 17 juta orang dan memiliki 57.000 tanda suka serta telah diunggah ulang sebanyak 9.643 kali.

Dalam kesempatan Debat Cawapres 2024 ada pula tingkah Gibran yang menjadi bahan perbincangan dan viral di media sosial.

Hal tersebut adalah topik soal LFP yang disinggung-singgung oleh anak sulung Presiden Jokowi itu.

Gibran singgung LFP gantikan nikel saat mendebat Cawapres 01 Gus Muhaimin Iskandar pada Debat Cawapres 2024, Minggu (21/1/2024).

Ternyata, penggunaan LFP gantikan nikel sudah banyak dilakukan.

Pembahasan soal nikel ini sempat disinggung Gibran Rakabuming di debat cawapres pada Minggu (21/1/2024). 

Gibran menyayangkan sikap kubu AMIN yang menggaungkan LFP atau (Lithium Iron Phosphate) sebagai pengganti nikel yang lebih murah dan ramah lingkungan. 

Mobil Listrik Tesla saat dipamerkan di Graha Pena, Jumat (12/5/2017).
Mobil Listrik Tesla saat dipamerkan di Graha Pena, Jumat (12/5/2017). (TRIBUNJATIM.COM/SOFYAN ARIF CANDRA SAKTI)

Gibran membantah bahwa Tesla telah mengganti bahan bakunya dari nikel ke LFP. 

"Yang sering ngomong Lithium Ferro-Phosphate (LFP) itu timsesnya tapi Cawapresnya (Cak Imin) gak paham, Tesla gak pakai nikel ini kan kebohongan publik, mohon maaf Tesla itu pakai nikel pak," kata Gibran kepada Cak Imin.

Dia bertanya apakah paslon nomor 1 antinikel.

"Paslon nomor 1 dan timsesnya sering gaungkan LFP, lithium ferro phosphate. Saya enggak tahu ini pasangan nomor 1 ini antinikel apa gimana?" tanya Gibran.

Baca juga: Ironi Petani di Jember Dilanda Kekeringan saat Musim Tanam, Andalkan Mesin Pompa untuk Pengairan

Gibran menyinggung Co Captain Timnas AMIN Tom Lembong yang menggaungkan LFP. 

Thomas atau Tom Lembong menjabarkan secara lengkap hal yang menjadi dasar AMIN jika memimpin, akan memperbaiki kebijakan pertambangan nIkel tersebut.

Kebijakan ekplorasi nikel besar-besaran di Indonesia saat ini menurutnya sangat mengkhawatirkan.

"Harga nikel global di seluruh dunia sudah turun kurang lebih 30 persen dalam 12 bulan terakhir, dan diprediksi tahun depan ada surplus stok nikel di dunia yang terbesar sepanjang sejarah. Jadi dengan begitu gencarnya pembangunan smelter di indonesia, kita membanjiri dunia dengan nikel, harga jatuh terjadi kondisi oversupply," ujar Tom Lembong.

Karena begitu besarnya pasokan nikel RI membanjiri dunia dan berkembang pesatnya produksi baterai kendaraan listrik, lanjut Tom, Pemerintah pede bisa mendominasi pasar dunia.

"Akhirnya mereka ketakutan dan kehilangan kepercayaan. mereka cari opsi lain, formulasi bahan baterai yang tidak menggunakan nikel," tambahnya.

Hal itu menurut Tom sangat mengkhawatirkan. Sebab Salah satu produsen mobil listrik terbesar di dunia, Tesla, kini katanya sudah tidak lagi menggunakan nikel sebagai bahan baku baterai lithium yang digunakan, tapi LFP.

Baca juga: Lewat Nobar Debat Cawapres, Relawan Jatim Beragam Makin Solid Menangkan Ganjar-Mahfud

Khususnya, di pabrik yang basis produksinya di China.

"Jadi 100 persen dari semua mobil Tesla yang dibuat di Tiongkok menggunakan baterai yang mengandung nol persen nikel , nol persen cobalt.  Baterainya namanya LFP  jadi pakai besi, pakai fosfat, masih pakai lithium tapi tidak lagi pakai cobalt. itu 100 persen mobil Tesla," ungkapnya.

Tom pun menegaskan, Indonesia tidak bisa lagi ke depannya ketergantungan dengan harga komoditas dunia. Terlebih lagi hilirisasi nikel yang didorong Pemerintah saat banyak aspek negatifnya ketimbang keuntungan yang dirasakan.

"Jadi sebaiknya kita lihat komprehensif, ekspor kita naik dramatis, kemudian gagah-gagahan di dunia, kalau kalian gak nurut kita akan stop jual, itu memicu subsitusi," ungkapnya.

"Jadi harus kembali ke suatu kelembagaan yang lebih sitematis, rasional tidak terlalu bombastis, balik ke awal-awalnya pak Jokowi," ujarnya.

Data Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan penggunaan LFP untuk mobil listrik memang hanya 27 persen pada 2022.

Namun, cakupan penggunaan ini naik signifikan dari 7 persen pada 2018.

Sedangkan penggunaan nikel untuk komponen baterai mobil listrik pada 2022 masih sebesar 66 persen.

Namun, cakupan baterai berkandungan nikel tinggi turun dari 78 persen pada 2022.

Ini menunjukkan pangsa pasar LFP terus meningkat sementara baterai nikel tinggi tergerus.

IEA mencatat sekitar 95 persen LFP diproduksi Cina.

Pabrikan mobil listrik asal negara yang sama, BYD, mendominasi penggunaan LFP hingga 50 persen dari total permintaan baterai tersebut.

Sementara, Tesla berkontribusi sebesar 15 persen dari total permintaan.

Meski Tesla masih menggunakan nikel, penggunaan LFP Tesla meningkat dari 20 persen dari total mobil yang diproduksi pada 2021 menjadi 30 persen pada 2022.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved