Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Inovasi

Inovasi Mahasiswa Universitas Dinamika, Bikin Jam Tangan Ramah Penyandang Tuna Netra: Limbah Batik

Jam tangan bagi penyandang tuna netra menjadi hal yang tidak terbayangkan akan mereka gunakan.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Sudarma Adi
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
Berkat inovasi dan teknologi yang dikembangkan, mahasiswa program studi (prodi) DKV Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya), Tegar Prasetiyo berhasil membuat jam tangan yang bisa mempermudah tuna netra untuk mengetahui waktu. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sulvi Sofiana

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Jam tangan bagi penyandang tuna netra menjadi hal yang tidak terbayangkan akan mereka gunakan.

Namun, berkat inovasi dan teknologi yang dikembangkan, mahasiswa program studi (prodi) DKV Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya), Tegar Prasetiyo berhasil membuat jam tangan yang bisa mempermudah tuna netra untuk mengetahui waktu.

Iapun membuat jam tangan tactile yang berbahan dasar utama limbah kayu yang dibuat 

“Saya melihat produksi jam tangan tactile ini kurang masif, sehingga saya akhirnya memutuskan untuk membuat jam ini agar bisa memudahkan teman-teman tuna netra untuk menunjukkan waktu," ujar Tegar, Senin (29/1/2024).

Jam tangan tactile ini sudah dikembangkan di negara lain, namun material yang digunakan tergolong susah untuk dijangkau. 

Baca juga: Cara Bedakan Kurma Asli dan Palsu, Buah yang Jadi Primadona Selama Ramadan, Jangan sampai Keliru!

Maka dari itu, Tegar menyederhanakan jam tangan tactile dengan teknis yang hampir sama dengan versinya sendiri.

Jam tangan tactile ini diberi nama ‘Jago Kluruk’ sesuai fungsi jam tangan yang pada jam tertentu akan mengeluarkan suara ayam jago berkokok. 

"Biasanya, ayam akan berkokok pada pagi hari sehingga seringkali digunakan sebagai penanda waktu. Dari filosofi ini, maka terbesutlah nama ‘Jago Kluruk’ tersebut,"ungkapnya.

Sementara untuk desainnya, Tegar menjelaskan ia menggunakan bahan utama limbah kayu kain batik

Kain batik ini digunakan untuk melapisi tali jam tangan, sedangkan resin printer yang dihasilkan oleh limbah kayu digunakan pada body utama jam tangan tactile ini. 

Ia sebisa mungkin menggunakan bahan daur ulang. “Saya modifikasi ulang sedemikian rupa agar konsep jam tangan tactile ini bisa diterapkan dalam karya saya," ucapnya.

Baca juga: Kolaborasi Polresta Malang Kota dengan Komunitas Otomotif Gelar Deklarasi Zero Knalpot Brong

Ide ini,diakui tegar sudah terbesit sejak SMA dan baru bisa merealisasikannya sekarang. Ia menghabiskan waktu sekitar enam bulan dalam merancang produk ini. 

Di waktu itu ia gunakan untuk riset, pengumpulan bahan, dan konsultasi dengan dosen yang membantunya menyelesaikan karyanya, Bambang Hariadi. 

Sementara itu, Bambang mengungkapkan cukup terkesan dengan ide yang dimunculkan oleh Tegar. 

"Ia bisa berpikir out of the box dan peka dengan isu yang seringkali tidak terlihat oleh masyarakat umum," ungkap Bambang.

Karya jam tangan tactile berdesain batik ini merupakan salah satu karya inovasi yang dilombakan dalam acara NASPO (National Applied Science Project Olympiad) yang diselenggarakan di Departemen Aktuaria FSAD ITS dan berhasil meraih  medali perak.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved