Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

17 Tahun Mengabdi Tak Jadi PNS, Guru Honorer Ikhlas Tanah Pribadi Dibuat Sekolah: Pejabat Cuma Janji

17 tahun mengabdi namun tak kunjung jadi PNS, seorang guru honorer berakhir ikhlas tanah pribadinya dibuat mendirikan sebuah sekolah.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun Sultra dan Bangkapos.com
Fot hanya ilustrasi - Kisah seorang guru yang mengabdi 17 tahun tetapi tidak kunjung diangkat PNS 

Kerja kerasnya merintis usaha kerupuk untuk menghidupi keluarganya membuahkan hasil dengan banyaknya pesanan.

Bahkan kerupuk yang diproduksi bersama kedua anaknya ini diminati, dan sudah pernah dipesan dan disukai warga negara Turki, Qatar, Yaman, Yordania, Singapura, Malaysia.

"Sekarang alhamdulillah orderan banyak, sampai saya kewalahan. Ini juga dibantu sama anak buat produksinya," ujar Ali.

Berkat ide yang kreatif dan inovasinya, kini Ali sudah memproduksi tujuh jenis varian kerupuk dari bahan baku yang tak lazim yang diberi merek 'Refisa Krubasan'.

Ketujuh kerupuk tersebut  dibuat dari bahan utamanya tulang ikan bandeng, jantung pisang, kerang, tutut, telur asin, lele, dan wortel.

Semua produk yang diproduksinya sudah memiliki legalitas baik sertifikat halal, lulus uji kandungan gizi, sertifikat produksi pangan industri rumah tangga, dan mendapatkan hak paten resepnya.

Ali Suryaman saat memperlihatkan bahan baku tulang ikan bandeng dan prodak kerupuk siap saji di rumahnya di Lingkungan Benggala, Kota Serang, Banten (KOMPAS.COM/RASYID RIDHO)
Ali Suryaman saat memperlihatkan bahan baku tulang ikan bandeng dan produk kerupuk siap saji di rumahnya di Lingkungan Benggala, Kota Serang, Banten (KOMPAS.COM/RASYID RIDHO)

Keputusan Ali berhenti menjadi guru honorer memang tak salah, dalam sebulan omsetnya sudah mencapai belasan juta.

Setiap produksi, dari satu kilogram tulang bisa menghasilkan 15 sampai 20 pcs kerupuk siap konsumsi.

"Produksi libur setiap Jumat, sekali produksi bisa menghasilkan 50 pcs. Per pcs dijual harga Rp12.500."

"Kalau omset per bulan yah bisa menyekolahkan anak," ucap Ali.

Meski sudah menguntungkan, dia terus mempromosikan produknya dari satu stand ke stand acara pameran UMKM baik di seputar maupun luar Banten.

Tantangan Ali saat ini yang dihadapi yakni bagaimana cara untuk meningkatkan jumlah produksi kerupuknya agar bisa memenuhi pesanan.

"Saya kan baru mulai terjun di pertengahan tahun 2022. Sekarang saya pakai peralatan sederhana, butuh peralatan produksi yang bisa menghasilkan banyak kerupuk," kata Ali.

"Malu kalau pesanan banyak tapi tidak terpenuhi. Nanti jelek nama saya," sambung dia.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved