Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilpres 2024

Mbah Ngatiyem Meninggal Mendadak di TPS, Ambruk setelah Masuk Bilik Suara, Keluarga Angkat Bicara

Sejumlah anggota KPPS bahkan pemilih di sejumlah daerah dilaporkan meninggal dunia. Seperti yang terjadi di Desa Seneporejo, Banyuwangi

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
ILUSTRASI: Mbah Ngatiyem Meninggal Mendadak di TPS, Ambruk setelah Masuk Bilik Suara, Keluarga Angkat Bicara 

TRIBUNJATIM.COM - Kabar duka di tengah proses pemungutan suara Pemilu 2024 banyak terjadi.

Sejumlah anggota KPPS bahkan pemilih di sejumlah daerah dilaporkan meninggal dunia.

Seperti yang terjadi di Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, Kabupaten Banyuwangi.

Seorang warga bernama Mbah Ngatiyem meninggal dunia saat hendak menyoblos pada Rabu (24/2/2024).

Mbah Ngatiyem tewas saat berada di bilik suara.

Ketua KPU Banyuwangi Dwi Anggraeni Rahman menjelaskan, Ngatiyem berusia 65 tahun.

Ngatiyem merupakan pemilih di TPS 12.

"Kami baru saja mendapat informasi dari PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) setempat. Informasi sementara yang kami terima, yang bersangkutan memang memilih di TPS tersebut," kata Dwi.

Dwi menjelaskan, tempat tinggal Ngatiyem berada dekat dengan TPS. Tepatnya di seberang TPS. Ia berangkat dari rumah untuk memakai hak suaranya.

Baca juga: Nasib Perangkat Desa di Jember Tewas di TPS, Kesetrum Microphone Petugas KPPS Sempat Panik

Setelah datang, Ngatiyem mendapat lima surat suara dan membawanya ke bilik suara. Ia sempat membuka sebagian surat suara.

Tiba-tiba saja setelah itu, Ngatiyem lunglai dan pingsan. Para petugas yang berada di lokasi bergegas menolongnya.

Mereka membawa Ngatiyem ke tempat yang lebih longgar untuk diberi pertolongan awal.

Namun sayangnya, nyawa Ngatiyem tak tertolong. Menurut Dwi, Ngatiyem dinyatakan meninggal tak lama setelah pingsan.

Menurut Dwi, Ngatiyem belum sempat mencoblos sebelum pingsan dan meninggal.

"Belum sempat mencoblos. Informasi awalnya seperti itu," kata dia.

Baca juga: Jalan Kaki Bareng Istri, Emil Dardak Nyoblos di TPS Margorejo Indah Surabaya, Berpesan Jangan Mager

Dugaan sementara, Ngatiyem tewas karena sakit.

Menurut keterangan keluarga, ia punya riwayat darah tinggi.

Dwi menjelaskan, tak ada laporan warga meninggal lain selain kasus tersebut.

Ia berharap, pemilih dan petugas KPPS memperhatikan kesehatan selama bertugas. 

Di sisi lain, nasib pilu juga menimpa Mustakim, perangkat Desa di Jember yang meninggal di TPS pada Rabu (14/2/2024).

Pria yang menjabat Kaur Perencanaan Pemerintah Desa Wringinagung, Kecamatan Jombang Jember ini, meregang nyawa karena tersengat aliran listrik saat memegang mic Sound system di TPS.

Kejadian tersebut, membuat Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) setempat panik.

Mereka langsung membawa korban ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) terdekat.

Kapolsek Jombang AKP Adam membenarkan kejadian tersebut.

Kata dia, insiden tersebut terjadi di TPS 035 Desa Wringinagung Kecamatan Jombang Jember.

"Kejadian benar, beliau perangkat desa, dan meninggal karena terkena setrum dari audio yang ia putar saat itu," ujarnya saat di konfirmasi lewat sambungan telepon.

Baca juga: Rekam Suasana TPS saat akan Nyoblos, Raffi Ahmad Ditegur Petugas KPPS, Suami Nagita Slavina: Oh Gitu

Menurutnya, korban merupakan pemilik sound dan tenda yang disewakan untuk TPS Pemilu 2024.

Kronologi kejadian tersebut, pertama kali diketahui oleh Anggota KPPS sekira pukul 05.30 WIB.

"Korban merupakan Pemilik sound dan persewaan tenda yang tidak lain adalah perangkat desa yang meninggal akibat tersengat listrik dari audio yang ia putar (cek sound) untuk persiapan Pemilu," kata Adam.

Adam mengatakan polisi tengah melakukan oleh Tempat Kejadian Perkara (TKP), serta menganalisa penyebab kejadian tersebut.

"Petugas melakukan olah TKP dan mengamankan barang bukti," ucapnya

Sementara itu Bayan Dwy, Perangkat Desa Wringinagung, menambahkan bahwa jenazah korban telah dimakamkan. Setelah dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis.

"Jenazah (korban) sekarang mau dikebumikan.Dugaan sementara korban meninggal, kesetrum mik dari audio yang ia miliki dan ia pasang, demi kelancaran pemilu di desa kami," katanya.

Sebatas informasi, meskipun telah memakan korban jiwa, aktifitas di TPS 035 Pemilu 2024 yang berada di ujung Barat Kabupaten Jember tersebut, masih berlangsung lancar dan tidak ada kendala.

Kasus Lain

Wahyu Jatmiko (43), Ketua KPPS di TPS 11 Perum Purnamandala Kelurahan Bumireso Wonosobo, meninggal saat mempersiapkan lokasi TPS Pemilu 2024.

Riswahyu Raharjo, Komisioner KPU Kabupaten Wonosobo Divisi Hukum dan Pengawasan menjelaskan, ketua KPPS tersebut bisa diganti dengan cara penunjukan.

Jika tidak memungkinkan penunjukan karena waktu yang sudah mepet, pemungutan suara tetap bisa dilaksanakan tanpa penambahan personel.

"Sepanjang bisa diganti tidak papa. Namun jika tidak bisa. Pemungutan suara tetap bisa dilaksanakan. Karena dalam peraturannya pemungutan suara bisa dilaksanakan minimal 5 orang KPPS," kata Riswahyu Raharjo kepada Kompas.com pada Selasa (13/2/2024).

Untuk posisi ketua KPPS kata Riswahyu, semua anggota harus KPPS bermusyawarah untuk penentuannya.

"Semua anggota nanti musyawarah untuk menentukan ketua, jadi tidak ada masalah," kata Riswahyu.

Baca juga: BREAKING NEWS : Seorang Pemilih di Banyuwangi Tewas di TPS saat Akan Mencoblos, Mendadak Pingsan

Diketahui, kejadian meninggalnya ketua KPPS tersebut itu terjadi pada Minggu, (11/2/2024) sekitar Pukul 16.30 WIB.

Korban yang juga ketua KPPS bersama kedua anggota Linmas sedang berkumpul untuk mempersiapkan TPS.

Salah satunya dengan mempersiapkan kursi-kursi dan meja untuk para pemilih di TPS tersebut.

"Tiga orang itu sedang kumpul untuk membahas pembuatan TPS. Awalnya rencana pembuatan TPS akan dilaksanakan hari Senin (12/2/2024), namun karena waktunya sedang longgar dan semuanya sedang berkumpul jadi dilaksanakan pada hari Minggu (11/2/2024)," kata Riswahyu Raharjo Setelah berkumpul, kemudian 1 anggora Linmas pergi untuk mengambil angkong (Gerobak dorong).

Tak berselang lama, Tiba tiba melihat korban sedang mendorong angkong berisi kursi kemudian jatuh pingsan.

"Angota Linmas lainnya yakni Pak Puji langsung mengeluarkan mobil untuk membawa pak Wahyu (korban) ke Rumah Sakit Islam Wonosobo," kata Riswahyu Raharjo.

Sesampainya di rumah sakit, nyawa korban tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.

"Sebelumnya pak Wahyu masih terlihat baik baik saja, masih guyon sebelum pelaksanaan gotong royong pembuatan TPS," ujar Riswahyu Raharjo. 

Ketua RT 04 RW 05 Perum Purnamandala Kelurahan Bumireso, Didit Cahyono mengatakan, korban meninggal saat sedang mengangkut meja dan kursi.

Rencananya peralatan rersebut akan digunakan di TPS telah dipersiapkan.

Korban meninggal setelah mendorong gerobak yang berisi meja dan kursi TPS.

Korban tergeletak di jalan dengan kondisi tubuh yang lemas.

"Tiba-tiba di tengah perjalanan sekitar 200 meter dari lokasi TPI, tubuh korban lemas, pingsan dan terjatuh di jalan komplek perumahan. Warga yang mengetahui kejadian tersebut langsung melarikan korban ke UGD RSI Wonosobo," katanya.

Pelepasan jenazah dilakukan oleh Ketua KPU Wonosobo Ruliawan Nugroho.

Turut serta mengantar pemakaman jenazah anggota KPU, Riswahyu Raharjo, Oky Haryanto dan Robingul Ahsan dan beberapa anggota PPK Kota Wonosobo.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved