Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilpres 2024

Warga Ricuh Pergoki Dugaan Penyelundupan Pemilih di TPS, Sempat Ribut & Kejar-kejaran: Saya Curiga

Warga sempat ribut dan ricuh saat pergoki adanya dugaan penyelundupan pemilih di TPS.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Tribun Medan
Warga sempat ribut dan ricuh saat pergoki adanya dugaan penyelundupan pemilih di TPS 

TRIBUNJATIM.COM - Warga sempat ribut dan ricuh saat pergoki adanya dugaan penyelundupan pemilih di TPS 04 Jalan Pembangunan Baru, Kelurahan Sitirejo II, Kecamatan Medan Amplas, Medan.

Dugaan kecurangan Pemilu 2024 itu pun membuat warga di lokasi sempat ribut hingga kejar-kejaran dengan sejumlah orang yang dicurigai.

Hal itu terjadi pada Rabu (14/2/2024), sekitar pukul 09.00 WIB.

Baca juga: Petugas KPPS Ditegur KPU Pakai Kemeja Warna Biru Langit Mirip Ciri 1 Paslon, Langsung Ganti Baju

Kejadian terungkap saat warga yang berada di lokasi mencurigai adanya sekitar tiga pria dan wanita bukan warga sekitar, tetapi memilih di tempat pemungutan suara (TPS).

Setidaknya ada enam orang yang dicurigai sebagai orang-orang yang bukan warga sekitar diselundupkan untuk memilih di TPS tersebut.

Menurut salah satu warga yang memergoki, Wina, dugaan penyelundupan pemilih gelap bermula adanya sejumlah orang tak dikenal memilih di TPS tempatnya memilih.

Lantas ia mendengar dan memperhatikan ketika petugas memanggil nama seorang perempuan, tapi seperti orang kebingungan.

Sampai akhirnya perempuan ini pun menjawab seperti kaget dan tak mengetahui namanya.

Usai dipanggil, wanita ini pun mengambil kertas suara dan berhasil memilih di bilik suara.

"Kemudian ada lagi Zuraidah, dia enggak tahu namanya. Kemudian muncul, 'Oh saya' katanya lagi," ungkap Wina.

"Mencoblos lah dia setelah dikasih," tambah Wina, dilansir dari Tribun Medan.

Setelah wanita tadi lolos memilih, Wina dan beberapa orang lainnya tetap memperhatikan sejumlah orang yang dicurigai.

Kata Wina, mereka tampak hanya menyerahkan formulir C 6, tapi tidak disertai kartu tanda peserta (KTP).

Baca juga: Aurel Beda Kubu Sama Ashanty & Krisdayanti di Pilpres 2024, Anang Hermansyah: Pemimpin yang Baru

Selanjutnya petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) kembali memanggil nama seorang wanita yang disebut Anita.

Namun ada seorang wanita yang dianggap kebingungan.

Ketika wanita ini didatangi dan ditanyakan ,ternyata bernama Tiara Simbolon.

Ketika ditanya, alamatnya ternyata tinggal di Kecamatan Medan Tembung.

"Selanjutnya namanya Anita, Anita. Saya curiga dia duduk saja. Mereka segerombolan tiga perempuan dua laki-laki, mereka gerombolan," terangnya.

"Langsung saya tanya, 'Mbak namanya siapa, sini KTP-nya', saya bilang, dan namanya Tiara Simbolon di Tembung," bebernya.

Suasana saat warga Jalan Pembangunan Baru, Kelurahan Sitirejo II, Kecamatan Medan Amplas ribut karena diduga adanya dugaan pemilih selundupan yang hendak mencoblos di TPS 04, Rabu (14/2/2024) pagi.
Suasana saat warga Jalan Pembangunan Baru, Kelurahan Sitirejo II, Kecamatan Medan Amplas ribut karena diduga adanya dugaan pemilih selundupan yang hendak mencoblos di TPS 04, Rabu (14/2/2024) pagi. (TRIBUN MEDAN)

Setelah adanya yang tertangkap basah diduga pemilih selundupan, warga ramai berkerubung.

Sementara orang-orang yang dicurigai ini langsung ke rumah kepala lingkungan setempat.

Tak lama kemudian, orang yang diduga anak kepala lingkungan mengusir warga.

Lalu di area tempat pemungutan suara dipasangi tali plastik sebagai pembatas agar warga tidak mendekat.

"Dipagari plastik, diusir warga. Sementara punya hak. Mungkin anaknya kepling."

"Katanya buat yang berkepentingan doang, padahal semua harus lihat dan jadi saksi."

Terkait hal ini, awak media sudah mencoba mewawancarai kelompok penyelenggara pemungutan suara di TPS 04, tapi mereka tidak mau memberikan keterangan.

Ia nampak sibuk memasang kertas ke papan tulis sembari merekatkan isolatip.

Sementara itu Kapolsek Patumbak, Kompol Faidir Chaniago, membenarkan adanya keributan pagi tadi.

"Iya, tadi pagi. Situasi kondusif dan personel juga berjaga di lokasi sejak awal," tuturnya.

Baca juga: Dicegat Panitia, WNI Protes Tak Boleh Nyoblos di Luar Negeri, Disebut Antre hingga Pendaftaran Tutup

Sebelumnya, video seorang pemilih mengaku surat suara Pilpres 2024 sudah tercoblos di Jeddah, Arab Saudi, jadi sorotan publik.

Video soal surat suara Pilpres 2024 di luar negeri tersebut viral di media sosial X (dulunya Twitter).

Video viral itu pun mendapat tanggapan dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI.

Disebutkan jika video tersebut diambil di Arab Saudi.

Dalam video tersebut, seorang pria berkopiah menyebut menerima surat suara Pilpres 2024.

Namun surat suara Pilpres 2024 tersebut sudah tercoblos pada kolom Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Adapun pria tersebut membuka lebar-lebar surat suaranya di luar bilik suara sembari menunjukkan kejanggalan tersebut kepada si perekam.

Sontak video tersebut menuai beragam komentar netizen.

Sementara menurut Bawaslu RI, pihaknya perlu mengecek duduk perkara video tersebut.

Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja menjelaskan, pihaknya saat ini masih menelusuri kebenaran duduk perkara ini kepada Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Jeddah.

"Pertama, yang namanya surat suara tidak boleh keluar dari bilik suara," ungkap Bagja kepada wartawan dalam jumpa pers pada Minggu (11/2/2024).

"Ini agak aneh, tiba-tiba tadi ada bisa ditampilkan dan direkam. Kalau surat suara rusak seharusnya berhenti dulu," lanjutnya.

"Kami sampaikan ke KPPSLN (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri) berhenti dulu, 'Ini surat suara kok tercoblos'," terangnya.

"Ini harus dihentikan dulu semua. Kalau surat suaranya tercoblos semua, berarti itu jadi masalah besar," jelas dia.

Beredar video yang menampilkan pengakuan seorang pria berkopiah di Arab Saudi yang menerima surat suara Pilpres 2024 tercoblos pada kolom Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming (X)
Beredar video yang menampilkan pengakuan seorang pria berkopiah di Arab Saudi yang menerima surat suara Pilpres 2024 tercoblos pada kolom Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming (X)

Dirinya mempermasalahkan keadaan seandainya hanya ada satu surat suara tercoblos yang dapat terkonfirmasi, kemudian hal itu 'diledakkan ke media sosial' hingga timbul anggapan seluruh proses yang dilakukan KPPSLN bermasalah.

Menurut Bagja, video viral yang disebut berasal dari Arab Saudi tersebut harus diperiksa dengan baik, termasuk soal lokasinya.

Sebab dia mengaku mendapatkan banyak informasi serupa.

Saat ini Bawaslu mengaku belum bisa berkomunikasi langsung dengan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Jeddah selaku perpanjangan tangan KPU di mancanegara.

"Surat suara itu tidak boleh keluar dari bilik suara, kecuali ditampilkan kepada Ketua KPPS."

"Ini juga kita cek, ini betul/enggak prosesnya? Jangan sampai ini menimbulkan gesekan dan juga isu-isu yang tidak benar," tegasnya.

"Kami yakin KPPS telah melakukan tugasnya dengan baik. Kalaupun kemudian terjadi ya, harus bisa dibuktikan, misalnya, seluruh surat suara pada hari itu, surat suara sudah tercoblos."

"Nah, ini untuk meminimalisir isu-isu tentang terjadi kecurangan dalam tanda kutip," kata Bagja.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved