Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Prabowo Klaim Utang Indonesia di Masa Soeharto Sudah Lunas, Singgung Cara Jokowi Atasi Inflasi

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengklaim utang masa pemerintahan Soeharto telah dibayar lunas oleh pemerintah saat ini.

Editor: Torik Aqua
Kolase Shutterstock - Wikipedia via Suar.ID
Ilustrasi utang zaman Presiden Soeharto diklaim Prabowo Subianto sudah lunas 

TRIBUNJATIM.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengklaim utang masa pemerintahan Soeharto telah dibayar lunas oleh pemerintah saat ini.

Prabowo juga mengungkapkan soal cara Presiden Jokowi dalam mengatasi inflasi di Indonesia.

Pernyataan Prabowo itu diungkap di depan para bankir dan investor dalam acara Mandiri Investment Forum 2024 di Fairmont Hotel Jakarta, Selasa (5/3/2024).

"Utang-utang dari rezim sebelumnya selalu diakui dihormati dan diselesaikan oleh rezim yang melanjutkannya meskipun mungkin secara ideologi dan secara hubungan mereka saling oposisi," kata Prabowo.

Baca juga: Pakar Politik Ungkap Isi Pertemuan Prabowo dengan Khofifah di Hambalang, Tidak Hanya Selebrasi

Ia mengatakan, sepanjang sejarah Indonesia pemerintah tidak pernah gagal dalam membayar utang atau default meskipun berbeda rezim dari kepemimpinan Presiden Soekarno hingga saat ini Joko Widodo.

Prabowo merasa terhormat lantaran utang pemerintah di era Soeharto telah diselesaikan oleh pemerintahan saat ini.

"Kita merasa sangat terhormat sekali pada rezim Soeharto semua utang di bawah administrasi Soeharto sudah di selesaikan oleh pemerintah kita, karena di dalam budaya kita sangat tidak baik atau buruk atau bahkan tabu untuk tidak menghormati utang yang anda miliki," jelasnya.

Selain itu, Prabowo menyebut bahwa Indonesia menjadi negara yang berhasil dalam mengelola pertumbuhan ekonomi setelah Pandemi Covid-19 2020 lalu.

Bahkan, tingkat inflasi di Indonesia pun terendah dibandingkan negara lain.

"Semua orang perlu mengakui bahwa Indonesia tidak jelek-jelek amat, Indonesia masih terus berhasil menjaga tingkat pertumbuhannya setelah Pandemi," ucap dia.

Bahkan, Indonesia juga berhasil mengelola kebijakan fiskal sehingga berdampak pada perekonomian nasional yang prudent.

Neraca perdagangan pun mengalami surplus dan mencatatkan kinerja positif selama 5 tahun.

"Pak Ferry terima kasih dan juga cadangan devisa kita sangat sehat meskipun bisa lebih baik untuk tahun-tahun yang akan datang. Kita sangat ingin sekali mempertahankan prakiraan ini yang sudah terbukti memiliki rekor yang sangat hati-hati dan mencapai rekor yang baik," ungkapnya.

Sementara itu, Prabowo juga menyinggung langkah Presiden Jokowi dalam mengelola inflasi dengan cara yang unik.

Bahkan hal itu dinilai sulit dikendalikan bahkan bagi negara lain.

"Karena kita bisa melihat di berbagai belahan lainnya contoh inflasi kadang kala sangat sulit sekali untuk dikendalikan. Jadi kita sangat ingin untuk menjadi berhati-hati karena Presiden Jokowi sangat sukses dan mungkin unik dalam mengendalikan inflasi secara kreatif," bebernya.(*)

Prabowo diberi pangkat Jenderal Kehormatan

Kabar Prabowo Subianto diberikan pangkat Jenderal Kehormatan tengah ramai diperbincangan.

Lantas, apa sebenarnya arti pangkat Jenderal Kehormatan itu?

Merujuk Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009, tanda kehormatan merupakan penghargaan negara yang diberikan presiden kepada seseorang, kesatuan, institusi pemerintah, atau organisasi.

Pemberian penghargaan tersebut didasari atas darmabakti dan kesetiaan yang luar biasa terhadap bangsa dan negara.

Sementara itu, dalam jenjang karier TNI Angkatan Darat (TNI AD), Jenderal adalah pangkat tertinggi dengan tanda bintang empat.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/2/2024), perwira yang menyandang pangkat Jenderal lazimnya hanya menduduki posisi Panglima TNI atau Kepala Staf Angkatan Darat.

Baca juga: Kata Media Asing Soal Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran, Disebut Terlalu Mahal?

Di luar posisi tersebut, ada pula segelintir orang yang menerima pangkat Jenderal (HOR) atas dasar penghormatan karena prestasi maupun dedikasi yang dinilai sangat baik.

Sebelum Prabowo, gelar Jenderal Kehormatan atau Jenderal (HOR) lebih dulu disematkan kepada setidaknya tujuh orang.

Penyematan gelar kepada tujuh orang tersebut didasarkan pada alasan yang berbeda-beda, tetapi masih merupakan bentuk dedikasi dan pengabdian luar biasa kepada Tanah Air.

Daftar Jenderal TNI (HOR)

Berikut purnawirawan TNI AD yang menyandang gelar Jenderal Kehormatan, seperti dikutip laman Akademi Militer (Akmil):

1. Jenderal (HOR) (Purn) Soerjadi Soedirdja

Dilansir dari laman Kemenko Polhukam, Jenderal (HOR) (Purn) Soerjadi Soedirdja adalah seorang purnawirawan yang digambarkan sebagai sosok sedikit bicara tetapi banyak bekerja.

Mantan Gubernur DKI Jakarta (1992-1997) ini pensiun dari TNI AD dengan pangkat Letnan Jenderal (Letjen) atau bintang tiga, sebelum menerima gelar Jenderal Kehormatan pada 1 November 2000 saat menduduki kursi menteri.

Selama memimpin Ibu Kota, Soerjadi berhasil membebaskan jalan-jalan di Jakarta dari becak dan membangun banyak fly over.

Mantan Kasdam IV Diponegoro Jawa Tengah (1986-1988) dan Pangdam Jaya (1988-1990) ini berhasil membuat proyek pembangunan rumah susun, menciptakan kawasan hijau, dan memperbanyak daerah resapan air.

Usai turun dari kursi gubernur, Jenderal (HOR) (Purn) Soerjadi Soedirdja diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri (1999-2001) serta Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan atau Menko Polkam (2000-2001).

Baca juga: Presiden Jokowi Sematkan Sendiri Pangkat Bintang 4 untuk Prabowo Subianto, Resmi Jadi Jenderal

2. Jenderal (HOR) (Purn) Hari Sabarno

Masih dari sumber yang sama, Jenderal (HOR) (Purn) Hari Sabarno menerima gelar Jenderal Kehormatan pada 1 Oktober 2004.

Selama berkarier di TNI AD, berbagai jabatan pernah diemban oleh Hari Sabarno, di antaranya, Danyonif 320/Badak Putih (1982-1983) serta Dandim 0606/Kota Bogor (1985-1986).

Usai pensiun, Hari Sabarno ditunjuk sebagai Menteri Dalam Negeri Kabinet Gotong Royong (2001-2004) dan Menko Polkam pada 2003.

Jabatan itulah yang mengantarkan Jenderal (HOR) (Purn) Hari Sabarno kepada gelar kehormatan di tahun 2004.

3. Jenderal (HOR) (Purn) Soesilo Soedarman

Jenderal (HOR) (Purn) Soesilo Soedarman resmi menyandang gelar kehormatan sejak 17 Maret 1993 (HOR).

Saat itu, sosoknya menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998).

Dia juga pernah menjabat Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).

Tak hanya itu, Soesilo Soedarman pun pernah menduduki jabatan Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat dari 18 Februari 1986 hingga 11 April 1988.

4. Jenderal (HOR) (Purn) Agum Gumelar

Purnawirawan TNI AD selanjutnya yang mendapat gelar Jenderal Kehormatan adalah Agum Gumelar.

Kenaikan pangkat menjadi bintang empat tersebut diterima Agum Gumelar pada 1 November 2000.

Gelar Jenderal Kehormatan diterima Agum saat menjabat sebagai Menteri Perhubungan pada periode 1999-2001.

Di lingkup pemerintahan, Agum turut menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan.

5. Jenderal (HOR) (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan

Bersama Soerjadi Soedirdja dan Agum Gumelar, Jenderal (HOR) (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan resmi menyandang gelar kehormatan pada 1 November 2000.

Kala itu, dikutip dari laman Kemenko Polhukam, Luhut menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia periode 2000-2001 di pemerintahan presiden keempat Abdurrahman Wahid.

Sebelum menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Luhut merupakan Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura.

6. Jenderal (HOR) (Purn) Abdullah Mahmud Hendropriyono

Pemberian gelar Jenderal Kehormatan turut diberikan kepada Abdullah Mahmud Hendropriyono atau biasa disapa AM Hendropriyono.

Peningkatan pangkat setingkat lebih tinggi diterima oleh AM Hendropriyono saat diminta menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pada periode 2001-2004.

Sebagai Kepala BIN pertama sejak badan ini berganti nama, dia dijuluki the master of intelligence karena menjadi profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen pertama di dunia.

7. Jenderal (HOR) (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono

Gelar Jenderal Kehormatan selanjutnya diberikan kepada purnawirawan TNI AD Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY pada 15 November 2000.

Kenaikan pangkat kehormatan tersebut disandang SBY saat menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan semasa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Empat tahun kemudian, mantan Menko Polkam ini maju bertarung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 bersama Jusuf Kalla.

Keduanya diusung oleh tiga partai, yakni Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan Bintang.

Duet pasangan dengan nomor urut 04 itu pun menang dengan mengusung slogan "Bersama Kita Bisa!".

Di atas jenderal, masih ada pangkat Jenderal Besar dengan tanda bintang lima yang diberikan hanya kepada tiga orang di Indonesia.

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (7/10/2021), Jenderal Besar atau jenderal bintang lima merupakan pangkat tertinggi dalam kemiliteran. Pangkat ini diberikan kepada sosok yang dinilai berjasa sangat besar.

Sejak 1997, baru ada tiga orang yang menyandang pangkat jenderal bintang lima, yaitu Jenderal Besar Soedirman, Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, dan Jenderal Besar Soeharto.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved