Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ramadan 2024

Berkah Ramadan 2024, Pengrajin Songkok di Lamongan Kewalahan Penuhi Pesanan, Omset Capai Rp 200 Juta

Setiap bulan suci Ramadan 2024 menjadi berkah bagi para pengrajin songkok di Lamongan. 

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/HANIF MANSHURI
Pengrajin songkok di Desa Bojoasri dan Desa Pengangsalan Kecamatan Kalitengah Lamongan berproduksi lebih banyak karena tingginya pesanan, Selasa (12/3/2024) 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network Hanif Manshuri

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Setiap bulan suci Ramadan 2024 menjadi berkah bagi para pengrajin songkok di Lamongan

Para pengrajin songkok mengaku kebanjiran order bahkan  permintaan naik hingga 3 kali lipat sejak awal Februari lalu dengan omset ratusan juta rupiah. 

Mereka mengaku sejak menjelang Ramadan 1445 H, pesanan songkok meningkat drastis hingga kini masuk haru pertama Ramadan.

Para pengrajin songkok  di Desa Bojoasri, Desa Pengangsalan  Kecamatan Kalitengah, satu diantara pengrajin di wilayah Kalitengah yang mendapat pesanan cukup tinggi.
 
Salah seorang pengrajin songkok dari Desa Pengangsalan Kecamatan Kalitengah, Suwitomo mengatakan, pesanan songkok mereka meningkat drastis sejak awal Februari lalu hingga kini. 

Baca juga: Penjual Bunga Menjamur di Makam Lamongan, Ketiban Berkah Tradisi Musiman Jelang Ramadan

Peningkatan pesanan songkok mulai dirasakan sejak memasuki bulan Februari hingga memasuki  Ramadan ini.  "Alhamdulillah  sejak Februari hingga memasuki bulan suci Ramadan pesanan songkok naik. Order meningkat tiga kali lipat," kata Suwitomo kepada wartawan, Selasa (12/3/2024).

Disinggung soal harga, Suwitomo menyebut songkok produksinya dijual tergantung kualitas bahannya, mulai dari harga Rp 320 ribu untuk kualitas biasa, Rp 420 ribu untuk kualitas menengah hingga Rp 450 ribu untuk yang premium.

"Proses produksi songkok semuanya dilakukan di tempat ini mulai dari pemotongan bahan sesuai ukuran permintaan, proses jahit untuk diberi bantalan, hingga proses finishing. Kalau pas banyak pesanan dan untuk memenuhi target pesanan, kadang kami juga harus lembur hingga sahur," jelasnya.

Melonjaknya pesanan songkok ini juga diakui pengrajin lainnya, Nurul Huda. Menurutnya, meskipun hanya produksi rumahan, tetapi songkok buatannya selalu mendapatkan banyak pesanan di bulan Ramadan dan menjelang Lebaran.

Ia juga sering menolak pesanan karena banyaknya pesanan.

"Ramadan kali ini memang banyak pesanan. Kami juga sampai kehabisan bahan baku karena banyaknya pesanan," katanya.

Salah satu pengrajin songkok di Desa Bojoasri, Ahmad Yasir, senada dengan Suwitomo, peningkatan pesanan songkok saat memasuki bulan Ramadan naik pesat .

Sebelumnya,  dalam seminggu pesanan songkok yang masuk Yasir hanya 50 hingga 60 kodi saja, kini pesanan yang datang bisa mencapai 80 hingga 100 kodi setiap minggunya.

Baca juga: Harga Telur di Lamongan Terus Merangkak Naik Jelang Ramadan, Tembus Rp 31.000 per Kg

Pengiriman, jika di hari biasa hanya seminggu sekali, kini dalam seminggu  bisa 3 kali kirim. "Dua bulan sebelumny hanya produksi 50 sampai 60 kodi, namun menjelang Ramadan dan sampai saat ini  ini  produksi naik, otomatis mengikuti permintaan menjadi 80 hingga 100 kodi," ungkapnya. 

Serupa dialami pengrajin songkok lainnya yang ada di Desa Bojoasri ini, yaitu Hamzah. Ia mengaku kenaikan pesanan songkoknya  sebanyak 900 kodi setiap bulannya. 

Naiknya pesanan songkok ini juga berbanding dengan omset yang diperoleh para pengrajin ini. Hamzah mengaku mendekati Ramadab ini ia mendapatkan omset hingga Rp 200 juta atau mengalami peningkatan dari yang sebelumnya hanya Rp 70 hingga Rp 80 juta saja.

 "Alhamdulillah Ramadan tahun  ini mengalami peningkatan omset yang luar biasa," aku Hamzah. 

Pesanan songkok asli dari Desa Bojoasri tidak hanya datang dari Lamongan saja. Para pengrajin songkok di desa ini pun mengirim songkok produksi mereka ke berbagai penjuru tanah air. Pulau Jawa, Kalimantan, Madura hingga Sumatera menjadi lokasi pengiriman songkok ini dengan harga yang bervariasi. 

"Harga songkok mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu tergantung bahan dan motif songkok," jelasnya. 

Para pengrajin songkok Lamongan ini berharap, berkah Ramadan tahun ini menjadi momen bagi kebangkitan industri songkok rumahan seperti mereka. 

Pasalnya, industri songkok rumahan yang ada di Desa Bojoasri ini sempat sepi karena pandemi Covid-19 pada dua tahun lalu.

Namun kini pesanan songkok sehat kembali. Jumlah orderan cukup banyak. Mereka terpaksa menambah tenaga kerja meski dilakukan musiman.
 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved