Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ramadan 2024

Salat Tarawih Berjamaah di Masjid Namun Witir Dikerjakan di Rumah, Bolehkah? ini Kata MUI 

Setelah salat tarawih dilanjutkan salat witir. Namun, bolehkah melaksanakan salat tarawih di masjid namun mengerjakan witir di rumah?

KOMPAS.com/Garry Lotulung
Ilustrasi salat tarawih berjamaah. Setelah salat tarawih dilanjutkan salat witir. Namun, bolehkah melaksanakan salat tarawih di masjid namun mengerjakan witir di rumah? 

TRIBUNJATIM.COM - Satu di antara ibadah sunnah yang hanya dikerjakan selama Ramadan adalah salat tarawih.

Dalam pelaksanaannya, salat tarawih dikerjakan sebanyak 11 rakaat atau 23 rakaat.

Setelah salat tarawih dilanjutkan salat witir.

Namun, bolehkah melaksanakan salat tarawih di masjid namun mengerjakan witir di rumah?

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengatakan, salat tarawih dapat dilakukan di masjid dan sisanya di rumah.

Termasuk dengan mengerjakan witir di rumah. 

Baca juga: Bacaan Doa Kamilin atau Doa Setelah Salat Tarawih Lengkap Bacaan Arab, Lafal Latin dan Terjemahnya

"Jika ingin pulang setelah dia selesai shalat tarawih dua, empat, atau delapaan rakaat dan dia melanjutkan shalat tarawih atau witirnya di rumah tidak masalah," ujar Anwar saat dihubungi Kompas.com, Minggu (17/3/2024).

Pihaknya juga menyarankan, bagi masjid yang melaksanakan salat tarawih 23 rakaat juga memberikan kesempatan bagi jemaah yang akan salat tarawih dan witir 11 rakaat. 

"Kemudian setelah mereka yang salatnya 11 rakaat selesai salat witir, mereka bubar dan yang salat tarawih dan witirnya 23 rakaat melanjutkan salatnya," lanjut dia.

Anwar juga mengatakan, jemaah yang tadinya salat tarawih secara berjemaah di masjid boleh melanjutkan salatnya sendirian di rumah.

"Ya, tidak bermasalah dia witir sendiri atau berjemaah dengan keluarga di rumah," katanya.

Namun, menurut Anwar, pahala salat berjemaah tentu lebih besar dari salat sendiri.

Orang yang menjalankan salat berjemaah diyakini akan mendapat pahala 27 kali lebih banyak dari orang yang salat sendirian.

Baca juga: Penjelasan Pengurus Ponpes soal Salat Tarawih Super Kilat 23 Rakaat Cuma 6 Menit, Tradisi Sejak 2006

Ilustrasi salat tarawih berjamaah. Sebelum melaksanakan salat tarawih, bilal akan membacakan salawat yang kemudian dijawab oleh para jemaah.
Ilustrasi salat tarawih berjamaah. Sebelum melaksanakan salat tarawih, bilal akan membacakan salawat yang kemudian dijawab oleh para jemaah. (KOMPAS.com/Garry Lotulung)

Sejarah salat tarawih Nabi Muhammad SAW

Anwar menjelaskan, ibadah salat tarawih awalnya dilakukan Nabi Muhammad SAW secara sendirian dan tidak berjemaah seperti saat ini.

Nabi Muhammad SAW pertama sekali melakukan ibadah salat tarawih pada tahun ke-8 Hijriah atau 630 Masehi di Masjid Nabawi, Madinah.

Namun kemudian praktik salat tarawih yang dikerjakan Nabi Muhammad itu diikuti oleh para sahabat yang tinggal di sekitar Masjid Nabawi.

Selanjutnya dalam perjalanannya, ibadah salat tarawih tersebut menjadi salat berjamaah pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 634-644 Masehi.

Anwar menyatakan, Umar bin Khattab meminta para sahabat yang mengikuti salat tarawih dan witir di Masjid Nabawi dikumpulkan.

Mereka diminta untuk melakukan salat tarawih dan witir tersebut secara berjamaah.

Baca juga: Tata Cara dan Niat Salat Badiyah Isya Sebelum Tarawih, Tulisan Arab Latin Disertai Terjemahan

Tarawih dan witir bisa dikerjakan sendiri

Berdasarkan kejadian tersebut, umat Islam sebenarnya boleh menjalankan salat tarawih sendiri-sendiri ataupun berjemaah.

Meski begitu, Anwar mengungkapkan, ada orang yang beranggapan salat tarawih harus dilaksanakan di masjid.

Padahal, lanjutnya, anggapan ini muncul justru karena keterbatasan ilmu.

"Padahal, kalau kita shalat tarawih tidak di masjid pun juga tidak masalah. Kita bisa saja melaksanakannya secara sendiri-sendiri atau berjemaah di rumah atau di kantor," tambah dia.

Walaupun demikian, Anwar menyarankan laki-laki untuk melaksankan salat lima waktu dan tarawih secara berjemaah di masjid.

Hal ini sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW.

"Maka akan lebih baik jika dia setelah salat isya berjamaah melanjutkannya dengan salat tarawih berjamaah," imbuh Anwar.

Sebagai catatan, salat tarawih dijalani sebanyak delapan atau 20 rakaat kemudian diikuti tiga rakaat witir.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved