Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kondisi Psikologis Korban Inses Kakak Kandung, Peluk Pelaku Meski 3 Kali Dihamili, Kemensos Miris

Ternyata ada kondisi psikologis khusus yang diindikasi dialami oleh korban Inses kakak kandung di Bengkulu, kelakuan janggalnya itu bikin polisi syok.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun Bengkulu via TribunTrends.com
Kondisi psikologis korban inses kakak kandung di Bengkulu yang sudah dihamili 3 kali ternyata masih bersimpati dengan pelaku. 

TRIBUNJATIM.COM - Terungkap akhirnya penjelasan kondisi psikologis korban inses kakak kandung di Bengkulu yang menggemparkan.

Ternyata ada kondisi psikologis khusus yang dialami korban inses kakak kandung di Bengkulu.

Pasalnya, perilaku korban inses kakak kandung di Bengkulu itu sangatlah ganjil.

Pelaku malah diberi pelukan dan ditangisi oleh adik kandungnya yang sudah ia rusak sebanyak 3 kali itu.

Ada kondisi psikologis khusus ternyata yang dimiliki korban.

Sebelumnya, diketahui kasus inses ini ternyata sudah dilakukan pelaku berinisial KH (21) terhadap adiknya RI (16) sejak tahun 2021.

Bahkan RI yang baru saja keguguran dan masih memakai infus rela ke kantor polisi untuk menemui kakak kandung yang merusak dirinya tersebut.

Sudah tiga kali dihamili kakak kandungnya, RI malah bersimpati pada pelaku.

Hal itu membuat polisi dan tim Kemensos miris dan syok.

Saat di kantor polisi, RI tampak menangis sambil memeluk kakak kandung yang menghamilinya.

Baca juga: Hasutan Guru Spiritual Picu Ayah di Banyumas Inses dengan Anak, Sengaja Kubur 7 Bayinya, Demi Kaya

RI juga meminta kakak kandungnya itu cepat pulang dan dirinya berjanji akan menunggu sang kakak kandung yang menghamilinya itu.

Dilansir Tribun Jatim dari TribunBengkulu.com, usai pemeriksaan oleh Polsek Bermani Ulu, Rejang Lebong, Bengkulu, RI ternyata sempat bertemu dengan kakak kandungnya.

Dengan suara lirih, RI berujar dengan suara bergetar, "cepat pulang kak. Jangan lama-lama, aku tunggu."

Di depan sejumlah anggota polisi dan pekerja sosial Kementerian Sosial (kemensos) yang mendampingi, RI tak kuasa menahan tangis.

Kasus inses di Bengkulu
Kasus inses di Bengkulu (Tribun Bengkulu)

Padahal saat itu RI dalam keadaan lemah usai keguguran, dengan tangan masih diinfus.

Adegan tersebut belakangan terungkap dalam video yang sempat direkam oleh pekerja sosial Kementerian Sosial.

Terungkapnya adegan menangis peluk pelaku kasus inses Bengkulu, membuat kasus ini janggal.

Sikap RI menangis memeluk pelaku dianggap sebagai perilaku tidak biasa dari seorang korban.

Baca juga: Arti Kata Inses, Istilah yang Sekarang Lagi Viral di TikTok, Mengarah Pada Hubungan Menyimpang

Tampaknya, kondisi psikologis RI mengacu kepada perilaku penderita sindrom stockholm atau stockholm syndrome.

Stockholm syndrome adalah suatu gangguan psikologis yang membuat korban malah memiliki rasa kasih sayang dan empati terhadap pelaku.

RI seperti tidak merasa sebagai korban dalam kasus inses Bengkulu ini.

Sebaliknya, RI terlihat seakan menaruh simpati pada pelaku yang menghamilinya hingga 3 kali.

Pelaku yang tak lain adalah kakak kandung RI itu juga belakangan disebut RI hanya memintanya untuk menjaga rahasia, bukan ancaman akan dibunuh.

Pelaku inses di Bengkulu dan korban
Pelaku inses di Bengkulu dan korban (Tribun Bengkulu)

Sementara itu, Kasi Humas Polres Rejang Lebong, AKP Sinar Simanjuntak menyatakan, pengungkapan kasus asusila kakak hamili adik kandung ini terjadi pada Senin (18/3/2034).

Saat ini, terduga pelaku berinisial KH (21) yang merupakan kakak kandung korban telah diamankan.

"Untuk pelaku sudah diamankan, korban juga didampingi sekarang, masih pengembangan lebih lanjut," pungkasnya.

Disisi lain, Pekerja sosial Kementerian Sosial Diana Ekawati mengungkapkan, kejadian kakak hamili adik kandung ini diduga telah terjadi sejak tahun 2021 lalu.

Hingga tahun 2024, ternyata korban sudah hamil 3 kali. 

Di antaranya 2 kali keguguran dan pernah melahirkan seorang anak laki-laki pada tahun 2022.

Dari cerita korban, aksi bejat kakaknya itu telah terjadi sejak korban berusia 14 tahun.

Kemudian pada saat ini, korban kembali mengalami keguguran hingga akhirnya kasus kakak hamili adik kandung ini terkuak.

"Korban sudah pernah hamil, dua kali keguguran dan satunya sampai melahirkan. Sudah ada anaknya, laki-laki," jelas Diana pada TribunBengkulu.com.

Baca juga: Alasan Ayah Bunuh 7 Bayi Hasil Inses Agar Cepat Kaya, Tapi Ternyata Masih Miskin, Ikuti Arahan Guru

Pekerja sosial Kementerian Sosial Diana Ekawati kepada TribunBengkulu.com (grup TribunTrends) mengatakan, emosi RI tidak stabil dan tertekan setelah terungkapnya kasus inses Bengkulu ini.

Upaya orang tua RI yang terkesan ingin menutupi hubungan inses tersebut juga membuat pemulihan korban akan menjadi makin sulit.

"Trauma, anak ini secara tidak langsung ada penekanan dari pihak keluarga," kata Diana kepada TribunBengkulu.com.

Diana saat ini terus berupaya ingin mendampingi korban, meski korban memaksa pulang setelah diajak bicara orang tuanya.

Diana Juga terus merekam perbincangan dengan korban agar kasus ini bisa terus dilanjutkan dan korban mendapatkan penanganan yang tepat.

Kepada TribunBengkulu.com, Diana mengungkap bahwa pihaknya telah merencanakan korban untuk dijauhkan terlebih dahulu dari keluarganya untuk direhabilitasi.

Pekerja sosial juga ingin terus mendampingi hingga kesehatan mental dan fisiknya membaik.

Rehabilitasi juga diharapkan dapat memulihkan mental RI serta mengajarinya tentang perilaku yang boleh atau tidak boleh dilakukan.

Sayangnya, setelah RI bertemu dan bicara dengan orang tuanya, sikapnya malah berubah drastis, seperti diberitakan TribunBengkulu.com sebelumnya.

Banyak pihak menyesalkan perubahan sikap RI yang ingin pulang bersama orang tuanya dan menolak direhabilitasi pihak kemensos.

Baca juga: Dituduh Inses Sama Anak, Sang Ibu Kini Laporkan Wali Kota Bukittinggi Telah Sebar Hoaks: Merusak

Sebelumnya kasus hubungan inses kakak adik di Bengkulu setelah korban R (16) diantarkan orangtuanya berobat ke bidan desa dengan alasan sakit.

Oleh bidan desa, ternyata korban dinyatakan mengalami keguguran.

Orang tuanya tidak tidak terima, apalagi setelah itu muncul desas-desus tidak sedap di kalangan masyarakat desa.

Orang tua korban lantas mendatangi Kepala Desa (kades) setempat untuk meluruskan permasalah itu.

Merasa ada yang janggal, kades malah menelepon Bhabinkantibmas agar ditindaklanjuti.

Sementara korban disarankan untuk dibawa ke Puskesmas.

Kades kemudian mendatangi rumah korban R (16) pada Senin (18/3/2024) untuk membawa korban ke Puskesmas.

Ternyata di rumah korbah sudah ada petugas Pendamping Rehabilitasi dan Pekerja Sosial Kemensos Kabupaten Rejang Lebong.

Bersama-sama dengan petugas Pendamping Rehabilitasi dan Pekerja Sosial, kades membawa korban ke Puskesmas Air Pikat untuk diperiksa.

Di sini akhirnya fakta mengejutkan terungkap, korban R (16) mengaku telah disetubuhi oleh kakak kandungnya di sebuah pondok kopi milik orang tuanya.

Setelah kasus tersebut terungkap, kades langsung melaporkan hal tersebut ke Polsek untuk ditindaki lebih lanjut.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved