Cek Fakta
CEK FAKTA: Bumi akan Gelap Selama 3 Hari Mulai 8 April, Simak Penjelasan Ahli Astronomi-Astrofisika
Tengah viral narasi bahwa Bumi akan menjadi gelap selama tiga hari berturut-turut mulai 8 April 2024. Simak penjelasan ahli astronomi.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral narasi bahwa Bumi akan menjadi gelap selama tiga hari berturut-turut mulai 8 April 2024.
Soal ini, ahli astronomi dan astrofisika pun memberikan penjelasan.
Diketahui bahwa narasi itu beredar di media sosial Facebook.
Di antaranya disebar oleh akun ini, ini, ini, dan ini.
Melansir dari Kompas.com ( grup TribunJatim.com ), berikut narasi yang ditulis oleh salah satu akun pada Minggu (24/3/2024):
PERKIRAAN KEJADIAN DI BUMI PADA 8 APRIL 2024
Akan terjadi kegelapan slm 3 hr ketika bumi melewati sabuk Foton. Inilah saat bumi masuk & melewati sabuk ini. Tdk akan ada sinar matahari atau cahaya bulan di permukaan bumi. Foton adalah partikel2 elektromaknetik yg bergerak dg kecepatan cahaya & akan bertindak sbgai penghalang atau perisai sementara di bumi yg mencegah cahaya matahari atau bintang melewatinya. Ini diperkirakan akan berlangsung selama 72 jam atau 3 hari. Tidak ada jeda atau periode cahaya. Selama 3 hari hanya akan ada kegelapan. Direkomendasikan untuk stok makanan, air, lilin & barang2 penting lainnya. Semua sinar matahari akan terhalang & panel surya tidak akan menghasilkan energi. Dianjurkan tetap di rumah & hindari bepergian demi keselamatan. Sinar matahari akan kembali ke bumi menandai dimulainya zaman keemasan.
Baca juga: CEK FAKTA Video Ganjar Pranowo Akui Kemenangan Prabowo di Pilpres 2024, Narasi yang Viral: Sombong
Ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan, Bumi tidak akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024.
"Jelas itu hoaks. Narasi Bumi memasuki photon belt atau sabuk foton juga tidak dikenal dalam sains," kata Thomas, saat dikonfirmasi, Rabu (27/3/2024).
Menurut Thomas, semua alasan penyebab kegelapan Bumi yang disebutkan tidak punya dasar ilmiah.
Ia menjelaskan, Bumi memang pernah mengalami kegelapan bertahun-tahun karena tumbukan asteroid sebesar 10 kilometer pada 66 juta tahun yang lalu.
"Saat ini sampai 100 tahun mendatang, tidak ada asteroid besar yang mengancam Bumi," kata Thomas.
Baca juga: CEK FAKTA: Penjelasan KPU dan KPPS soal Surat Suara Tercoblos Paslon 2 di Tuban, Sebut Human Error
Narasi soal Bumi menjadi gelap gulita beberapa kali beredar. Empat tahun lalu, muncul isu Bumi akan gelap pada tanggal 15 bulan Ramadhan.
Narasi itu dikaitkan dengan kemungkinan asteroid menghantam Bumi.
Dilansir Kompas.com, isu tersebut dibantah oleh dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya sekaligus alumnus Astronomi ITB, Andi Sitti Maryam.
Ia mengatakan, obyek-obyek dekat Bumi 98 persen tidak berpotensi menyebabkan bahaya hingga 100 tahun ke depan.
Kesimpulannya, narasi soal Bumi akan gelap selama tiga hari mulai 8 April 2024 adalah hoaks.
Ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan, penyebab Bumi gelap karena memasuki sabuk foton tidak ada dalam sains.
Obyek luar angkasa dekat Bumi dan asteroid tidak akan mengancam Bumi hingga 100 tahun mendatang.

Berita Lainnya
Ruang angkasa adalah tempat di mana objek seperti bintang yang bercahaya tinggal.
Namun, seperti yang diketahui bahwa ruang angkasa sangat gelap dan berwarna hitam meskipun banyak bintang betebaran.
Lantas, kenapa ruang angkasa gelap padahal banyak bintang?
Untuk menjawabnya, rahasia alam semesta membahas lebih dalam seputar ruang angkasa yang gelap dan hitam ini.
Pertanyaan mengenai kenapa ruang angkasa gelap, juga membuat bingung para ilmuwan sejak lama. Anehnya, jawaban tersebut tidak ada hubungannya dengan kurangnya cahaya di sana.
Mahasiswa pascasarjana astronomi dan astrofisika di University of California, Santa Cruz (UCSC) Tenley Hutchinson-Smith, mengatakan banyak orang beranggapan objek luar angkasa yang memantulkan cahaya membuat langit pada malam hari menjadi sangat terang.
"Tapi sebaliknya, itu (ruang angkasa) benar-benar sangat gelap," ujarnya dilansir dari Live Science, Sabtu (26/6/2021).
Baca juga: CEK FAKTA Cak Imin Bertemu Prabowo Subianto usai Pilpres 2024, Narasi yang Viral: Saatnya Membangun
Hutchinson-Smith menuturkan, fenomena yang disebut Paradoks Olbers ini bisa dijelaskan menggunakan teori ekspansi ruang dan waktu. Menurutnya, teori tersebut menjelaskan alam semesta berkembang lebih cepat daripada kecepatan cahaya.
Galaksi meregang kemudian berubah menjadi gelombang inframerah, gelombang mikro, serta gelombang radio, yang tidak dapat dideteksi oleh mata manusia.
Oleh karena itu, luar angkasa tampak gelap atau hitam bila dilihat dengan mata telanjang.
"Bintang (di ruang angkasa) memancarkan cahaya dalam semua warna, bahkan warna yang tidak terlihat oleh mata manusia, seperti ultraviolet atau inframerah," kata Miranda Apfel, yang merupakan mahasiswa pascasarjana astronomi dan astrofisika di UCSC.
"Jika kita bisa melihat gelombang mikro, semua ruang akan bersinar," lanjutnya.
Baca juga: CEK FAKTA: Bocah di Madura Coblosi Surat Suara di Luar TPS, Benarkah Targetnya Prabowo-Gibran?
Sementara itu, alasan lain ruang yang ditempati bintang, planet sertja objek lainnya itu tampak gelap ialah karena ketiadaan molekul. Langit yang ada di Bumi memiliki molekul untuk membentuk atmosfer, termasuk nitrogen dan oksigen.
Molekul-molekul ini menyebarkan banyak komponen cahaya tampak, dengan panjang gelombang biru serta ungu dari Matahari ke segala arah, termasuk ke mata manusia.
Akan tetapi, ketika tidak ada materi cahaya bergerak dalam garis lurus dari sumbernya ke penerima.
Pasalnya, wilayah ruang angkasa memiliki partikel yang sangat sedikit, hampir tidak ada apa pun di ruang antara bintang dan planet yang dapat menyebarkan cahaya ke mata. Itulah sebabnya kenapa kita melihat luar angkasa yang gelap dan hitam.
Studi tahun 2021 yang dipublikasikan di The Astrophysical Journal menemukan, bahwa ruang angkasa mungkin tidak sehitam yang diperkirakan para ilmuwan.
Melalui misi New Horizons NASA ke Pluto dan Sabuk Kuiper, para peneliti dapat melihat ruang angkasa tanpa gangguan cahaya dari Bumi atau Matahari.
Tim peneliti memilih gambar yang diambil oleh pesawat ruang angkasa dan mengurangi semua cahaya dari bintang yang diketahui, Bima Sakti, kemungkinan galaksi, serta cahaya apa pun.
Berdasarkan studi tersebut, mereka berasumsi cahaya luar angkasa masih dua kali lebih terang dari yang diperkirakan.
Meski alasan kecerahan luar angkasa ini belum diketahui, melalui studi para ilmuwan meyakini ruang angkasa tidak benar-benar gelap gulita.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Bumi akan menjadi gelap selama tiga hari
ahli astronomi dan astrofisika
berita viral
viral di media sosial
TribunJatim.com
Tribun Jatim
CEK FAKTA Video Ganjar Pranowo Akui Kemenangan Prabowo di Pilpres 2024, Narasi yang Viral: Sombong |
![]() |
---|
CEK FAKTA: Penjelasan KPU dan KPPS soal Surat Suara Tercoblos Paslon 2 di Tuban, Sebut Human Error |
![]() |
---|
CEK FAKTA Cak Imin Bertemu Prabowo Subianto usai Pilpres 2024, Narasi yang Viral: Saatnya Membangun |
![]() |
---|
HOAKS: Prabowo Subianto Akui Kecurangan di Pemilu 2024, Video Asli Sang Capres Terungkap |
![]() |
---|
HOAKS: SBY akan Turun Demo jika KPU Paksakan Kemenangan Prabowo-Gibran, Pernyataan Asli Terungkap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.