Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Internasional

Tabiat Ibu Mertua Bikin Pasutri Cerai Usai 5 Hari Nikah, Menantu Sampai Minta Maharnya Dikembalikan

Kisah pasangan yang bercerai usai lima hari menikah, akibat masalah amplop kawinan. Pasangan ini diketahui sudah menjalin kasih sudah 2 tahun

Editor: Torik Aqua
Freepik.com/8photo
Ilustrasi amplop pernikahan - Pernikahan pasutri ini hanya bertahan 5 hari akibat tabiat mertua 

TRIBUNJATIM.COM - Kisah pasangan yang bercerai usai lima hari menikah, akibat masalah amplop kawinan.

Pasangan ini diketahui sudah menjalin kasih sudah 2 tahun hingga akhirnya memutuskan untuk menikah.

Mulanya pernikahan berjalan lancar-lancar saja.

Hingga di satu momen ada satu orang yang membuat pernikahan ini buyar.

Baca juga: Cerai Setelah 4 Bulan Nikah, Artis Cantik Curhat Diminta Melayani saat Datang Bulan: Aku Ketakutan

Dilansir dari Eva.vn, Rabu (27/3/2024), kisah itu terjadi di Provinsi Ratchaburi, Thailand.

Adalah pria berinisial KN, menikahi BE seorang wanita yang ia kenal sejak 2021 lalu. Dalam perjalanan, hubungan keduanya sering putus nyambung akibat kerap bertengkar.


Namun setelah dua tahun menjadi pasangan kekasih, keduanya memutuskan untuk lanjut ke jenjang lebih serius yakni dengan menikah.

Meski demikian, baru lima hari menikah, pasangan tersebut memutuskan untuk mengakhiri hubungan keduanya dan bercerai.

"Kami berdebat tentang apapun yang berhubungan dengan uang," ungkap pria berinisial KN itu.

Masalah Amplop

Awalnya keluarga kedua belah pihak menggelar pernikahan secara bersama-sama.

Sebelum hari H, pria tersebut berdiskusi dengan keluarga mempelai wanita tentang biaya acara.

Mulai dari tata rias, fotografer, dekorasi dan sebagainya.

Pria tersebut memberitahu ke ibunya BE akan menanggung biaya tersebut.

Namun karena biaya yang habis ditaksir sebesar 40.000 baht (setara 17,4 juta), dia memutuskan untuk membayar dulu setengahnya atau sekitar Rp 8,7 juta.

KN bukanlah pria yang berasal dari kalangan menengah ke atas.

Jadi, dia menyuruh istrinya untuk membicarakan hal ini ke ibu mertuanya.

Dia berencana hanya membayar sedikit uang muka untuk catering dan segala macam kebutuhan untuk hari H, namun sisanya ditutupi dengan uang amplop pemberian tamu undangan nantinya.

Namun semuanya buyar tatkala uang amplop yang dikumpulkan, baik dari undangan mempelai pria maupun wanita, diambil semua oleh ibu mertuanya.

"Ibunya mengambil semua uang pernikahan, jadi kami pun bertengkar karena persoalan ini," kata KN.

Tak cukup di situ, setelah menikah keduanya mengalami konflik lain yakni soal mahar.

Kemudian pasangan ini juga bertengkarterus-terusan soal tempat tinggal.

Saking alotnya, kedua belah pihak membawa kasus ini ke kantor polisi dan berdebat di sana.

Pria itu akhirnya memutuskan bercerai dan ingin mendapatkan kembali mahar yang sudah diberikannya sebesar 202.000 baht (setara Rp 88,2 juta).

Meski demikian, sang istri yang tidak ingin bercerai menjanjikan akan membayar sebesar 50.000 baht (Rp 21,8 juta) saja.

Belum jelas kasus ini bagaimana berakhir, namun menjadi pelajaran bagi pasangan yang sedang mempersiapkan pernikahan maupun yang sudah menikah.

Sebelum menikah, kedua belah pihak harus duduk dan berdiskusi dengan jelas antara satu sama lain bagaimana menyelenggarakan pernikahan keduanya.

Selain itu, pasangan suami istri juga harus jelas dalam hal keuangan, jika tidak maka hal ini dapat menyebabkan keretakan dalam pernikahan.

7 Hal Tentang Uang yang Wajib Diketahui Sebelum Menikah

Menikah merupakan sebuah titik balik penting dalam hidup. Dan setelah menikah, banyak hikmah yang didapat masyarakat tentang kehidupan, termasuk hikmah tentang uang.

Sebelum menikah bahkan setelah menikah, soal uang, pasangan pasti perlu mengetahui 7 hal ini sebagaimana melansir Eva.vn:

- Memahami dengan jelas situasi keuangan dan utang satu sama lain saat masih menjalin hubungan awal untuk menghindari "kekecewaan" di kemudian hari, menyebabkan perselisihan yang sebenarnya tidak perlu.

- Diskusikan rencana keuangan dan rencana investasi masa depan sebelum memutuskan untuk menikah.

- Sebaiknya berdua meluangkan waktu untuk membahas keuangan secara mendalam, misalnya cara mengelola uang, cara mengumpulkan dan membelanjakan dan sebagainya.

- Jangan biarkan pinjaman/utang terlalu mempengaruhi rencana keuangan keluarga. Pada saat yang sama, suami dan istri perlu berdiskusi satu sama lain karena pinjaman akan mempengaruhi rencana pengeluaran bersama.

- Pasangan akan memiliki jumlah uang yang sama untuk digunakan pada pengeluaran bersama, namun juga harus memiliki rekening terpisah.

- Utang dapat menghancurkan hubungan, karena tekanan keuangan dapat mempengaruhi pasangan suami istri.

- Ingat, uang tidak bisa membeli kebahagiaan.


Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved