Berita Viral
Tak Diakui Orangtua karena Difabel, Penjual Gorengan Haru Dapat Uang Donasi, Berjuang Nafkahi Nenek
Kisah anak tak diakui orangtua karena difabel sempat viral di media sosial. Anak itu bernama Jodi. Sehari-hari ia berjualan gorengan.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Kisah anak tak diakui orangtua karena difabel sempat viral di media sosial.
Anak itu bernama Jodi.
Sehari-hari ia berjualan gorengan.
Sejak kecil, Jodi tinggal dengan neneknya yang sudah renta.
Hingga kini ia merantau ke Kota Jambi untuk bertahan hidup dan menafkahi sang nenek.
Kisah memilukan Jodi sempat viral dibagikan akun @undercover.id, Sabtu (23/3/2024) lalu, dikutip TribunJatim.com dari TribunJabar.
Akun tersebut juga membuka donasi untuk membantu Jodi.
Kini, tak lama setelah viral nasib mujur pun akhirnya menghampiri Jodi.
Diketahui Jodi mendapatkan bantuan donasi senilai Rp 8 juta dari yayasan Gerak Menebar Kebaikan.
Kabar tersebut terungkap di akun Instagram Gerak Menebar Kebaikan.
Dalam postingan yang dibagikan, terlihat Jodi kedatangan tamu dari yayasan tersebut.
Baca juga: Penjual Tisu Difabel Haru Dagangannya Diborong, Keliling Sambil Gendong Anak, Takut Diajak ke Warung
Dengan wajah terharu dan semringah Jodi tampak menyambut hangat pihak yayasan tersebut.
Ternyata kedatangan yayasan tersebut untuk memberikan bantuan donasi kepada Jodi.
Terlihat bantuan donasi yang didapatkan Jodi tersebut senilai uang Rp 8 juta.
Pihak yayasan itu mengungkap pihaknya menyalurkan bantuan donasi setelah melakukan penggalangan dana donasi di media sosial.
Pihak yayasan itu juga mengungkap bwaha donasi tersebut nantinya digunakan Jodi untuk membantu untuk membantu membayar kontrakan, modal usaha dan sisa nya untuk biaya kebutuhan hidup Jodi kedepan.
Baca juga: Dibuang Ortu Sejak Lahir, Pemuda Difabel Jualan Gorengan Sehari Dapat Rp20 Ribu, Demi Hidupi Nenek
Diketahui sehari-hari Jodi berjuang mencari nafkah demi menghidupi dirinya dan sang nenek yang sudah renta di kampung.
Ada kisah pilu di balik alasan Jodi harus mencari nafkah seorang diri.
Ternyata karena kondisinya yang difabel membuatnya tak diakui orangtuanya sejak lahir.
Akun tersebut membagikan video saat Jodi sedang berjualan gorengan.
Dengan kondisinya yang difabel berjalan tidak normal, Jodi menyusuri jalan menawari dagangannya.
Terlihat Jodi memakai pakaian lusuh.
Ada yang menarik, Jodi mengalungkan papan berisi tulisan kepada pembeli agar tidak takut kepadanya.
“Janga takut, saya cuma jualan gorengan supaya saya bisa terus hidup,” isi tulisannya.
Baca juga: Dulu Viral Nikahi Remaja 16 Tahun, Mariana Wanita 41 Tahun Kini Cerai, Suami 4 Kali Minta Pisah
Tulisan tersebut dia buat agar pembelinya tak takut kepadanya.
Dalam keterangan unggahan diceritakan orangtua tak mau merawat Jodi karena kondisinya yang difabel.
Sejak lahir ia dirawat oleh neneknya, kini sudah renta dan sakit-sakitan di kampung.
Kini, Jodi sudah beranjak dewasa dan merantau ke Kota Jambi untuk mencari rezeki.
Jodi juga berharap dengan merantau dirinya bisa mengubah nasibnya menjadi lebih baik.
Namun hingga kini harapan itu belum juga terwujud bahkan hidupnya justru serba kekurangan.
Jodi hanya bisa bertahan hidup dari berjualan gorengan milik orang lain.
Baca juga: Dulu Ditolak Camer karena Cuma Santriwati, Gadis Jadi Tentara 5 Tahun Kemudian: Masih Ingat Saya Bu?
Untuk makan sehari-hari, Jodi hanya makan nasi, gorengan, dan kecap.
Itu saja ia sudah sangat bersyukur, bisa cukup memanjakan lidahnya.
Hasilnya dari jualan gorengan dan jajanan sekitar 20.000 sehari, atau sekitar 600.000 sebulan.
Itu pun harus ia sisihkan 500.000 untuk membayar sewa tempat tinggal Jodi yang seadanya.
Hal yang memprihatinkan lagi, dengan kondisi yang difabel ternyata pernah suatu waktu Jodi mengalami pengalaman pahit.
Hasil uang jualan gorengannya dirampas saat ia sedang istirahat di sela-sela jualan.
Dengan kondisi fisiknya yang tak mampu melawan, Jodi juga tak mampu berteriak keras.
Ia hanya bisa pasrah dan terpaksa mengganti kerugian tersebut sendirian.
Kisah Haru Lain
Sebuah postingan kisah pemuda memenuhi permintaan terakhir ibunya yang meninggal dunia untuk membacakan talkin, viral di media sosial.
Betapa dirinya terpukul dan merasa terpuruk saat sang ibu meninggal dunia.
"Saya berada di titik terendah dalam hidup ketika saya harus mengucapkan selamat tinggal pada surga saya," tulisnya dalam caption.
Pemuda tersebut bernama Raja Mohd Taufiq Raja ini menceritakan kisah di balik kepergian sang ibu.
Taufiq ini mendapat tugas membaca talkin sesuai permintaan terakhir sang ibu.
Alamarhumah ibu, Sarifah Saibani, menyampaikan permintaan terakhirnya ini sekitar lima tahun sebelum berpulang pada 2 Februari 2024 lalu.
"Video itu direkam oleh teman saa yang datang saat pemakaman ibu saya. Saya membaca talkin tersebut," ujar Taufiq.
Baca juga: Hidup Pilu Para Sebatang Kara Meninggal di Jalan Jasad Ditelantarkan di RS, Tak Terurus oleh Negara
Ini juga menjadi kali pertama Taufiq membacakan talkin.
"Seumur Hidup baru kali ini saya membaca talkin. Saya bukan santri pondok atau tahfiz. Jadi saya tunjukkan teksnya kepada imam terlebih dulu sebelum meminta izin membaca talkin," lanjutnya, seperti TribunTrends kutip dari mStar, Kamis (28/3/2024).
Ketika sang ibu masih hidup, Taufiq juga diminta untuk mengurus jenazahnya.
"Sebenarnya saya melakukan ini atas permintaan ibu ketika masih hidup. Saat sedang ngobrol dengan ibu, beliau memerintahkan agar anak-anak merawat jenazah dan membacakan talkin untuknya," ujar pemuda berusia 30 tahun ini.
Baca juga: Baru Kerja Setahun, ART dan Pacar Culik Anak Majikan Demi Rp50 Juta, Korban Ditelantarkan di Gang
Taufiq sendiri mengaku sulit percaya bahwa sang ibu tidak lagi bersamanya untuk selamanya.
"Ketika ibu saya meninggal di depan saya dan kakak, saya tidak tahan lagi. Saya mulai menyadari bahwa saya sebenarnya tidak punya kekuatan untuk menjadi imam pemakaman."
"Saya melihat (jenazah ibu) dekat bagian depan peti mati, saat itu saya mulai merasa 'tersesat'. Saya tidak bisa menjelaskan rasanya," papar Taufiq.
"Sampai aku menyebut nama ibu saat membaca talkin, aku menangis. Aku baru menyadari bahwa ibu telah tiada. Aku membayangkan tidak akan bisa melihatnya lagi," ujar bungsu dari tiga bersaudara ini.
Ibunda Taufiq sendiri meninggal dunia di usia 60 tahun dan dimakamkan di desanya di Sabak Bernam, Selangor.
Sang ibu diketahui mengidap strok dua tahun lalu setelah ayahnya meninggal pada Juni 2022.
"Setelah bapak meninggal, ibu saya kena stroke separuh badan. Jadi saya dan kakak merawat ibu di rumah. Kondisinya pun semakin baik setelah itu. Hanya saja pada Desember tahun lalu, ibu tiba-tiba sakit lagi karena kolesterolnya 'naik' ke otak," bebernya.
Demi merawat ibu di rumah sakit, Taufiq bahkan sampai hampir resign dari pekerjaannya kala itu.
"Ibu mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Kuala Lumpur sebelum meninggal. Saat itu ibu terbaring di tempat tidur sehingga saya harus merawatnya sepenuhnya. Saya hampir berhenti dari pekerjaan saat itu," ujar Taufiq.
Banyak momen bersama sang ibu membuat Taufiq begitu terpukul.
Terlebih setelah sang ibu pensiun, almarhumah tinggal bersama Taufiq.
"Saya biasa mengajak ibu sarapan sebelum berangkat kerja. Kami biasanya makan sepiring berdua. Pada bulan puasa dan Idul Fitri tahun ini, saya merasa sangat berbeda. Saya baru pertama kali puasa dan akan merayakan Idul Fitri tanpa ibu," kenang Taufiq.
Sejak sang ibu berpulang, Taufiq masih berusaha untuk bangkit.
Ia kini bahkan hanya bisa tidur selama satu jam setiap harinya.
"Saat ibuku di sana, aku masih bisa menggendong dan melihatnya. Tapi sekarang semua sudah hilang. Sejak ibu tiada, saya hanya bisa tidur satu jam setiap harinya. Jadi memang utuh waktu bagi saya untuk terbiasa dengan keadaan ini," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
anak tak diakui orangtua karena difabel
viral di media sosial
penjual gorengan
Jodi
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Kota Jambi
19 Tahun Jadi Nakes, Jumiriah Kecewa Tak Diusulkan PPPK Paruh Waktu, Gaji Rp180 Ribu Sebulan |
![]() |
---|
Tangis Adik karena Kakak Hilang 2 Tahun Lalu Sisa Kerangka di Pohon Aren, Tahu dari Gelang |
![]() |
---|
Peran Oknun TNI Cari Orang untuk Culik Kacab Bank BUMN, Beri Imbalan Penculik Rp45 Juta |
![]() |
---|
UU Anti-Flexing Usulan Ahmad Dhani Dikritik Lita Gading, Dibandingkan UU Perampasan Aset: Mikir! |
![]() |
---|
BKD Sebut Jabatan Baru ASN Korban Surat Pengunduran Diri Palsu Setara, Pegawai Temukan 3 Kejanggalan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.