Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sujud Tangis Guru Honorer 7 Tahun Baru Dapat Gaji Pertama, Penjaga Gerai ATM Terharu, ‘Penantianmu'

Sujud tangis guru honorer 7 tahun baru mendapat gajinya yang pertama akhirnya viral di media sosial, penjaga gerai ATM sampai terharu dibuatnya.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TikTok via TribunSumsel.com
Guru honorer menangis dan bersujud karena akhirnya mendapatkan gaji pertamanya setelah 7 tahun menanti. 

TRIBUNJATIM.COM - Viral video guru honorer sujud syukur sembari menangis saat mengecek di mesin ATM.

Cek saldo ATM, guru honorer itu lantas sembah sujud karena ternyata baru mendapatkan gaji sertifikasinya pertama kali.

Sudah 7 tahun bekerja demi mencerdaskan kehidupan bangsa, guru honorer ini belum pernah mendapat gaji.

Penantian guru honorer menerima gaji sertifikasi kini terbayarkan.

Seperti yang viral di media sosial baru-baru ini, tampak guru honorer tak kuasa menangis haru menerima hak mereka.

Bukan tanpa sebab, sang guru honorer tersebut sudah 7 tahun menantikan gaji sertifikasi itu keluar.

Video momen haru guru honorer menerima gaji sertifikasi pertamanya itu viral dibagikan akun TikTok hiramadona, Jumat (5/4/2024), seperti dikutip Tribun Jatim via TribunSumsel.com

Diketahui momen guru honorer menangis haru mendapatkan gaji sertifikasi itu terjadi di Sumatera Utara.

Dalam video tersebut memperlihatkan seorang wanita berbaju hijau masih mengenakan helm mendatangi sebuah gerai tarik tunai.

Ia terlihat menyerahkan sebuah kartu ATM kepada penjaga gerai tersebut.

Baca juga: Oknum Guru ASN Digerebek saat Mesum dengan Siswinya di Kontrakan, Pasrah Digerebek Warga

Dalam narasi video, wanita berbaju hijau tersebut merupakan seorang guru honorer.

Ia sedang mengecek gaji sertifikasi nya setelah 7 tahun menunggu.

Tampak penjaga gerai tersebut memberi tahukan bahwa guru honorer tersebut mendapatkan gaji tersebut.

Mendengar hal tersebut terlihat reaksi sang guru honorer itu kaget dan menangis haru.

Guru honorer sujud syukur
Guru honorer sujud syukur (Instagram)

Seolah mimpinya menjadi kenyataan, wanita tersebut lantas sujud syukur.

Melihat reaksi guru honorer tersebut, penjaga gerai itu menghampirinya untuk menguatkan guru tersebut.

Sementara guru honorer sujud syukur itu terus menangis tak kuasa menahan rasa haru dan rasa syukurnya.

“Seorang guru honorer yang menunggu gaji sertifikasinya selama 7 tahun akhirnya keluar juga…sehat selalu ya buk,” tulis pengunggah.

Pengunggah juga memberikan keterangan berupa kata-kata penyemangat untuk para guru yang sedang berjuang.

“Perjuangan seorang guru tiada batas,,semoga sukses selalu ibu guru se Indonesia,” tulisnya.

Dalam kolom komentar, pengunggah menyebut guru honorer tersebut menerima gaji sertifikasi pertamanya sekitar Rp 6 juta.

Baca juga: Parodikan Gelang Balenciaga Rp51 Juta, 2 Guru SMA Jadi Sorotan Pakai Lakban: Tidak Boleh Sombong

Kini, video momen haru guru honorer mendapatkan gaji sertifikasi tersebut menarik perhatian warganet.

Tak sedikit warganet yang mengaku ikut merasakan haru perjuangan dan kesabaran guru honorer tersebut.

“7 THN penantian yg panjang.. guru hebat dan penuh ke ikhlaskan mengajar..” tulis beragam komentar warganet.

“Kami sebagai murid, yg pernah merasakan ketulusan para guru, berharap guru honorer bisa di berikan rejeki melimpah. AMIN” kata akun Pojok Tambang.

"Suamiku jadi guru honorer sudah ada 10 th, Alhamdulillah tahun ini baru lolos sertifikasi" kata Terri olshop.

Belakangan juga viral aksi para murid yang diduga urunan untuk memberikan gurunya THR.

Ilustrasi THR. Perangkat desa dan honorer menjadi golongan kelompok tak dapat THR dan gaji ke-13. Mendagri dan Kemenpan RB jelaskan.
Ilustrasi THR. Perangkat desa dan honorer menjadi golongan kelompok tak dapat THR dan gaji ke-13. Mendagri dan Kemenpan RB jelaskan. (SHUTTERSTOCK/Habib Farindra)

Unggahan soal murid SD patungan beri guru THR salah satunya diunggah ulang akun X @tanyaknrl.

Dalam unggahan itu terlihat sejumlah siswa yang berbaris dan membawa THR berupa makanan dan bahan minuman untuk wali kelasnya.

“THR untuk wali kelas 2A. Semoga berkah,” tulis keterangan dalam foto.

Hingga kini unggahan itu pun ditonton lebih dari 1,3 juta kali dan menuai beragam reaaksi warganet.

“Duhhh nanti jadi kebiasaan ya gak sih? Gimana kalo ada orang tuanya yang gapunya ya,” tulis pengunggah.

Lalu, bagaimana tanggapan pengamat pendidikan?

Baca juga: Bos Beri Pegawai THR 2 Bulan Sekaligus dan Libur Seminggu, Dulu Belikan Rumah: Saya Berterima Kasih

Pengamat pendidikan sekaligus CEO Jurusanku.com, Ina Liem menerangkan bahwa tindakan itu adalah salah satu bentuk gratifikasi.

Meski tindakan itu didasari oleh perasaan sukarela, namun ada unsur tekanan sosial yang terjadi dalam kasus tersebut.

Ketika semua anak memberikan barang kepada guru, anak yang tidak memberi dan hanya duduk saja mungkin akan merasa malu.

“Selama ada namanya, atau kelihatan orangnya siapa, meskipun orangnya mengatakan kalau hal tersebut merupakan bentuk terima kasih, itu merupakan gratifikasi,” ungkap Ina saat dihubungi, Selasa (2/4/2024), dikutip dari Kompas.com.

Menurut Ina, dari pihak guru, akan ada rasa "sudah diberi sesuatu" sehingga dapat memicu pilih kasih atau favouritsm secara tidak sengaja.

Ia juga mempertanyakan tujuan orangtua atau wali murid melakukan tindakan tersebut.

Baca juga: Aksi Viral Siswa Berbaris Beri Wali Kelas THR Tuai Pro Kontra, Pengamat Pendidikan Ingatkan 1 Hal

Ina berpendapat terkadang ada orangtua atau wali yang ingin merasa anaknya mendapatkan posisi 'aman' di dalam kelas.

Posisi “aman” yang dimaksud juga mempunyai motif yang beragam, seperti mendapatkan nilai yang baik, menaikkan nilai, atau mengikutsertakan anak untuk lomba.

Jadi, orangtua atau wali nantinya akan bertindak membaik-baikkan tenaga pendidikan yang bertugas untuk memberikan nilai kepada anaknya.

“Selama ada tujuan seperti itu dari orangtua, mereka akan selalu menemukan kesempatan untuk melakukan hal tersebut, seperti hadiah untuk kenaikan kelas, hari raya, atau lainnya,” ujar Ina.

Ina melanjutkan, apabila nantinya dinas terkait karena memberikan hukuman karena viralnya video itu, hal tersebut tidak akan berdampak signifikan.

Hal-hal kecil semacam itu seharusnya dihilangkan secara bertahap, bukan langsung dihilangkan begitu saja.

“Ya memang kita tidak bisa menyangkal ya, kalau di Indonesia budaya memberi dan berterima kasih ini sangat kuat. Kalau langsung larangan bisa dianggap ekstrem di Indonesia,” katanya.

Terkait dengan adanya kemungkinan alasan gaji yang rendah, Ina berpendapat bahwa tindakan tersebut juga kurang tepat.

Apabila ada permasalahan gaji yang kurang mencukupi, idealnya guru yang merasakan hal tersebut meminta kepada kepala sekolah untuk mengorganisir kegiatan secara bersama-sama.

“Misal ada guru honorer dengan gaji yang tidak layak dan orang tua siswa ingin berterima kasih karena ingin memberi lebih, kalau bisa diorganisir dan sifatnya bukan paksaan,” terangnya.

Baca juga: Uang THR Cair, Toko Emas di Bojonegoro Diserbu Emak-emak Jelang Lebaran, Ramai Tukar Tambah Gelang

Kemudian Ina menerangkan bahwa masih ada solusi lain untuk mencegah adanya gratifikasi di lingkungan sekolah.

Ia mencontohkan, sebagai ungkapan rasa terima kasih, mungkin sekolah bisa melakukannya secara kolektif dan tidak bersifat individu.

Nantinya, para siswa yang ingin memberikan, akan meletakkannya begitu saja di dalam kardus.

Apabila sumbangan tersebut berupa uang, siswa dapat diminta untuk memasukkannya ke dalam amplop tanpa nama.

“Kalau kolektif seperti ini jadi lebih baik, siapa saja mau menyumbang boleh. Dan itu nanti akan dibagikan secara merata ke para pendidik,” tuturnya.

Menurut Ina, solusi seperti ini lebih mengedepankan rasa berbagi karena tidak ada identitas (anonim) dan antar pendidik pun tidak ada rasa kecemburuan.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved