Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Bu Guru Digaji Rp500 Ribu Setahun, Tulus Ngajar Tak Pernah Protes Bayaran Kecil, Kepsek Kagum

Kisah guru digaji cuma Rp500 ribu setahun ini viral di media sosial. Iapun mengaku tak masalah digaji kecil terpenting anak-anak sekolah.

KOMPAS.com/Gery Lotulung dan Ahmad Dzulviqor
Kisah guru digaji cuma Rp500 ribu setahun ini viral di media sosial. Iapun mengaku tak masalah digaji kecil terpenting anak-anak sekolah. 

Para guru harus mengajar semua mata pelajaran, dan memastikan anak didik mereka mengikuti semua kurikulum yang diharuskan.

‘’Jadi miris rasanya melihat anak-anak trans yang begitu semangat belajar, tapi karena fasilitas dan SDM kurang memadai, mereka harus ‘dikorbankan’."

"Membiarkan mereka tidak mengenyam pendidikan seperti anak-anak seusianya, rasanya kita berdosa,’’ kata Elin lagi.

Baca juga: Parodikan Gelang Balenciaga Rp51 Juta, 2 Guru SMA Jadi Sorotan Pakai Lakban: Tidak Boleh Sombong

Hanya terima upah Rp 500.000 setahun

Akibat namanya tidak masuk dalam Dapodik, upah Elin mengajar pun menjadi tidak menentu.

‘’Tahun 2022 saya dibayar Rp 1 juta setahun, tahun 2023 saya dibayar Rp 500.000 setahun."

"Itulah suami saya selalu menyuruh saya berhenti. Tapi saya bilang ini keinginan saya dan minta pengertian dia supaya saya bisa terus mengajar,’’ imbuh dia.

Elin mengaku tidak mempermasalahkan besaran upahnya.

Ia hanya ingin anak-anak transmigrasi terus mengenyam pendidikan, bahkan hingga jenjang perguruan tinggi.

Setiap kali mengajar, Elin membawa serta anaknya. Ia tak pernah bosan ataupun merasa capek, ketika memberikan materi ajar bagi anak didiknya.

‘’Saya lakukan semua yang bisa saya lakukan. Yang penting, anak-anak bisa terus belajar dan memiliki bekal untuk meraih cita-citanya,’ ’lanjut dia.

Potensi anak-anak di Sebakis, meski berada di daerah terisolasi dan serba terbatas, tak kalah dengan anak-anak di kota.

Yang dibutuhkan, hanya sarana juga akses pendidikan layak, di mana urusan tersebut, menjadi kewajiban Pemerintah dan Negara.

Keteguhan dan keinginan sosok seperti Elin untuk menjadi guru, dikuatkan dengan keputusan ia melanjutkan pendidikan di STIT Ibnu Khaldun, Nunukan.

‘’Untuk menguatkan kompetensi dan terus menambah ilmu, saya menyelesaikan studi saya. Saya menghadap dosen karena saya harus mengajar anak-anak, kadang sebulan masuk empat kali saja,’’ tutur dia.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved