Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Penyapu Koin Dapat Rp50 Ribu Sehari Meski Pertaruhkan Nyawa, Pilu Tiap Lebaran Makin Menurun

Cuma bekal sapu, warga berdiri di sepanjang jalan untuk berebut koin yang dilempar para pengendara yang melintas.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
YouTube/KANG DEDI MULYADI CHANNEL
Para penyapu koin di jalan Pantura, Indramayu 

Tak hanya itu, kini Pantura sudah tak seramai dulu karena dibangunnyaa Tol Cipali.

Di tempat lainnya, KDM bertemu dengan penyapu jalanan bernama Raniti.

Ia memintanya untuk naik ke mobil menceritakan pengalamannya selama menjadi penyapu koin.

"Kalau yang kecelakaan sih sering, setiap tahun banyak," ujar ibu yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani tersebut.

"Kalau saya selalu hati-hati, kalau terlalu tengah uangnya saya biarkan, takut ketabrak, mungkin bukan rezeki saya," lanjutnya, melansir Tribun Jabar.

"Kemarin kan sempat ditertibkan sampai dikejar-kejar, diambil sapu-sapunya. Sekarang selama Lebaran belum ada penertiban lagi," katanya.

Tradisi penyapu koin bertaruh nyawa di Pantura, Indramayu, yang bikin Dedi Mulyadi ngeri
Tradisi penyapu koin bertaruh nyawa di Pantura, Indramayu, yang bikin Dedi Mulyadi ngeri (via Tribun Jabar)

Sebelum turun dari mobil, Dedi Mulyadi meminta Raniti untuk melemparkan uang receh yang ia dapat sebelumnya kepada para penyapu koin.

Uang tersebut pun kemudian diganti Dedi Mulyadi dengan jumlah yang lebih besar.

Sementara itu KDM menilai, tradisi yang bermula dari tolak bala tersebut sangat membahayakan.

Namun hal itu telah menjadi kebiasaan, sehingga meski berulang kali ditertibkan, akan terus muncul lagi.

"Ini tradisi yang mengerikan juga. Tapi sekarang agak mending karena ada tol, jadi relatif kendaraan lebih landai, tidak seperti dulu lagi," ujar KDM.

Baca juga: Sosok Penjual Sate Aci Gratiskan Dagangan Tiap Hari Buat Anak Yatim Piatu, Nangis Ungkap Harapan

Hingga kini ada dua versi yang diungkapkan para penyapu koin terkait asal tradisi tersebut.

Versi pertama menyebutkan, legenda melempar koin di Jembatan Lewo untuk menghindari hal buruk.

Konon jembatan tersebut menyimpan kisah mistis kembar Saedah dan Saini yang menjelma menjadi buaya putih dan pohon bambu.

Versi kedua adalah kecelakaan bus di sekitar lokasi yang menewaskan puluhan transmigran asal Boyolali yang akan berangkat ke Sumatera Barat pada tahun 1974.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved