Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony: Semua Pihak Harus Bergerak

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Masalah banjir di Surabaya harus dihadapi dengan cara menggerakkan semua pihak untuk bergerak bersama. Semua bersinergi untuk bersama melawan banjir. 

Menurut Wakil Ketua DPRD Surabaya A Hermas Thony, tidak bisa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sendirian yang berjuang menanggulangi banjir. Terutama, masyarakat harus berperan aktif menjaga saluran air tetap lancar.

Semua harus dimulai dari kampung. Dari saluran air di seluruh kampung. Kalau satu kampung itu salurannya mampet akan menjadi gambaran bahwa kampung yang lain juga sama.

Kunci agar tidak ada genangan air, adalah saluran air harus lancar hingga ke laut

Baca juga: Rencana Taman Remaja-THR Jadi Lokasi Konser Internasional, Pemkot Surabaya dan Investor Kaji Konsep

Langkah yang harus diambil dalam penanganan banjir perkotaan adalah, pertama, seberapa banyak air yang datang saat musim hujan. Kedua, berapa banyak air saat musim hujan harus ditahan di lingkungan untuk memenuhi kebutuhan lingkungan.

Ketiga, seberapa banyak saluran air yang harus disediakan agar air bisa jalan nyaman ke muara laut.

Dalam analisisnya, banjir perkotaan di Surabaya bukan karena alam. Tapi lebih karena mampetnya saluran air. Bahkan AH Thony mencatat 60 persen banjir di Surabaya karena faktor saluran air tersumbat sampah. 

Baca juga: Wali Kota Eri Siap Naikkan Tambahan Penghasilan Pegawai PPPK Pemkot Surabaya hingga Rp6 Juta di 2025

Masyarakat kadang tidak sadar akan kesalahan yang dilakukan.

Mereka cenderung menyalahkan pemerintah. Sementara saluran air di Surabaya itu sudah ada sejak zaman Belanda. Pemkot juga telah menempatkan infrastruktur penanganan banjir menjadi prioritas pembangunan.