Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Persebaya Surabaya

Perjalanan Ghea Menjadi Bonita, Rela Tunggu Enam Tahun untuk Bisa Nribun Saksikan Langsung Persebaya

Perjalanan Ghea menjadi seorang Bonita, rela menunggu enam tahun untuk bisa nribun menyaksikan langsung pertandingan Persebaya Surabaya.

Penulis: Khairul Amin | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com/Dok Pribadi
Bonita bernama Ghea Jasmine Putri P saat memberi dukungan pada Persebaya Surabaya, 2024. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Khairul Amin

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ghea Jasmine Putri P memiliki jalan unik menjadi seorang Bonita, suporter wanita Persebaya Surabaya.

Banyak pengorbanan yang diberikan, juga penuh kesabaran.

Bahkan, dara 17 tahun tersebut harus menunggu hingga lebih dari lima tahun agar bisa nribun untuk Persebaya.

Dara yang akrab disapa Ghea itu sejatinya sudah sejak di bangku sekolah dasar menyukai Persebaya dan menjadi Bonita.

Itu tidak lepas dari pekerjaan ayahnya yang bersinggungan langsung dengan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, yakni menjadi salah satu petugas.

Kecintaan pada ayah dan Persebaya berjalan selaras.

"Berhubung saya ini bisa dikategorikan anak dari strict parents (orang tua yang kaku), butuh waktu 6 tahun untuk bisa nribun," kata Ghea diimbuhi ketawa saat mengawali cerita pada Tribun Jatim Network, Selasa (23/4/2024).

Dara asal Driyorejo, Gresik, itu memahami ketatnya pengawasan orang tuanya.

Hal itu karena orang tuanya khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sempat ada pikiran untuk melanggar, nekat nribun tanpa sepengetahuan orang tua, tapi niat tersebut diurungkan.

"Tetep restu orang tua nomor satu," ucap anak kedua dari tiga bersaudara itu.

Kesabaran Ghea membuahkan hasil, saat mulai duduk di bangku SMA, ia diperbolehkan nribun dengan pesan khusus dari orang tua.

Baca juga: Persebaya vs Bali United, Bajul Ijo Berambisi Sapu Bersih Dua Laga Sisa, Siapkan Tim Lebih Baik

"Boleh jadi suporter, 'tapi ingat mbak sudah dewasa, tetap santun dan sopan dalam tindakan dan tutur kata, masih ada cita-cita yang harus diwujudkan,'" kata Ghea menirukan pesan orang tuanya.

Bayangan tentang keseruan menyaksikan langsung tim kebanggaannya yang sudah lama diimpikan akhirnya tumpah ruah begitu Ghea tiba di Stadion GBT Surabaya.

Paling ditunggu adalah saat menyanyikan anthem Persebaya, Song for Pride.

"Jujur saking sayangnya saya dengan Persebaya, tiap kali 'Song for Pride,' ada rasa tersendiri dalam hati saya yang bikin merinding dan terharu," ucap siswi kelas XII SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik tersebut.

Ghea kecanduan nribun untuk Persebaya.

Ia selalu menyempatkan waktu di tengah kesibukan mengenyam pendidikan.

Ghea tidak menyangkal sempat ada kekhawatiran saat nribun.

Selain imbas Tragedi Kanjuruhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, bayang-bayang kisah kelam Bonek di masa lalu menjadi alasan lain.

"Tapi saya yakin, menjadi manusia tidak boleh melihat dari sisi negatifnya saja, sisi positifnya juga harus dilihat, seperti perjuangan Bonek/Bonita mendukung kebanggaannya berlaga dimanapun," ungkap Ghea.

Kebanggaannya menjadi Bonita semakin melekat setelah Bonek saat ini sering melakukan aksi sosial.

Bahkan saat terjadi pandemi Covid-19, Bonek ikut andil digandeng pemerintah untuk memerangi wabah tersebut.

"Pengalaman ini, saya menjadi tahu apa arti suporter sejati. Dan mencintai tim kebanggaan. Now i believe football is true love (sekarang saya percaya sepak bola adalah cinta sejati)," kata Bonita yeng memfavoritkan Ripal Wahyudi tersebut.

Karena kecintaan yang mendalam, Ghea berharap Persebaya bisa terus berprestasi, bangkit dari keterpurukan yang dihadapi saat ini.

"Semoga ke depannya semakin berjaya dan berprestasi di kompetisi nasional maupun internasional. Semakin dicintai Bonek," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved