Berita Viral
Istri Syok Kepala Bayinya Terputus saat Persalinan, Tertinggal di Rahim, Suami Lemas: Anak Pertama
Istri syok melahirkan anak pertama tanpa kepala viral di media sosial. Ia tak menyangka bayi yang ia kandung 9 bulan itu meninggal tak wajar.
TRIBUNJATIM.COM - Istri syok melahirkan anak pertama tanpa kepala viral di media sosial.
Ia tak menyangka bayi yang ia kandung 9 bulan itu meninggal tak wajar.
Sang suami ikut lemas melihat keadaan anaknya dan hanya bisa terdiam tak tega melihat kondisi sang istri.
Insiden ini terjadi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
MS (36) hanya dapat menangis pilu ketika tau kepala bayinya sempat tertinggal di rahim saat melahirkan di RS Banjarmasin.
MS mengaku jika dirinya mengalami syok tau kondisi sang bayi tewas dengan kepala putus saat melahirkan.
Baca juga: Merry Ngira Bayi Lily Anak Kucing Nagita Slavina, Niat Majikan soal Adopsi Dikuak: Harus Persetujuan
Diketahui jika MS harus melahirkan secara normal dengan kondisi bayi yang sungsang atau terbalik dari keadaan seharusnya.
Saat itu MS mengejan dengan sekuat tenaga untuk melahirkan bayinya.
Namun saat itu, kepala bayi tersebut rupanya terputus dan masih tertinggal di dalam perut MS.
MS awalnya tak mengetahui kondisi sang bayi.
Sampai akhirnya, beberapa tenaga medis tersebut menggunakan alat vakum dan berhasil mengeluarkan kepala bayi yang tertinggal.
Sebelum kepala bayi itu dikeluarkan, MS sempat meminta duduk untuk istirahat.
Saat duduk, di depannya ia melihat badan bayi yang baru saja dilahirkannya. Tanpa kepala.
“Saya tidak bisa ngomong. Perasaan campur aduk. Sementara kepalanya masih di dalam perut,” ucapnya, dikutip dari Tribun Sumsel pada Minggu (28/4/2024).
Kemudian tenaga medis terus memintanya untuk mengejan agar kepalanya bisa keluar.
“Dicari-carinya kepala bayi itu. Sementara saya sudah tidak kuat lagi mengejan,” jelas MS lagi.
Di lain sisi, suaminya yang terus mendampingi MS saat prosesi persalinan berlangsung melihat bayi tersebut sudah ke luar.
“Itu tidak lama setelah istri saya diminta mengejan. Bayi akhirnya keluar, jenis kelaminnya laki-laki. Saat saya lihat, dikira itu bagian pantatnya. Tapi ternyata kepala bayinya tidak ada.
Saya hanya bisa terdiam, di lain sisi tak mau istri langsung mengetahuinya," timpal suami MS, HS yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh lepas.
Usai dilakukan proses persalinan dengan kondisi kepala bayinya yang terpisah dari badan, menurut suami-istri itu, pihak rumah sakit tak menjelaskan apa-apa sampai saat ini.
Dari IGD, MS segera di rawat inap dan dipindah ke ruangan.
Kemudian keesokan harinya, Senin, 15 April 2024, MS malah diminta pulang oleh perawat jaga.
“Saya padahal masih pusing, badan masih lemas. Tapi perawat meminta pulang karena sudah aman katanya,” tutur MS yang baru melahirkan bayi pertama dari suaminya, HS.
Bahkan permintaan perawat itu menurut MS terkesan kasar.
Ia dipaksa harus bisa dan harus kuat.
“Aku pang dijahit juga, sampai area pantat lagi,” kata MS meniru perkataan perawat yang memintanya keluar itu.
Baca juga: Ibu Curiga Bayi 7 Bulannya Tak Ngompol Lagi, Marah Tahu Ulah Babysitter, Kebohongan Besar Terungkap
Ia bersama suaminya pun terpaksa ke luar dari rumah sakit karena diminta oleh salah perawat di sana.
Sementara jenazah bayi, kepalanya sudah dijahit ke badannya dan disemayamkan di dekat rumah orangtuanya.
Selama di rumah, MS merasakan perasaan campur aduk.
Ia tak rela bayi yang dikandungnya selama sembilan bulan lahir dalam keadaan tragis dan meninggal dunia.
Bahkan tanpa penjelasan sama sekali dari pihak rumah sakit.
“Sedih, menangis dan terbayang terus. Akhirnya pada Jumat, 19 April, saya dan suami memutuskan melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian,” katanya.
Keluarga korban yang beralamat di Basirih, Banjarmasin Barat melaporkannya ke Mapolresta Banjarmasin pada 19 April 2024.
Saat divisum, dokter mengatakan kepada MS bahwa jahitan di area kewanitaannya terbuka dan terkesan dijahit sembarangan.
MS diminta dokter untuk rawat inap di rumah sakit kepolisian itu.
Beruntungnya, RS Bhayangkara bisa menerima pasien Kartu Indonesia Sehat.
Jahitan yang terbuka itu pun kembali dijahit ulang oleh tenaga medis di Rumah Sakit Bhayangkara.
Sampai saat ini, pihak rumah sakit sama sekali tidak menghubungi MS, semata-mata sebagai itikad baik untuk menjelaskan kenapa hal itu terjadi pada almarhum bayinya.
Menurutnya, kepolisian sudah memanggil beberapa pihak di rumah sakit untuk dimintai keterangan.
Begitupun ia dan suaminya.
Ada keterangan dari pihak rumah sakit yang didengar MS berbeda dengan yang ia alami.
“Mereka mengatakan bahwa bayi itu sudah meninggal, delapan jam sebelum proses melahirkan itu berlangsung. Padahal, saat saya datang ke Ulin, detak jantung bayi itu masih ada,” ungkap MS.
Ia tidak terima atas kejadian yang ia alami itu.
Ia merasa prosesi persalinan yang dilakukan tenaga medis di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin terkesan sembarangan.
"Kalau meninggal biasa saja saya tak masalah," tukasnya.
Begitupun dengan suaminya, HS yang merasa jengkel atas kejadian tersebut.
MS kini hanya bisa pasrah kehilangan calon bayi pertamanya untuk selama-lamanya karena diduga adanya malapraktik.
"Ini anak pertama saya. Di kira sehat aja pas lahir, rasanya senang. Eh ternyata malah begini,” pungkas dengan nada kecewa.
Sementara itu sebelumnya diketahui jika MS melakukan persalinan di rumah sakit milik pemerintah di Kota Banjarmasin pada 14 April 2024 pukul 04.00 Wita.
Saat itu bayi yang dikandung MS posisi kepalanya ada di atas (sungsang).
Diketahui sejak usia kehamilannya sudah mencapai tujuh bulan.
“Dari awal kehamilan, saya selalu memeriksakan kesehatan kehamilan ke dokter di Rumah Sakit Sultan Suriansyah. Sejak usia kehamilan di tujuh bulan, bayi dalam kandungan sudah sungsang. Dokter menjelaskan prosesi persalinan harus dilakukan melalui operasi,” kata MS di kediamannya, Jumat (26/4/2024), dilansir dari Banjarmasin.com, .
Di pekan ke-34 atau delapan bulan setengah usia kehamilannya, kantung ketuban MS pecah lebih dini dari orang normal pada umumnya.
“Pergilah kami ke Rumah Sakit Sultan Suriansyah. Ternyata penuh. Ya sudah, kami pun pergi ke Rumah Sakit Ulin,” ujarnya.
Sesampainya di IGD Rumah Sakit Ulin, MS yang hanya didampingi suaminya segera diberi tindakan oleh tenaga medis di sana. Pemeriksaan medis pun dilakukan di IGD tersebut.
Hingga diketahui posisi bayi dalam keadaan sungsang, sementara bukaan sebelum kehamilan sudah lengkap.
Tanpa ada konfirmasi ke MS maupun HS apakah harus dilakukan operasi atau tidak.
Beberapa tenaga medis, yang menurut suami-istri itu mengenakan baju biru dan terdapat tulisan dokter muda itu, langsung mengambil tindakan untuk melakukan proses persalinan secara normal.
“Jadi saat itu memang tak ada konfirmasi apakah di operasi atau tidak. Bahkan diminta tanda tangan untuk dilakukan penindakan pun tidak. Hanya saja mereka bilang, bayi ini kalau sudah keluar tidak menangis,” ungkap pasien yang menggunakan Kartu Indonesia Sehat itu.
Penjelasan Polisi
Sampai saat ini lanjutnya, Sat Reskrim Polresta Banjarmasin membentuk tim untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Beberapa saksi katanya sudah dimintai keterangan, sembari kepolisian terus berjalan mengambil keterangan lain, baik dari pihak rumah sakit maupun dokter yang terlibat.
"Betul bahwa Polresta Banjarmasin sudah menerima laporan polisi dari keluarga korban terkait adanya dugaan tindak pidana malapraktik di salah satu rumah sakit di Banjarmasin,” ucap Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin Kompol Thomas Afrian, Kamis (25/4/2024), dilansir dari Banjarmasin Post.
Diungkapkan, saat itu posisi bayi sungsang (kondisi ketika posisi kepala janin di dalam kandungan tetap berada di atas), namun demikian tetap dilakukan prosesi persalinan.
Hingga entah bagaimana, kepala bayi tersebut malah tertinggal di dalam perut ibunya.
"Bayinya meninggal dunia. Sementara sang ibu kini di rawat di Rumah Sakit Bhayangkara," ungkap Thomas.
Perempuan 38 tahun itu trauma setelah mengalami insiden yang tak disangka-sangka ketika hendak melakukan prosesi persalinan di IGD rumah sakit milik pemerintah itu.
"Ini anak pertama saya. Di kira sehat aja pas lahir, rasanya senang. Eh ternyata malah begini,” pungkas dengan nada kecewa.
Beberapa saksi katanya sudah dimintai keterangan, sembari kepolisian terus berjalan mengambil keterangan lain, baik dari pihak rumah sakit maupun dokter yang terlibat.
"Saat dilaporkan, memang ada jeda sampai hari Senin. Karena pada saat itu korban dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan perawatan," tambah Thomas.
Respons dari RSUD Ulin
Dugaan malpraktik yang membuat kepala bayi terputus saat prosesi persalinan terjadi di RSUD Ulin Banjarmasin.
Hal tersebut diakui Direktur RSUD Ulin Banjarmasin, dr Diauddin ketika dikonfirmasi Banjarmasin Post sesaat usai Satreskrim Polresta Banjarmasin mengungkap kasus tersebut, Kamis (25/4/2024) malam.
Namun, Diauddin belum bisa memberikan pernyataan lengkap.
Ia meminta agar menunggu proses pemeriksaan dari kepolisian.
“Asas praduga tak bersalah harus diutamakan, jangan sampai ada pemberitaan yang kesannya menghakimi,” ujarnya, Kamis (25/4/2024) malam kepada Bpost.
Diauddin mengakui sebelumnya sudah ada informasi terkait kejadian tersebut.
Tetapi, ia mengklaim saat itu keluarga (korban) sudah bisa menerima penjelasan dari pihak yang bertugas.
"Kita tahunya juga dari kepolisian. Info dari pihak yang jaga sewaktu kejadian, keluarga sudah bisa menerima penjelasan dari pihak yang bertugas. Tidak ini tiba-tiba saja muncul laporan,” tuturnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
viral di media sosial
bayi
Banjarmasin
kepala bayi terputus tertinggal di rahim
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita viral
| Awalnya Jatuh Lalu Diurut, Hasbi Siswa SMA Kini Idap Kanker Tulang, Ibu Ikhlas: Memang Takdir Saya |
|
|---|
| Sekolah Urus Utang Rp 4 Juta Siswa SMP yang Terjerat Pinjol untuk Judol, Keluarga Dapat Modal Usaha |
|
|---|
| Sariyah Kesal Pak Tarno Dikira Ngemis Lagi, Peringatkan Istri yang Lain: Jangan Pakai Baju Pesulap |
|
|---|
| Jufri Bukan Sekedar Ketua RT karena Bisa Bikin Hidup Masyarakat Kaya dan Sehat, Jadi Idola Warganya |
|
|---|
| Nyawa Mak Onah Masih Ada Pasca Longsor Ratakan Rumahnya, Lari ke Kampung Sebelah Selamatkan Diri |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/ibu-syok-kepala-bayinya-terputus-saat-persalinan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.