Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ponorogo

Edukasi Ular Dari Komunitas Volcano Merapi Ponorogo : Jangan Dibunuh, Pindahkan ke Habitat Asli

Suasana di Pendopo Mojo, Desa Sukosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo terlihat ramai. Sesekali ada teriakan setengah ketakutan

TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum
komunitas animal rescue atau penyelamat satwa bernama Volcano Merapi dari Ponorogo melakukan sosialisasi kepada sejumlah warga di Desa Sukosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. 

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Suasana di Pendopo Mojo, Desa Sukosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo terlihat ramai. Sesekali ada teriakan setengah ketakutan.

Ada apa gerangan?

Usut punya usut, komunitas animal rescue atau penyelamat satwa bernama Volcano Merapi dari Ponorogo melakukan sosialisasi kepada sejumlah warga di Desa Sukosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo.

Terlihat anggota Volcano Merapi mengajarkan berbagai jenis ular. Juga melakukan edukasi mana ular berbisa maupun ular tidak berbisa.

Tidak hanya itu, warga juga diajarkan untuk tidak membunuh ular.

Melainkan menangkap dan memindahkan ular ke habitat aslinya di alam.

Tim Volcano merapi melakukan edukasi menangkap ular yang sudah terlanjur masuk kedalam rumah.

Tentu dengan cara aman dan juga membunuh ular tersebut. 

Pantauan di lokasi, ular sanca sepanjang dua meter langsung dijadikan bahan praktek untuk menjinakkan dan menangkap ular

Ada berbagai teknik. Mulai membuat ular lelah sampai membuat ular lengah. “Kami praktikan. Karena ini musim pancaroba. Banyak ular muncul,” ungkap Relawan Volcano Merapi, Sofyan, Senin (29/4/2024).

Baca juga: Sopir Travel Syok Penumpang Dililit Ular Piton dari Paket Kiriman, Marahi Pengirim: Dimana Otakmu!

Ular keluar ketika peralihan musim tersebut ada banyak ular yang mencari mangsa hingga menyasar ke lingkungan warga. Sehingga dilakukan edukasi.

“Banyak warga memilih untuk membunuh ular yang memasuki lingkunganya. Sebenanrnya membunuh ular, dapat memutus rantai makanan yang membuat suatu populasi sperti tikus menjadi meledak,” tegasnya.

Saat ini, warga diberikan edukasi. Mana ular berbisa mana bukan. Lantaran juka tidak memgetahui mana ular berbisa maupun tidak temtu berbahaya.

“Untuk itu agar semua aman, tidak terjadi korban, karena biar bagaimanapun kalau sudah terjadi gigitan auatupun korban, maka akan menjadi bencana sosial,” tegasnta.

Salah satu warga, Ersa Syifa’ul Fadilah, mengatakan bahwa didesanya memang banyak sekali ditemukan ular liar. Terlebih masuk pancaroba.

“Banyak sekali kejadian-kejadian yang mana ular itu masuk ke lingkungan warga. Edukasi ini samgat membantu,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved