Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ngawi

Reaksi Dinkes Ngawi Soal Kasus Cabut Gigi Bungsu Berujung Tewas : Banyak Dokter yang Periksa Korban

Kasus Cabut Gigi Bungsu yang dialami Nira Pranita Asih (31), hingga mengakibatkan meninggal dunia, jadi perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngawi

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Febrianto Ramadani
Kepala Dinas Kesehatan Ngawi dr Yudono dikonfirmasi soal viral kasus seorang wanita cabut gigi bungsu hingga meninggal dunia 

TRIBUNJATIM.COM, NGAWI - Kasus Cabut Gigi Bungsu yang dialami Nira Pranita Asih (31), hingga mengakibatkan meninggal dunia, jadi perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngawi.

Sebagaimana diketahui, kasus tersebut viral di media sosial setelah dibagikan oleh suami almarhumah, Davin Ahmad Sofyan (28), melalui akun pribadi davin a.s.

Terkait upaya yang dilakukan, Kadinkes Ngawi dr Yudono mengaku sudah memanggil pihak pihak terkait, untuk dimintai keterangan.

“Secara kronologi butuh beberapa informasi. Memang betul, pasien tersebut ditangani oleh inisial Dokter Gigi SW. Tapi itu masih belum lengkap karena belum menyampaikan secara detail,” ujar dr Yudono, Kamis (9/5/2024)

Dirinya menambahkan, bukan hanya Dokter Gigi SW yang memeriksa korban. Mengingat, korban beberapa kali pindah dari satu rumah sakit, ke rumah sakit lain.

“Karena berikutnya ada beberapa dokter yang menangani juga, dokter umum, termasuk di Rumah Sakit Dr Oen, disana dirawat sekian lama. Maka dari itu kami harus mendapatkan informasi yang lengkap,” jelasnya.

“Kami juga memanggil dokter gigi dari organisasi profesi PDGI Kabupaten Ngawi, demi mendapat keterangan yang tidak sepotong potong,” imbuhnya.

Yudono membenarkan, jika status Dokter Gigi SW adalah dokter yang berdinas di RSUD Mantingan Ngawi.

Menurutnya, Dokter Gigi SW juga membuka klinik untuk praktik mandiri.

Baca juga: Wanita Meninggal setelah Cabut Gigi Bungsu, Klinik Anggap Bengkak Biasa, Suami: Ternyata Menjalar

Mengenai klinik tempat praktik Dokter Gigi SW, Yudono menyebut sudah lama beroperasi dan tidak ada kendala secara administrasi.

“Akan kami gali informasi dari dokter dokter lain yang ikut menangani, harus kami kumpulkan secara detail karena ada hal seperti ini, masyarakat jadi takut pergi ke dokter gigi,” tuturnya 

“Sebetulnya informasi seperti ini dikomunikasikan dengan baik,Supaya masyarakat luas tidak langsung mengambil kesimpulan bahwa dicabut gigi bungsu bisa mati. Akhirnya jadi takut dan tidak terselesaikan,” tuntas Yudono.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved