Manakah yang Lebih Utama, Kurban Kambing atau Sapi saat Idul Adha? ini Penjelasan Ulama
Idul Adha bisanya identik dengan penyembelihan hewan kurban. Untuk hewan kurban sendiri, umumnya sapi atau kambing. Namun, manakah yang lebih utama?
TRIBUNJATIM.COM - Idul Adha bisanya identik dengan penyembelihan hewan kurban.
Adapun Hari Raya Idul Adha 2024 ini jatuh pada 17 Juni mendatang.
Untuk hewan kurban sendiri, umumnya sapi atau kambing.
Meski begitu, menurut KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha sekaligus Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan jika diminta untuk memilih, ia memilih berkurban kambing dibandingkan sapi.
"Menurut pendapat saya kayaknya memang kalau sama-sama, tujuh orang dengan satu sapi dibandingkan satu orang satu kambing, saya lebih ikut pendapat yang mengatakan lebih baik milih kambing," ungkap Gus Baha, dikutip dari Tribun Bengkulu pada Rabu (5/6/2024).
Pendapat yang disampaikan oleh Gus Baha itu juga merupakan pendapat mayoritas ulama.
Baca juga: Bacaan Niat Kurban untuk Diri Sendiri dan Orang Lain, Lengkap Doa Ketika Hewan Kurban Disembelih
Pendapat tersebut telah termasuk di dalam kitab-kitab klasik yang membahas tentang fiqih.
Tak hanya itu saja dalam sejarah kurban diceritakan tentang peristiwa kurban Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, Allah mengganti Nabi Ismail dengan kambing, bukan hewan lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa kambing lebih dipilih Allah.
"Dalam kitab-kitab fiqih, memang kambing lebih utama dibandingkan sapi. Dalam banyak pendapat ulama. Alasannya lebih privat," terang Gus Baha.
Logika sederhana Gus Baha, jika kambing tidak lebih baik dari hewan lain, maka tentu Allah tidak mengganti Nabi Ismail dengan kambing ketika peristiwa kurban tersebut.
Kurban seekor kambing untuk satu orang juga menandakan sikap ksatria.

Tidak bergantung kepada yang lainnya.
"Andaikan di sana ada hewan yang lebih baik, tentunya Allah milih selain kambing. Ini alasannya ulama kalau di kitab-kitab fiqih memang kambing lebih utama ketimbang sapi, alasan lainnya lebih privat," tegas Gus Baha.
Tidak hanya itu, kata Gus Baha, Rasulullah juga berkurban kambing sehingga dari kisah tersebut banyak ulama yang berpendapat lebih memilih kambing untuk kurban dibandingkan hewan lainnya.
Namun, sikap Nabi dan pendapat para ulama tentang keutamaan kurban kambing tersingkir oleh sikap gaya-gayaan kehidupan masyarakat.
Ada juga yang beralasan karena daging kambing membuat darah tinggi naik dan efek samping lainnya.
Padahal menurutnya, jika daging kambing dimakan dalam batasan tertentu tidak menimbulkan efek samping.
Baca juga: Daftar Harga Hewan Kurban Idul Adha 2024 Standar hingga Premium di Baznas, Dompet Dhuafa, Shopee
Dampak dari sikap masyarakat tersebut tidak biasa, banyak masyarakat yang awalnya kurban kambing sendirian berubah kurban sapi dengan cara iuran bersama temannya.
Padahal sebelumnya kurban kambing.
Banyak juga masyarakat yang tidak mau menerima daging kambing karena alasan kesehatan.
"Semenjak ada gaya-gayaan, di daerah kami semenjak banyak pegawai negeri, orang mapan atau orang kelas menengah, itu menganggap kambing sebuah problem, karena darah tinggi. Ini membuat daging kambing itu susah dibagikan. Semenjak itu mulai ada tren iuran sapi, jadi yang terus menjadi ragu itu ya itu," jelas Gus Baha.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
Tampang Bu Kades Senyum Lebar Meski Jadi Tersangka Korupsi Rp 500 Juta, Bangunan Posyandu Dijual |
![]() |
---|
Dua Motor di Kos Mojokerto Raib dalam Semalam, Aksi Kawanan Pelaku Terekam CCTV |
![]() |
---|
Si Jago Merah Melalap Dua Ruko di Pasar Mungkung Nganjuk, Pemilik Rugi Ratusan Juta Rupiah |
![]() |
---|
Tak Hanya Papua, Wapres Gibran juga Siap Jika Ditempatkan di IKN: Menunggu Perintah |
![]() |
---|
Curi Kotak Amal Musala Pasar, Oknum Pegawai PPPK Dishub Bojonegoro Babak Belur Dihajar Massa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.