Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Mengerjakan Puasa Arafah Tapi Belum Puasa Qadha Ramadan, Mana yang Didahulukan? ini Penjelasannya

Manakah yang didahulukan, membayar utang puasa (qadha) atau puasa Arafah? berikut penjelasannya.

Islamic Landmarks
Bukit Arafah. Kaum muslimin yang tidak sedang berwukuf di Arafah pun disyariatkan beribadah sebagai gantinya dengan berpuasa satu hari saat kaum muslimin yang berhaji wukuf di Arafah, yaitu puasa Arafah. 

TRIBUNJATIM.COM - Berdasarkan kalender Hijriah, puasa Arafah 9 Zulhijah 1445 H ini jatuh pada Minggu 16 Juni 2024.

Adaun mengerjakan puasa Arafah merupakan amalan yang sayang dilewatkan.

Pasalnya puasa Arafah termasuk amalan yang dinilai istimewa bagi umat muslim.

Pelaksanaan puasa ini terjadi saat para jemaah haji beribadah berkumpul berwuquf di Arafah.

Sementara itu kaum muslimin yang tidak sedang berwukuf di Arafah pun disyariatkan beribadah sebagai gantinya dengan berpuasa satu hari saat kaum muslimin yang berhaji wukuf di Arafah, yaitu puasa Arafah.

Keutamaan puasa Arafah dapat menghapus dosa tak hanya satu tahun.

Baca juga: Idul Adha 17 Juni 2024, Kapan Puasa Tarwiyah Mulai Dikerjakan? Simak Tanggal dan Bacaan Niat

Akan tetapi juga menghapus dosa tahun sebelum dan tahun sesudahnya.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis shahih.

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

Rasulullah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau bersabda: “Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.” (HR. Muslim).
 
Karena keutamaan itulah tak heran jika kaum muslim meninggalkan puasa Arafah ini dinilai disayangkan.

Di sisi lain, umat muslim juga bingung ketika akan melaksanakan puasa Arafah ini khususnya bagi yang masih memiliki utang puasa atau belum melaksanakan puasa qadha.

Puasa Arafah
Puasa Arafah (Muslim Welfare House)

Mengingat puasa qadha atau membayar utang puasa merupakan wajib ditunaikan.

Sementara itu puasa Arafah hukumnya sunah muakad (sangat dianjurkan).

Maka timbul pertanyaan, lantas bagaimana hukumnya jika mengerjakan puasa Arafah tapi belum puasa qadha atau belum membayar utang puasa?

Manakah yang didahulukan, membayar utang puasa (qadha) atau puasa Arafah?

Timbul lagi pertanyaan bolehkah menggabungkan niat puasa qadha dan puasa Arafah?
 
Pertanyaan ini dijawab dan dijelaskan Ustaz Adi Hidayat.

Dikutip dari tayangan Instagram pribadinya via Tribun Jabar, Kamis (13/6/2024), Ustaz Adi Hidayat mulanya menjelaskan pandangan pribadinya.

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan secara pribadi ia cenderung menunaikan puasa qadha terlebih dahulu.

Baca juga: 3 Hari Haram Puasa di Bulan Dzulhijjah, Utamakan Puasa Pada 8 dan 9 Dzulhijjah untuk Menghapus Dosa

Menurutnya puasa qadha perlu terlebih dahulu ditunaikan karena hukumnya wajib.

Selain itu kewajiban tersebut terbentang luas dan dapat dilaksanakan kapan saja hingga akhir Syaban.

Meski begitu, Ustaz Adi Hidayat menambahkan ada pula pendapat ulama lainnya.

Pendapat ulama lain ada yang mengatakan tidak ada salahnya bila puasa Arafah meski masih punya utang puasa.

"Ada yang berpendapat karena luas terbentang ya gak apa apa, kalau mau menunaikan puasa sunah yang jatuh waktunya hari tertentu saja seperti Puasa Arafah," ujarnya.
 
Menurut Ustaz berdasarkan pendapat tersebut boleh melaksanakan puasa Arafah.

Sementara itu puasa qadha bisa dilaksanakan di hari-hari selanjutnya.

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bila puasa qadha lebih diutamakan.

Hal ini berkaitan dengan kesempatan dan adanya waktu kematian.

Baca juga: Jadwal Puasa Tarwiyah dan Arafah 2024, Disertai Keutamaan 10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah 1445 H

Menurutnya, selagi ada kesempatan maka puasa wajib lebih diutamakan.

Selain itu adanya kematian menjadi faktor bahwa utang baiknya disegerakan.

"Kita melihat ada bentangan kesempatan puasa, betul, tapi kan kematian gak bisa ditentukan, kematian itu sifatnya gaib dan terserah Allah," ujarnya.

Lalu ia juga menjelaskan, bila seseorang niat puasa qadha tapi punya keinginan kuat untuk kerjakan Arafah dan tak mampu mengerjakan karena alasan tertentu yang dibenarkan.

Menurut Ustaz Adi Hidayat, secara syar'i, itu bisa berpeluang mendapatkan pahala juga dari puasa Arafah meski niatnya untuk puasa qadha.

Hal ini diambil dari dalil hadis berikut,

"Jika seorang hamba sakit atau ada seperti orang sakit atau gak mampu melakukan amalan rutin yang biasa dikerjakan (puasa Ramadan) karena kondisi tertentu.

Terus pas bagian qadhanya masuk waktu Arafah, padahal dia rutin Arafah di waktu sebelumya.

Karena gak bisa dikerjakan karena mengqadha puasa Ramadan maka Arafahnya pun tetap dapat bagian.

Sepanjang ada keinginan kuat untuk mengerjakan tapi harus melakukan amalan lebih utama," terang Ustaz Adi Hidayat.

Berikut bacaan niat puasa Arafah dilaksanakan 9 Zulhijah.

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى

"Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala."

Artinya:

"Saya berniat puasa sunah Arafah karena Allah ta'ala."

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved